Minggu, 16 Januari 2022

Istriku Minta di kasih yang Lain

 

Yeni, 31 tahun, tinggi badannya sedang saja, tapi buah dada 34B dan pinggulnya sangat menarik, sangat mengundang. Kehidupan rumah tangga mereka terbilang aman dan tenteram. Suatu malam, di tempat tidur, beberapa hari menjelang hari ulang tahun Yeni yang ke 32, sambil memeluk Yeni,

Agus menanyakan hadiah ulang tahun apa yang Yeni mau. “Ada satu hal yang saya mau, Mas…” ujar Yeni. “Tapi saya malu dan takut untuk mengatakannya…” ujar Yeni lagi. “Apa itu, sayang?” tanya Agus. “Mm.. Gini.. Tapi saya minta Mas jangan marah, ya? Ini hanya sekedar keinginan saya saja,” ujar Yeni. “Iya. Apakah itu?” tanya Agus lagi. “Sejak kita pertama ketemu, saya menyukai Om Budi. Dia sangat baik dan pengertian terhadap saya. Kalau dulu waktu kita pacaran ada masalah, saya selalu curhat kepada dia. Dia selalu bisa mendinginkan hati saya. Itulah kenapa saya suka dia,” papar Yeni. “Lalu?” tanya Agus. “Saya takut dan malu mengatakannya, Mas,” ujar Yeni sambil menunduk. “Ini adalah hadiah untuk ulang tahun kamu sayang. Apapun itu, katakanlah.. Mas akan berusaha untuk mengerti keinginan kamu itu,” ujar Agus. “Benarkah?” kata Yeni. “Iya, sayang. Katakanlah…” ujar Agus sambil tersenyum. “Begini Mas.. Bukannya saya tidak cinta kepada Mas lagi. Tapi entah kenapa beberapa bulan terakhir ini saya selalu teringat akan Om Budi. Ingat tentang segalanya. Sampai-sampai ada suatu keinginan aneh yang datang, Mas…” ujar Yeni. “Oke. Lalu?” tanya Agus. “Entahlah.. Saya sulit mengatakannya.. Tapi.. Begini.. Kalau boleh, saya mau hadiah ulang tahun yang sangat spesial dari Mas kali ini yaitu.. Mm.. Saya mau minta waktu kepada Mas untuk mengijinkan saya menghabiskan waktu semalam saja dengan Om Budi…” papar Yeni sambil menatap mata Agus. “Waktu semalam untuk apa, sayang?” tanya Agus lagi. “Mm.. Saya ingin menumpahkan rasa kangen saya kepada Om Budi…” ujar Yeni lalu menunduk. Agus terdiam. Di dalam hatinya berkecamuk suatu perasaan yang sangat tidak menentu. “Ini hanya keinginan saya saja, Mas.. Kalau Mas tidak mengijinkan juga, saya tidak apa-apa kok Mas…” ujar Yeni sambil tersenyum. “Apakah kamu benar-benar inginkan itu, sayang?” tanya Agus memastikan. “Iya. Mas.. Kalau Mas tidak keberatan,” ujar Yeni. “Baiklah.. Mas kabulkan,” ujar Agus. “Boleh tahu kenapa Mas mengijinkan?” tanya Yeni penasaran. “Saya ingin membahagiakan kamu. Walau terasa aneh, tapi saya akan berusaha mengabulkannya. Karena saya sayang kamu. Tapi cuma sekali saja kan, sayang?” tanya Agus lagi. “Iya, Mas,” ujar Yeni sambil tersenyum. “Pokoknya begini, segala sesuatunya kamu yang harus urus sendiri. Saya tidak akan ikut campur. Saya hanya sebatas memberikan ijin saja buat kamu…” ujar Agus. “Iya, Mas.. Terima kasih,” ujar Yeni sambil mencium bibir Agus mesra. Agus membalas ciuman Yeni.. Tak lama merekapun langsung bersetubuh seperti biasanya.

“Saya tidak bisa membayangkan kalau kamu disetubuhi orang lain, apalagi Om saya sendiri…” ujar Agus sambil terus memompa kontolnya di memek Yeni.
“Saya mengerti, Mas.. Mmhh.. Ohh…” desah Yeni. “Tapi saya ingin tahu juga bagaimana kamu kalau bersetubuh dengan pria lain…” ujar Agus. “Nanti saya boleh lihat, tidak?” tanya Agus. “Boleh saja, Mas.. Nanti saya tidak akan mengunci pintu…” ujar Yeni sambil tersenyum.. Malam itu mereka bersetubuh sampai pagi.. Satu hari menjelang hari ulang tahunnya, Yeni menelpon Om Budi untuk datang ke rumahnya dalam rangka merayakan ulang tahunnya yang ke-32. “Siapa saja yang diundang?” tanya Om Budi di telepon. “Hanya Om kok, sebagai tanda hormat kami kepada Om,” ujar Yeni penuh harap. “Baiklah Om akan datang bersama tante kamu,” ujar Om Budi. “Mm, begini Om, karena hari ini adalah hari khusus, saya minta Om datang sendiri saja, ya.. Please…” ujar Yeni. “Baiklah kalau itu mau kamu. Jam berapa Om harus datang?” tanya Om Budi. “Besok jam 7 malam Om. Hanya kita bertiga yang merayakan kok. Anak-anak sejak kemarin sudah liburan sekolah bersama neneknya di kampung…” ujar Yeni. “Janji datang ya, Om,” tanya Yeni lagi. “Iya, iya…” ujar Om Budi. Besok malamnya, bertepatan dengan hari ulang tahun Yeni, Om Budi datang ke rumah mereka. Om Budi adalah adik kandung dari ayahnya Agus. Dalam umurnya yang 45 tahun, Om Budi masih kelihatan gagah dan berwibawa. “Selamat ulang tahun ya, Des…” ujar Om Budi sambil mencium kening Yeni. “Nih, hadiah buat kamu,” ujar Om Budi sambil menyerahkan kado. “Terima kasih, Om…” ujar Yeni. Setelah makan malam, mereka bertiga lalu berbincang dan bersenda gurau sampai jam 10. Lalu dengan alasan sudah mengantuk, Agus pamit untuk tidur karena besok harus kerja. Lalu Agus naik ke loteng dan masuk kamarnya. Padahal sesampai di kamar, Agus berusaha mendengarkan pembicaraan istrinya dengan Om Budi. “Kok hanya Om yang diundang sih?” tanya Om Budi. “Kan ini hari spesial buat saya. Jadi saya minta Agus untuk mengundang Om saja,” ujar Yeni sambil berpindah duduk ke samping Om Budi. “Memangnya kenapa?” tanya Om Budi. “Agar saya bisa curhat dengan Om tentunya,” ujar Yeni. “Mau curhat apa sih?” tanya Om Budi lagi. “Ini kan hari spesial saya, boleh tidak kalau saya minta sesuatu yang spesial dari Om?” tanya Yeni. “Boleh saja,” jawab Om Budi. “Mau minta apa?” tanya Om Budi menyambung. “Mm.. Boleh tidak saya minta cium sayang?” tanya Yeni sambil tersenyum menatap mata Om Budi. “Ah, kamu ini ada-ada saja. Lagian si Agus bisa ngamuk tuh…” ujar Om Budi. “Tidak apa-apa kok, Om.. Saya sudah minta ijin Mas Agus kok,” ujar Yeni. “Lalu?” tanya Om Budi. “Mas Agus sudah mengijinkan kok, makanya dia cepat tidur,” ujar Yeni lagi. Om Budi terdiam sambil menatap Yeni. “Boleh kan Om minta cium sayang?” pinta Yeni sambil tangannya meraih dan menggenggam tangan Om Budi. Om Budi tetap diam sambil terus menatap Yeni. “Om tidak marah, kan?” tanya Yeni sambil merapatkan tubuhnya ke Om Budi. “Tidak,” jawab Om Budi. “Hanya saja Om merasa bingung harus bagaimana…” ujar Om Budi. “Kenapa Om?” tanya Yeni sambil mulai berani mencium pipi Om Bud “Ya bingung.. Om sangat sayang sama kamu, tapi harus bagaimana menghadapi Agus nanti?” jawab Om Budi. Yeni tersenyum. Tanpa ragu Yeni mulai mengecup bibir Om Budi. Om Budi tidak membalas. Yeni makin berani. Yeni langsung naik ke pangkuan Om Budi, lalu langsung melumat bibir Om Budi. Namanya juga laki-laki, walau bagaimana nafsu Om Budi terangsang juga akhirnya. Om Budi langsung membalas ciuman Yeni dengan liar. Keduanya saling berpagutan bagai sepasang kekasih memadu asmara. Tangan Om Budi mulai meraba buah dada Yeni dari luar gaun malamnya. Yeni terpejam merasakan nikmatnya rabaan tangan Om Budi di buah dadanya. “Masukkin tangannya dong, Om…” pinta Yeni sambil melepas beberapa kancing gaunnya. Tangan Om Budi langsung masuk ke BH Yeni lalu meremas-remas buahdadanya sambil sesekali jarinya memainkan puting susunya. “Ohh.. Terus Omm.. Hh…” desah Yeni sambil sesekali mencium bibir Om Budi. “Kita ke kamar yuk, Om?” ajak Yeni sambil turun dari pangkuan Om Budi. Terlihat celana Om Budi menggembung besar tanda kontolnya sudah bangkit. Yeni segera menarik tangan Om Budi ke kamar anaknya. “Tutup pintunya, Des…” bisik Om Budi. “Tidak usah, Om.. Biarkan saja. Saya suka kalau pintu terbuka. Lebih horny…” ujar Yeni sambil melepas semua gaun malamnya. Setelah itu dibukanya semua kancing baju Om Budi, kemudian mebuka resleting celananya. Tampak olehnya celana dalam Om Budi menggembung besar.. Segera Yeni melepas semua pakaian Om Budi. Dalam keadaan telanjang, Yeni merangkul Om Budi. Mereka kembali berciuman sambil tangan mereka dengan sesuka hati meraba, meremas apapun yang mereka mau.. Tangan Yeni sambil berciuman terus memegang, meremas, dan mengocok kontol Om Budi yang sudah tegang keras. “Ohh.. Enak, Des.. Teruss…” bisik Om Budi sambil menggerakkan pinggulnya seiring kocokan tangan Yeni pada kontolnya. “Mau yang lebih enak lagi, Om?” tanya Yeni sambil tersenyum lalu segera berjongkok.

Tak lama kontol Om Budi sudah dikulumnya, dijilat, dihisap sambil terus agak dikocok..
“Ohh…” desah Om Budi sambil agak mengeluarmasukkan kontolnya di mulut Yeni. Setelah beberapa lama.. “Jilati memek Yeni dong, Om,” pinta Yeni berbisik. Om Budi mengangguk. Segera Yeni naik ke ranjang lalu membuka lebar pahanya. Terlihat memeknya sangat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar