Rabu, 28 April 2021

Aku dan Kakak Iparku


 

Istriku menyuruh pulang dusun di akhir pekan. Dan kami pun mengawali perjalanan, tiba-tiba handphone istriku berbunyi. Ternyata yang menelepon itu ialah kakaknya yang hendak memberitahukan pun pada hari tersebut akan mengerjakan perjalanan kembali ke dusun halaman.

Bagus ini, bisikku dalam hati. Kakak iparku ialah seorang pemimpin disebuah perusahaan swasta, sementara suaminya bekerja sebagai pembimbing wisata. Mereka telah dianugerahkan 5 orang anak.

Aku lebih suka memanggilnya dengan panggilan kak Diana. Aku paling bahagia saat mengetahui dirinya akan berangjangsana juga ke dusun halaman, sebab aku rindu akan keelokan wajahnya, bakal ku pandang sepuas-puasnya wajah kakak iparku tersebut buat modal dalam bermain nanti dengan istriku.

Melihat wajah kakak iparku, aku terbayang dengan sejumlah bintang film porno barat yang tidak jarang aku tonton. Warna bibirnya yang merah delima, menciptakan aku tak pernah puas guna menatapnya dan hendak sekali kucium bibirnya itu. Dan tidak jarang kali berhayal untuk mengerjakan hubungan intim dengan dia.

Untuk perbandingan format tubuh memang istriku jauh lebih ideal dari tubuh kakak iparku. Tapi yang namanya pria memang tidak bakal puas dengan yang telah dimiliki. Pikiranku juga berlarian tidak karuan, hasrat besar guna menyetubuhi kakak ku tersebut sungguh semakin menggebu-gebu.

Dan kamipun hingga di dusun halaman, tak berselang lama kakak ipar dan keluarganya pun telah sampai. Aku dan istriku merapikan barang bawaan kami satu persatu sampai semua selesai. Terlihat kakak ipar yang baru hingga tadi telah beristirahat didepan televisi, mungkin sebab kelelahan menghadapi perjalanan jauh ini. Mataku tak terlepas selalu memandang wajah sampai tubuhnya yang tertidur di depan televisi. Pikiranku juga tak karuan, sesaat aku melirik kebagian gunung kembarnya yang menjulang tinggi menciptakan nafsu ku semakin kuat.

Akhirnya kulampiaskan nafsu ku terhadap istriku. Kami pun mengawali untuk mengerjakan pertarungan suami istri, aku mengajak istriku guna mengisap kontolku ini. Disaat yang bersamaan aku membayangkan andai yang melakukannya ialah kakak iparku. Oh… desahku dengan nikmat seraya memikirkan kak diana. Hingga kesudahannya air mani ku pun mengalir turun di wajah istriku.

Sesaat lantas istriku juga tertidur lemas dan merasakan permainan tadi. Tapi perasaan tidak cukup puas menghinggap di pikiranku. Malam tersebut hujan tak kunjung reda, mau menyuruh istri guna melakukannya lagi tidak hingga hati sebab terlihat wajah lelahnya dihadapanku. Aku beranggapan sejenak dan memungut rokok ku, kemudian aku melangkah mengarah ke depan lokasi tinggal sekedar untuk mengenyahkan penat hati.

Dinginnya malam tersebut membuat benak ku mulai terasa tenang dan sudah nyaris melupakan mengenai apa yang terdapat dalam benak ku semenjak tadi. Tetapi, tiba-tiba dari belakang bahuku di tepuk oleh seseorang. Dan dengan sigap aku menoleh dan menyaksikan siapa yang sudah menepuk bahuku. Ternyata dia ialah kak Diana, yang sudah dari tadi telah kubayangkan wajah dan tubuhnya guna ku nikmati.

“Doni gak tidur?” , ucap kak Diana.

“Tidak kak, masih hendak menikmati dingin malam ini”, balasku.

Kami juga diam sejenak, sebab kebetulan aku terkejut sebab kak Diana yang sudah memanggilku terlebih dahulu. Sejurus kemudian, kak Diana juga ikut duduk di kursi yang satu lagi seraya berkata,

“Doni, boleh kakak mohon tolong?”

“Kakak hendak minta bantu apa ya?” jawabku.

“Kakak bercita-cita Doni mau membantu kakak, kakak benar-benar paling berharap”

“Sepertinya urgen sekali ya kak, silahkan bicarakan langsung kak”

Kak Diana juga terdiam sejenak, barangkali dirinya sedang memikirkan untuk mengawali dari mana.

“Begini Don, 5 tahun yang lalu, kakak ada terbelenggu perjanjian utang piutang dengan pihak bank. Dan sampai ketika ini kakak masih belum dapat melunasi hutang kakak di bank. Saat ini telah masuk bulan ke 6 kakak tidak menunaikan angsuran. Pihak bank pun sudah menulisi surat guna kakak sejumlah kali. Jika hutang tersebut tak kunjung kakak lunasi, maka agunan yang kemarin kakak kasih ke pihak bank sebagai garansi akan digadaikan”.

Aku juga terdiam dan berpikir, bagaimana metodenya aku menolong kakak iparku ini. Aku pun bertanya apakah memang benar yang dirundingkan itu, atau hanya akal-akalan nya saja. Tetapi aku coba guna berfikir positif saja.

“Bang Ardi tau kak?”, sambungku memecah kesunyian.

“Suami kakak telah tau mengenai utang itu, namun Bang Ardi tidak tau andai kakak sudah menjaminkan surat tanah ke bank”.

Surat tanah tersebut sudah semenjak lama diamanatkan untuk dipertahankan oleh kak Diana, Jika mertua ku memahami apa yang sudah kak Diana lakukan, maka habislah kak Diana dimarahi oleh mertuaku.

“Aku bicarakan dulu dengan nona ya kak, sebab jumlahnya paling banyak.”

“Doni please, tidak boleh beritahu ke siapapun. Bisa mati kakak nanti, kakak hanya percaya sama Doni seorang saja. Makanya kakak langsung ngomong ke Doni”.

Sejenak aku beranggapan tentang nasib kak Diana andai aku tidak membantunya. Pasti urusan yang tidak baik bakal terjadi kepadanya.

“Doni tolonglah kakak, kakak rela mengerjakan apa saja yang Doni mau”, “Termasuk tubuh kakak ini”. Sambil menangis dan kuraihlah kepalanya guna bersender kebahuku, sesekali ku sapu air mata yang telah mengairi pipi mungilnya itu.

Suasana yang sepi, melulu bunyi hujan yang jatuh membasahi dusun halaman mertuaku yang mendampingi kami malam itu. Kemudian kak Diana kembali memandang wajahku. Aku sedikit menggali keuntungan dari persoalan ini.

“Aku akan tolong kakak, andai kakak Diana inginkan ngentot dengan ku”.

“Hhmm, teknik lain terdapat gak Don, karena andai kakak main sama kamu, dosanya paling besar”.

“Kalau hisap kontol ku aja gimana ka”. Kak Diana juga langsung terdiam seribu bahasa.

Aku menyaksikan dirinya sedang memikirkan sesuatu, dan aku yakin dia sedang beranggapan tentang penawaranku tadi. Kemudian diapun berkata.

“Ok, kakak mau untuk mengisap kontol Doni, namun Doni mesti janji akan membantu kakak. Jangan permainkan kakak ya”.

“Doni janji kak, namun ada kriterianya kak”.

“Syarat apa lagi Don”,

“Aku bakal bayar utang kakak tersebut bukan sekaligus, namun menyicil barangkali ini dapat membantu kakak terbit dari keterpurukan itu”.

“Apa dapat seperti tersebut Don”,

“Yang pastinya dapat kak, sebab yang terdapat dalam pemikiran pihak bank ialah hutang mesti lunas, bukan teknik pembayarannya”.

“Kakak paham, berarti sekitar hutang tersebut belum dilunaskan, berarti selama tersebut juga kakak mesti isap kontol Doni ya”.

“Kakak memang pintar, tidak jarang kali cepat paham dengan apa yang bakal Doni katakan”.

“Untuk membuktikan andai memang kakak serius inginkan mengisap kontolku, anda mulai kini saja gimana”.

“Apa?? Sekarang”.

“Ia kak, sekarang”.

“Nanti bila ada orang terbangun bagaimana Don?”

“Kak Diana tak butuh takut, anda masuk kedalam, trus kak Diana ikuti aku dari belakang dan kita mengarah ke ke ruang tamu. Aku berdiri disebelah lemari perhiasan, sedangkan kakak berlutut saja seraya mengisap kontol ku”.

Cahaya lampu dapur juga menyemangati aku untuk mengerjakan hal tersebut, Karena keelokan yang sempurna terlihat saat cahaya itu terpancar dan memantul kewajah kak Diana. Aku juga semakin bernafsu menyaksikan wajah kakak iparku tersebut yang sudah semenjak tadi bersiap guna mengisap kontolku. Aku juga bergegas menurunkan celana ku sampai menyentuh lutut.

Ditariknyalah kontolku itu, dan ditunjukkan kewajahnya yang bersih. Tangan lembutnya menciptakan aku menggelinjang sebab wanita dengan umur yang tak lagi muda mempunyai wajah yang masih unik perhatian. Genggaman tangannya ke kontolku sesekali diarahkannya ke biji peler ku. Lembutnya tangan kakak iparku ini, dan hisapan juga dimulai.

Tanpa membuang-buang waktu, kontolku yang telah mengeras sekarang telah masuk kedalam mulut kakak iparku. Hisapan bak seorang bintang porno juga mulai dilancarkan, terkadang aku merasa kegelian sebab kehebatan kak Diana dalam mengerjakan blowjob. Sesekali aku menyaksikan disekitar guna meyakinkan ruangan yang kami pakai itu aman.

Kembali dengan kemahirannya mengisap kontol ku, sampai lenyap tak bersisa dimasukkan nya kontol ku kedalam mulutnya yang mungil itu. Ouuhhh jeritku pelan, supaya tidak tersiar oleh mereka yang sedang tidur. Semakin unik permainan lidahnya yang menjilati dari pangkal sampai ujung kontol ku. Sesekali kami saling pandang-pandangan, dan tampak jelas dia menikmatinya tetapi dari sisi yang beda ada rasa iba yang singgah dihatiku.

Sengaja menjatuhkan harga dirinya melulu karena hendak melunasi hutang-hutangnya. Tetapi sepertinya tidak ada teknik lain lagi. Pikirannya buntu, melulu dengan menjadi hamba hawa nafsu adik iparnya sajalah dia bisa bebas dari hutang-hutangnya. Tetapi bagiku ialah seperti pucuk di cinta ulam juga tiba.

Terlihat jahat aku pada malam itu, yang menguntungkan tidak tergadai semua tubuhnya. Kontol ku juga terus dihisap nya tanpa henti, dan rasa geli yang amat sangatpun mendekat aku. Kutahan sejenak guna tidak menerbitkan air maniku, sebab aku masih mau merasakan kebersamaan ini dengan kak Diana. Akhirnya rasa tersebut tidak dapat tertahan lagi, ku keluarkan kontolku dari mulutnya dan aku menerbitkan air mani ku di wajah mungil nya itu.

Akhirnya kami pun mencuci diri dengan segera guna menghindari ketidakpercayaan keluarga yang istirahat dirumah. Itulah kali kesatu empiris oral sex yang dilaksanakan adik ipar terhadap kakak ipar. Kak Diana, memang tergolong wanita yang pantas untuk dikagumi. Hal ini juga terus kami kerjakan walau hutang sudah lunas aku bayar. Tapi, aku tidak pernah sekalipun menyetubuhinya.

Kegiatan tersebut pun terus kami kerjakan dimanapun dan kapanpun yang kami suka. Terkadang di dapur, dimobil, ketika dirumah ku tidak terdapat orang. Dimana ada peluang maka disitulah kami selalu mengerjakan hal berdosa tersebut. Ini bukan kisah tentang adik dan kakak ipar lagi, tetapi mengenai sebuah cerita cinta terlarang yang berlanjut terus sampai ketika ini.

Affair dengan kakak iparku

 

Aku Main Istriku mengajak pulang kampung di akhir pekan. Dan kami pun memulai perjalanan, tiba-tiba handphone istriku berbunyi. Ternyata yang menelepon itu adalah kakaknya yang ingin memberitahukan juga pada hari itu akan melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman.

Bagus ini, bisikku dalam hati. Kakak iparku adalah seorang pemimpin disebuah perusahaan swasta, sedangkan suaminya bekerja sebagai pemandu wisata. Mereka telah dikaruniakan 5 orang anak.

Aku lebih suka memanggilnya dengan panggilan kak Yanti. Aku sangat bahagia ketika mengetahui dirinya akan berkunjung juga ke kampung halaman, karena aku rindu akan kecantikan wajahnya, akan ku pandang sepuas-puasnya wajah kakak iparku itu buat modal dalam bermain nanti dengan istriku.

Melihat wajah kakak iparku, aku terbayang dengan beberapa bintang film porno barat yang sering aku tonton. Warna bibirnya yang merah delima, membuat aku tak pernah puas untuk menatapnya dan ingin sekali kucium bibirnya itu. Dan selalu berhayal untuk melakukan hubungan intim dengan dia.

Untuk perbandingan bentuk tubuh memang istriku jauh lebih ideal dari tubuh kakak iparku. Tapi yang namanya lelaki memang tidak akan puas dengan yang sudah dimiliki. Pikiranku pun berlarian tidak karuan, hasrat besar untuk menyetubuhi kakak ku itu sungguh semakin menggebu-gebu.

Dan kamipun sampai di kampung halaman, tak berselang lama kakak ipar dan keluarganya juga telah sampai. Aku dan istriku membereskan barang bawaan kami satu persatu hingga semua selesai.

Terlihat kakak ipar yang baru sampai tadi sudah beristirahat didepan televisi, mungkin karena kelelahan menghadapi perjalanan jauh ini.

Mataku tak terlepas selalu memandang wajah hingga tubuhnya yang tertidur di depan televisi. Pikiranku pun tak karuan, sesaat aku melirik kebagian gunung kembarnya yang menjulang tinggi membuat nafsu ku semakin kuat.

Akhirnya kulampiaskan nafsu ku terhadap istriku. Kami pun memulai untuk melakukan pertarungan suami istri, aku menyuruh istriku untuk mengisap kontolku ini.

Disaat yang bersamaan aku membayangkan jika yang melakukannya adalah kakak iparku. Oh… desahku dengan nikmat sambil memikirkan kak diana. Hingga akhirnya air mani ku pun bercucuran di wajah istriku.

Sesaat kemudian istriku pun tertidur lemas dan menikmati permainan tadi. Tapi perasaan kurang puas menghinggap di pikiranku.

Malam itu hujan tak kunjung reda, mau mengajak istri untuk melakukannya lagi tidak sampai hati karena terlihat wajah lelahnya dihadapanku. Aku berpikir sejenak dan mengambil rokok ku, lalu aku melangkah menuju depan rumah sekedar untuk mengusir penat hati.

Dinginnya malam itu membuat pikiran ku mulai terasa tenang dan sudah hampir melupakan tentang apa yang ada dalam pikiran ku sejak tadi.

Tetapi, tiba-tiba dari belakang bahuku di tepuk oleh seseorang. Dan dengan sigap aku menoleh dan melihat siapa yang telah menepuk bahuku. Ternyata dia adalah kak Diana, yang telah dari tadi sudah kubayangkan wajah dan tubuhnya untuk ku nikmati.

“Doni gak tidur?” , ucap kak Yanti.

“Tidak kak, masih ingin menikmati dingin malam ini”, balasku.

Kami pun diam sejenak, karena kebetulan aku terkejut karena kak Diana yang telah memanggilku terlebih dahulu. Sejurus kemudian, kak Diana pun ikut duduk di kursi yang satu lagi sambil berkata,

“Doni, boleh kakak minta tolong?”

“Kakak ingin minta tolong apa ya?” jawabku.

“Kakak berharap Doni mau menolong kakak, kakak benar-benar sangat berharap”

 “Sepertinya penting sekali ya kak, silahkan bicarakan langsung kak”

Kak Yanti pun terdiam sejenak, mungkin dirinya sedang memikirkan untuk memulai dari mana.

“Begini Don, 5 tahun yang lalu, kakak ada terikat perjanjian utang piutang dengan pihak bank. Dan sampai saat ini kakak masih belum bisa melunasi hutang kakak di bank.

Saat ini sudah masuk bulan ke 6 kakak tidak membayar angsuran. Pihak bank pun telah menulisi surat untuk kakak beberapa kali. Jika hutang itu tak kunjung kakak lunasi, maka agunan yang kemarin kakak kasih ke pihak bank sebagai jaminan akan digadaikan”.

Aku pun terdiam dan berpikir, bagaimana caranya aku membantu kakak iparku ini. Aku juga bertanya apakah memang benar yang di bicarakan itu, atau cuma akal-akalan nya saja. Tetapi aku coba untuk berfikir positif saja.

“Bang Ardi tau kak?”, sambungku memecah kesunyian.

“Suami kakak sudah tau tentang utang itu, tapi Bang Ardi tidak tau jika kakak telah menjaminkan surat tanah ke bank”.

Surat tanah itu sudah sejak lama dipercayakan untuk dijaga oleh kak Yanti, Jika mertua ku mengetahui apa yang telah kak Diana lakukan, maka habislah kak Diana dimarahi oleh mertuaku.

“Aku bicarakan dulu dengan nona ya kak, karena jumlahnya sangat banyak.”

“Doni please, jangan beritahu ke siapapun. Bisa mati kakak nanti, kakak cuma percaya sama Doni seorang saja. Makanya kakak langsung ngomong ke Doni”.

Sejenak aku berpikir tentang nasib kak Yanti jika aku tidak membantunya. Pasti hal yang tidak baik akan terjadi kepadanya.

“Doni tolonglah kakak, kakak rela melakukan apa saja yang Doni mau”, “Termasuk tubuh kakak ini”.

Sambil menangis dan kuraihlah kepalanya untuk bersender kebahuku, sesekali ku sapu air mata yang telah membasahi pipi mungilnya itu.

Suasana yang sepi, hanya bunyi hujan yang jatuh membasahi kampung halaman mertuaku yang menemani kami malam itu. Kemudian kak Diana kembali memandang wajahku. Aku sedikit mencari keuntungan dari permasalahan ini.

     

“Aku akan bantu kakak,kalau memang kakak lagi membutuhkan sih”.

 “Ok makasih don, kakak terima kasih banyak ya don, tapi Doni harus janji akan menolong kakak. Jangan permainkan kakak ya”.

“Doni janji kak, tapi ada syaratnya kak”.

“Syarat apa lagi Don”,

“Aku akan bayar utang kakak itu bukan sekaligus, tetapi menyicil mungkin ini bisa membantu kakak keluar dari keterpurukan itu”.

“Apa bisa seperti itu Don”,

“Yang pastinya bisa kak, karena yang ada dalam pemikiran pihak bank adalah hutang harus lunas, bukan cara pembayarannya”.

 “Kakak paham, berarti selama hutang itu belum dilunaskan, berarti selama itu juga kakak harus isap kontol Doni ya”.

“Kakak memang pintar, selalu cepat paham dengan apa yang akan Doni katakan”.

“Untuk membuktikan jika kakak benar-benar membutuhkan silahkan doni bisa jamah tubuh kakak sekarang

“Apa?? Sekarang”.

“Ia don, sekarang”.

“Nanti kalau ada orang terbangun bagaimana kak?” 

 “doni tak perlu takut, kita masuk kedalam, trus doni ikuti aku dari belakang dan kita menuju ke ruang tamu. Aku berdiri disebelah lemari perhiasan, sementara kakak berlutut saja nanti doni peluk kakak.

   Aku nggak enak kak masa orang mau menolong mesti pakai imbalan”nggak apa-apa don kakak rela buat kamu asal kamu mau menolong kakak,kakak juga sekaligus pengen ngerasaain sama kamu

Cahaya lampu dapur pun menyemangati aku untuk melakukan hal tersebut, Karena kecantikan yang sempurna terlihat ketika cahaya tersebut terpancar dan memantul kewajah kak Yanti.

Aku pun semakin bernafsu melihat wajah kakak iparku itu yang sudah sejak tadi bersiap untuk mengisap kontolku. Aku pun bergegas menurunkan celana ku hingga menyentuh lutut.

Ditariknyalah kontolku itu, dan diarahkan kewajahnya yang bersih. Tangan lembutnya membuat aku menggelinjang karena wanita dengan usia yang tak lagi muda memiliki wajah yang masih menarik perhatian.

Genggaman tangannya ke kontolku sesekali diarahkannya ke biji peler ku. Lembutnya tangan kakak iparku ini, dan hisapan pun dimulai.

Tanpa membuang-buang waktu, kontolku yang sudah mengeras kini telah masuk kedalam mulut kakak iparku. Hisapan bak seorang bintang porno pun mulai dilancarkan, terkadang aku merasa kegelian karena kehebatan kak Yanti dalam melakukan blowjob. Sesekali aku melihat disekitar untuk memastikan ruangan yang kami gunakan itu aman.

Kembali dengan kemahirannya mengisap kontol ku, hingga lenyap tak bersisa dimasukkan nya kontol ku kedalam mulutnya yang mungil itu. Ouuhhh jeritku pelan, agar tidak terdengar oleh mereka yang sedang tidur.

  Dengan nafsu yang sudah membara kak yanti langsung melucuti pakaiannya hingga dia hanya memakai bh saja celana dalam yang di pakainya sudah terlepas ,kak yanti tanpa basa basi langsung membimbing kontolku untuk masuk ke lubang surgawinya yang sudah basah

   Accchhh  ..clllepppp bleeesss….achhh nikmat sekali kak memek kak yanti …ayooo don puasin kakak …genjot terussss doonnn..irama birahi yang membara terdengar syahsu pllookk…plloook.plokkk…ddooonnn…enaaakk dekaliii doodnnn..kakakk mau keluarr donn..”aku juga sama kakkk kita keluarin barenggg kakk…” keluarin di dalam memek kakak aja don sperma kamuu…aacchhh..kakkk.craaaatt..ccrratt.crarrarrttt….kakak iparku sayannnggg  “iya  donnn…kakak nikmattt bangettt dooon,hingga akhirnya kami sama-sama mencapai puncak kenikmatan sama-sama terlualai lemas,makasih ya don kakak puas banget,sama-sama kak aku juga senang banget bias muasin kakak.

Akhirnya kami pun membersihkan diri dengan segera untuk menghindari kecurigaan keluarga yang tidur dirumah. Itulah kali pertama pengalaman sex yang dilakukan adik ipar terhadap kakak ipar.

Kak Yanti, memang termasuk wanita yang layak untuk dikagumi. Hal ini pun terus kami lakukan walau hutang telah lunas aku bayar. Hubungan kami masih berlanjut sampai sekarang,dimana ada kesempatan kami berdua langsung melakukannya,kadang di dapun kadang di kamar mandi,kadang pula di kamar di saat penghuni rumah lagi sepi tanpa basa basi langsung kucurahkan hasrat birahi kami hingga sama-sama terpenuhi

Oh Kak yanti sebenarnnya hasrat itu sudah lama aku simpan padamu,:aku juga sama don memendam hasrat itu semenjak aku hadir di keluarga ini,akhirnya sekarang kita kesampaian juga ya don

Dimana ada kesempatan maka disitulah kami selalu melakukan hal berdosa tersebut. Ini bukan cerita tentang adik dan kakak ipar lagi, tetapi tentang sebuah kisah cinta terlarang yang berlanjut terus sampai saat ini.

Adik Sepupuku yang horni

 

Namaku Kate. Aku berusia 21 tahun pada tahun 2010 ini. Kulitku tidak termasuk putih untuk seorang cewek keturunan Chinese. Rambutku lurus dengan panjang sepunggung. Tinggi badanku 161 cm dengan proporsi tubuh yang tergolong langsing. Aku memakai bra yang berukuran 34 A. Kemaluanku ditumbuhi oleh sedikit rambut yang mempermanis penampilan kemaluanku itu.

Aku sendiri kuliah di sebuah universitas swasta yang cukup terkenal di kawasan selatan Surabaya dengan mengambil jurusan Ekonomi Manajemen. Teman-temanku baik yang cewek maupun yang cowok menganggap aku sebagai seorang gadis yang menarik sebab sifatku yang cukup periang dan mudah bergaul dengan siapa saja selain karena aku sendiri memiliki paras yang cukup menarik pula walaupun aku sendiri tidak merasa demikian. Selain itu, cara berpakaianku yang terkadang sedikit nakal meninggalkan sering kesan kepada teman-teman cowokku kalau aku adalah cewek yang seksi.

Banyak teman-teman cowokku yang berusaha menjadikanku sebagai pacar mereka, tetapi sampai hari ini aku masih menolak semua sebab aku masih ingin menikmati pergaulanku dengan teman-teman cowokku tanpa ada dibatasi oleh rasa cemburu pacarku. Pada suatu sore di hari Sabtu, aku sedang chatting dengan beberapa orang yang biasanya aku kenal melalui internet.

Seperti biasanya, kegiatan ini kulakukan sambil hanya mengenakan bra dan celana dalam saja di depan komputerku sebab sering kali topik dalam pembicaraan berubah menjadi semakin menuju ke arah yang bersifat seks sehingga sedikit banyak aku sering pula hanyut dalam suasana ini. Hal yang paling aku sukai dalam chatting adalah bila lawan chattingku mulai menanyakan pakaian yang aku pakai saat itu sebab biasanya mereka akan terkejut bila aku mengatakan bahwa waktu itu aku hanya sedang mengenakan bra dan celana dalam saja.

Selanjutnya mereka akan mulai menyuruhku mendeskripsikan bra dan celana dalam yang aku pakai kepada mereka yang tentu saja kulakukan dengan senang hati. Aku sebenarnya agak bosan dengan pembicaraan yang mengajakku untuk melakukan cyber sex ataupun berhubungan seks secara langsung sehingga biasanya aku tolak dengan halus.

Bila tetap membandel, biasanya mereka langsung kuacuhkan begitu saja. Sebaliknya aku sangat berminat bila lawan chattingku menanyakan kegiatanku yang berkaitan dengan kehidupan seks yang aku jalani baik itu kesukaanku dalam berpakaian, kegiatan harianku yang berkaitan dengan seks ataupun fantasiku. Setelah beberapa saat duduk di depan komputerku, aku semakin merasa terangsang.

Aku bangkit dari kursiku dan membuka laci lemari pakaianku serta mengeluarkan sebuah vibrator mini yang merupakan mainan kesayanganku. Aku duduk kembali di depan komputerku dan menggeser celana dalamku ke samping sehingga tidak menutupi kemaluanku lagi.

Dengan sebelah tanganku, kubuka sedikit lubang kemaluanku sementara tanganku yang satu lagi memasukan kepala vibrator mini itu ke dalam lubang kemaluanku sampai terbenam seluruhnya. Pada waktu memasukan vibrator itu, ada rasa nikmat yang menjalari seluruh tubuhku.

Setelah selesai, kini terlihat dari lubang kemaluanku hanya menjuntai keluar sebuah kabel yang tidak terlalu panjang menuju ke sebuah panel kontrol yang dipergunakan untuk mengoperasikan vibrator mini itu.

Kemaluanku kututupi kembali dengan celana dalamku sementara panel kontrol vibrator mini itu kuikatkan ke paha kananku dengan menggunakan sebuah pita yang berwarna merah muda. Setelah itu, aku kembali melakukan aktifitas chatting seperti biasanya. Sambil chatting, aku mencoba mengecek email yang masuk.

Biasanya email-email yang bernada untuk mengajak berhubungan seks langsung kuhapus sedangkan mereka yang ingin berkenalan dan tanya-tanya aku layani dengan senang hati. Sebelum mengecek email, aku memutuskan untuk menyalakan vibrator miniku yang telah terpasang dalam kemaluanku dengan kecepatan getaran yang agak pelan.

Walaupun demikian, perasaan yang ditimbulkan tetap terasa nikmat sehingga beberapa kali aku salah mengetik login emailku sebelum aku dapat mengetikkan k4t3l14n@yahoo.co.id dengan benar. Saat sedang membaca email, tiba-tiba pintu kamarku terbuka. Rupanya adik sepupuku yang berusia 18 tahun masuk ke kamarku tanpa permisi ataupun mengetuk pintu dahulu.

Tentu saja adik sepupuku terperangah melihatku yang hanya memakai celana dalam dan bra saja sambil duduk di depan komputerku. Perasaanku sendiri bercampur aduk antara malu, terkejut, namun ada sedikit rasa senang karena dari tatapan mata adik sepupuku, aku melihat kalau dia sangat tertarik dengan tubuhku.

Aku mengetahui bahwa selama ini adik sepupuku ini tertarik pada diriku, namun aku sendiri tentu saja tidak menangggapinya sebab aku hanya menganggapnya sebagai adik laki-laki sendiri. Satu hal yang tidak terduga adalah kini dia melihat diriku yang setengah telanjang di depannya.

“Maaf, kak.. Aku tadi mau pinjam flash disk kakak”, katanya dengan gugup sambil terus memandang tubuhku. “Iya, bentar ya. Kakak ambil dulu”, kataku dengan sedikit canggung pula. Aku bangkit dari kursi komputerku dan menuju ke meja tulisku dengan diiringi pandangan mata yang tidak terputus dari adik sepupuku.

Tanpa terasa tubuhku agak gemetar selain karena rasa nikmat yang disebabkan getaran vibrator mini yang tertancap di dalam kemaluanku, baru kali ini aku dilihat dalam keadaan seperti ini oleh seorang laki-laki, namun anehnya aku tidak merasa ingin menutupi tubuhku dari pandangan mata adik sepupuku. Walaupun demikian, aku berharap kalau kabel mini vibrator yang menjuntai antara kemaluan dan pahaku tidak menjadi perhatian adik sepupuku ini.

Namun dari pandangan matanya ke arah selangkanganku, sepertinya dia sudah tahu kalau aku memasukkan sesuatu ke dalam kemaluanku. Setelah mengambil flash disk yang terletak di atas meja tulisku, kuberikan kepada adik sepupuku dengan tangan yang sedikit gemetar. “Ini..”, kataku singkat sambil menyerahkan flash diskku.

“Makasih, kak.. “, katanya. Kulihat tangannya juga agak gemetaran waktu menerimanya. “Tolong tutup pintunya lagi, ya..”, kataku. “Iya..”, katanya. Aku membalikkan tubuhku kembali menuju ke meja komputer untuk meneruskan kegiatan chattingku sementara pintu kamarku menutup di belakangku.

Kali ini aku agak tidak konsentrasi terhadap kegiatanku ini. Kejadian yang barusan terjadi membayang-bayangiku. Tiba-tiba timbul perasaan yang ganjil dalm diriku yaitu keinginanku untuk dirayu dan dicumbu oleh adik sepupuku. Diam-diam aku berharap dia akan melakukan hubungan seks denganku. Tampang adik sepupuku tergolong tampan dan menjadi idola di sekolahnya. Dalam pikiranku waktu itu , aku merasa tidak terlalu buruk untuk melakukan hubungan seks sekali dua kali dengan dirinya.

Pikiranku itu terus berkecamuk dalam kepalaku dan membuatku tidak berminat untuk meneruskan kegiatan chattingku lagi. Aku bangkit dari meja komputerku dan membaringku tubuhku yang masih terbalut bra dan celana dalam saja di atas tempat tidurku.

Kunaikkan kekuatan getaran vibtaror miniku yang dari tadi menggetari lubang kemaluanku. Sensasi yang dihasilkan oleh getaran vibrator mini yang semakin kuat ini membuat diriku semakin terangsang. Aku mulai menyelinapkan tanganku ke balik braku dan meremas-remas kedua payudaraku sendiri sambil sesekali merangsang puting payudaraku.

Setelah agak lama aku merangsang diriku sendiri, aku akhirnya merasakan orgasme yang sangat dasyat. Kedua tanganku meremas kedua payudaraku kuat-kuat sedangkan kakiku mengesek-gesek seprai tempat tidur sampai akhirnya aku merasakan orgasme dengan sempurna. Aku semakin tidak dapat menahan nafsu birahiku. Kulepaskan kaitan braku lalu kuloloskan tali bahunya melalui kedua lenganku. Kini kedua payudaraku menjadi terbuka dan leluasa untuk kumain-mainkan.

Kuloloskan pula celana dalamku sehingga kali ini aku berada dalam keadaan telanjang bulat. Satu-satunya benda yang masih melekat di badanku adalah vibrator miniku yang dari tadi menancap di lubang kemaluanku. Kulepaskan panel kontrol vibrator miniku dari ikatan di pahaku dan mengatur getarannya semakin kuat.

Kali ini aku merasakan semakin nikmat. Mataku setengah terpejam dan nafasku mendesah-desah karena menahan perasaan nikmat yang terus membanjiri tubuhku melalui lubang kemaluanku. Tubuhku menggeliat-geliat di atas tempat tidurku. Sesekali kedua tanganku meremas-remas payudaraku sendiri.

Lama sekali aku merasakan kenikmatan ini. Beberapa orgasme kulalui dengan diiringi teriakan-teriakan kecil. Akhirnya aku mengambil panel kontrol vibrator miniku dan mematikan getarannya. Aku tetap berbaring di tempat tidur untuk menenangkan nafsu birahi dan nafasku yang memburu.

Keringatku yang membasahi tubuhku kulap dengan selimut. Tidak sadar akhirnya aku jatuh tertidur dalam keadaan telanjang bulat sementara celana dalam dan braku berserakan di atas tempat tidur di sekitarku. Entah berapa lama aku tertidur, namun antara setengah sadar, aku merasakan ada seseorang yang membuka pintu kamarku.

Sosok itu kemudian berjingkat-jingkat menghampiri diriku yang ada di atas tempat tidur dan duduk di sebelahku. Aku sendiri belum sepenuhnya sadar dari tidurku sehingga aku masih mengira kalau aku bermimpi. Sosok itu kemudian meletakan tangannya di atas dadaku dan mulai memain-mainkan payudaraku. Payudaraku dibelai-belai diremas-remas dengan lembut. Sesekali putingku dimain-mainkan.

Bila aku melakukan sedikit gerakan, maka gerakan tangan sosok itu juga berhenti, sebaliknya jika aku diam, maka sosok itu kembali memain-mainkan kedua payudaraku. Setelah beberapa saat, sosok itu mengalihkan tangannya ke arah selangkanganku. Kurasakan jari-jarinya menyentuh kemaluanku dan kemudian memainkan biji itilku.

Aku sendiri sangat menikmati perlakuan ini dan mulai mendesah-desah pelan. Terasa bahwa cairan kewanitaanku mengalir membasahi kemaluanku. Sesaat sosok itu menghentikan permainannya di kemaluanku, namun sewaktu melihat reaksiku tidak lebih dari mendesah-desah saja, maka sosok itu terus memainkan biji itil kemaluanku.

Sambil memainkan biji itilku, kali ini sosok itu mendekatkan kepalanya ke arah dadaku dan menciumi kedua payudaraku. Secara tidak sadar, kedua tanganku merangkul kepalanya dan membelai-belai rambut sosok itu sambil menahan kepala itu agar tidak lepas dari kedua payudaraku. Birahiku kembali membara. Aku tidak peduli dengan identitas sosok itu. Aku hanya peduli sosok itu memberikan kenikmatan yang luar biasa bagiku.

Merasakan reaksiku yang demikian, sosok itu semakin berani mencumbuku. Beberapa kali ciumannya diarahkan ke leher dan kemudian di bibirku. Saat bibir kami bertemu, aku membuka mataku dan melihat bahwa ternyata sosok itu adalah adik sepupuku sendiri. Dengan sedikit kaget, aku mendorong dirinya agar menjauh dariku. Kulihat dia juga sedang dalam keadaan telanjang bulat. Batang kejantanannya berdiri dengan gagahnya. Aku menjadi agak bernafsu juga pada saat melihatnya.

“Kak, maafkan aku.. “, katanya dengan nada takut. Aku segera menguasai diriku dan menarik nafas lalu berkata dengan lembut, “Ngak apa-apa. Teruskan saja..” Sesaat dia terlihat agak ragu, namun segera saja kuraih kepalanya lalu kucium bibirnya. Melihat reaksiku yang demikian, adik sepupuku kembali meraih kedua payudaraku dan memainkannya kembali.

Dengan sebelah tanganku, kuarahkan tangan kanannya ke arah selangkanganku sebagai tanda bahwa aku ingin dia memain-mainkan biji itil kemaluanku lagi. Kali ini adik sepupuku sudah tidak takut lagi, dia mulai mencumbuku dengan mesra.

Beberapa saat lamanya kami bercumbu sebelum akhirnya dia melepaskan cumbuannya. “Kak, aku ingin mencium memekmu..”, katanya. “Lakukan apa saja yang kam mau.

Ngak usah minta ijinku”, kataku. Adik sepupuku membaringkan tubuhku di atas tempat tidur lalu membalikan tubuhnya di atasku sehingga kami berada dalam posisi 69. Aku mengerti keinginannya. Rupanya dia ingin batang kejantanannya dikulum olehku sementara dia sendiri menjilati kemaluanku. Kuraih batang kejantanannya dengan tanganku dan kumasukan ke dalam mulutku.

Sesaat kemudian kurasakan bibir dan lidahnya mendarat di kemaluanku dan kami memulai permainan kami berikutnya. Jilatan demi jilatan terus kurasakan menjalari kemaluanku sembari memberikan rasa nikmat yang luar biasa sementara aku sendiri sibuk memainkan batang kejantanan adik sepupuku dengan mulutku. Setelah beberapa saat lamanya, kami melepaskan posisi kami. Aku tetap berbaring sementara adik sepupuku memutar badannya kembali menghadapkan wajahnya padaku. Birahiku membuatku kali ini meraih batang kejantanannya dan mengarahkannya ke lubang kemaluanku.

Setelah kurasakan kepala batang kejantananya ada di depan lubang kemaluanku, aku berkata kepadanya, “Lakukanlah.. “ Dengan sebuah hentakan lembut pinggul adik sepupuku, batang kejantanannya menghujam masuk ke dalam lubang kemaluanku. Aku berteriak tertahan karena merasakan nikmatnya batang kejantanan adik sepupuku saat memasuki lubang kemaluanku. Adik sepupuku kemudian menggerak-gerakan pinggulnya untuk menusuk-nusuk lubang kemaluanku. Kami kembali berciuman dengan bibir kami sementara tangan kanan adik sepupuku menggerayangi payudara kiriku.

Nikmat yang kali ini aku rasakan sungguh berbeda dengan menggunakan vibrator miniku. Ini adalah kenikamatan seks yang sejati. Aku mendesah-desah terus dengan nikmat. Keringat membanjiri tubuh kami. Sesekali adik sepupuku juga mendesah-desah. Pada saat mengalam orgasme, aku berteriak kecil sambil tanganku meremas lengan adik sepupuku. Setelah beberapa kali aku mengalami orgasme, kali ini adik sepupuku yang akan mengalami orgasme.

“Kak, aku mau keluar..”, katanya terengah-engah karena masih terus menyetubuhiku. “Ngak apa-apa. Keluarkan aja. Kakak ngak lagi subur”, kataku pula sambil menahan rasa nikmat yang luar biasa. Tak lama kemudian, aku merasakan semprotan cairan sperma adik sepupuku di dalam lubang kemaluanku sementara adik sepupuku berteriak karena mencapai orgasme. Setelah itu, adik sepupuku terkulai lemas di atas tubuhku dan kupeluk sambil kubelai-belai rambutnya. “Enak ya ?”, tanyaku.

“Enak sekali, kak..”, katanya. Setelah berbaring sebentar di atas tubuhku, adik sepupuku berhasil mengumpulkan sedikit kekuatannya lalu mencabut batang kejantanannya dari lubang kemaluanku. Cairan sperma yang masuk ke dalam rahimku kembali keluar sebagian melalui lubang kemaluanku. Dengan tanganku kutampung lelehan cairan sperma itu. Setelah itu, kemaluanku kuseka begitu saja dengan tanganku agar bersih dari cairan sperma.

Cairan sperma yang ada di tanganku kemudian kumasukan ke dalam mulut dan kulijati jari-jari tanganku yang blepotan cairan sperma itu sampai bersih. Ternyata minum cairan sperma itu menyenangkan juga. Sementara aku melakukan itu, adik sepupuku telah kembali ke kamar tidurnya. Aku tidak peduli dengan hal itu. Aku merasa sangat capek dan sekali lagi jatuh tertidur dalam keadaan telanjang.

Sejak hari itu, hubunganku dengan adik sepupuku dalam keseharian menjadi canggung, bahkan bisa dikatakan jarang bertegur sapa. Walaupun demikian, adik sepupuku masih sering kali masuk ke dalam kamarku hanya untuk melakukan hubungan seks denganku. Di luar kamar kami terasa asing, namun kami sangat dekat di atas tempat tidurku.