Senin, 14 September 2015

Kokom istri temanku



Hari minggu itu aku (adit, 40 tahun) udah janjian ma temenku yang bernama idin (33 tahun) mau jalan ke rumah temen-temenku satu profesi dulu. idin adalah salah satu temenku yang satu profesi denganku dia udah berkeluarga dan sudah punya momongan dua satu laki satu perempuan,sejak belakangan ini antara aku dan idin memang sangat akrab sekali bahkan sampai ke istrinyapun yang dulu cuek ketika aku bermain kerumahnya kini mendadak ramah,bahkan dia pun sering curhat tentang kehidupan rumah tangganya,awalnya sih ketika mereka ku ajak jalan-jalan bareng keluargaku rupanya kokom istri dari temanku itu merasa senang karena dia belum pernah diajak jalan bareng suaminya itu...

idin saat ini tinggal di rumah sendiri sudah hasil dari kerjanya dulu di luar negri. Makanya sore itu aku jemput dia di rumah Kokom. Tapi setibanya di situ, Kokom bilang kalau idin baru saja pergi nganter ibu dan bapak mertuanya ke rumah saudaranya untuk sebuah keperluan. Kokom sendiri nggak ikut lantaran sore itu dia ngedadak agak meriang.

"Tunggu aja dulu deh, om," kata Kokom karena mungkin umurnya agak beda jauh denganku umur kokom baru 30 tahun dan aku 40 tahun makanya dia manggil aku dengan sebutan om. Karena udah terbiasa main ke rumahnya, akupun langsung aja nyelonong masuk ke ruang tv. "Kamu sendirian aja nich kom di rumah. Anak-anak pada kemana?" tanyaku sambil langsung rebahan di karpet biru di depan tv. "He-eh nich, tadinya aku mo ikut ma Mama. Tapi nggak tau kenapa tiba-tiba meriang gini. Anak-anak pada ikut sama bapaknya tadi," ujar Kokom sambil bawain aku minuman hangat.

"Lu masuk angin ya kom?" tanyaku sambil nyeruput segelas teh hangat yang disediain Kokom. "Minum obat dong kom," kataku lagi sambil ngeliat ke arah Kokom yang duduk bersila di atas kursi, sementara aku masih rebahan di karpet. "Atau dikerokin tuh, biar anginnya pada mabur," ujarku bercanda.

"Maunya sih, tapi nggak ada yang mau ngerokin," kata Kokom "Suami lu dong suruh ngerokin" kataku lagi. "Huu boro-boro mau ngerokin, suruh mijatin ajapun males-malesan," ujar dia. "Gua yang ngerokin mau nggak?" kataku bercanda. "Mau sih, tapi malu ah," Kokom tertawa geli. "Ngapain mesti malu ama gua, gua kan temen suami lu." kataku sambil nggak yakin kalau Kokom bener-bener mau kukerokin. "Nggak ah, nggak mau dikerokin. Pijitin aja deh om kalau om mau. Ntar gua bingung ditanya idin siapa yang ngerokin." pinta Kokom sambil terkekeh.

Aku langsung nyuruh dia duduk di lantai nyandar ke kursi. Sementara aku duduk di kursi tepat di belakang punggungnya. Kokom dan aku nggak ada perasaan apa-apa, makanya dia mau aku yang mijatin. Sambil ngobrol kesana-kemari, aku terus mijatin pundak ma leher bagian belakang Kokom. "Ke bawah dikit dong om. Ke punggungnya." pintanya sambil ngegeser duduknya agak maju. Aku nurut aja, sambil terus mijatin dia yang sambil nonton tv.

"Lu lepasin tali BH-nya dong, ngehalangin nih," kataku. Kokom langsung ngelepas BHnya dan ngeletakin begitu aja di sampingnya. Aku mulai mikir yang ngeres-ngeres ngeliat BH Kokom segede gitu. Aku ngebayangin berarti gede juga isi BH itu. "Aku sambil tiduran ya om." pintanya sambil terus telungkup di atas karpet di depan tv. Aku pun turun dan duduk disamping tubuhnya. Aku mulai mandangian pantatnya yang gempol, lalu turun ke bagian pahanya yang terlihat putih karena Kokom waktu itu cuma pake celana pendek doang.

Tanganku mulai kupermainkan agak nakal sedikit, sambil berharap ngeliat reaksi Kokom. Persis di dipunggung dibelakang bagian toketnya, aku mulai sedikit nakal memainkan jari-jariku. Kuturunkan sedikit jari-jariku supaya meraba sedikit saja bagian toketnya. "Geli ih om," ujarnya tapi diam saja. "Kena ya? Sorry deh kom" ujarku pura-pura kaget. Kokom diem aja dengar jawabanku itu.

"kom, buka aja deh kaosnya," pintaku. "Nggak ah, ntar idin dateng gimana?" tanyanya ragu. "Ya cepet-cepet di pake lagi dong ntar." jawabku singkat. Agak sedikit malu kulihat wajah Kokom ketika dia duduk sebentar dan membuka kaosnya dan cepat-cepat telungkup lagi. Pikiranku saat itu bener-bener ngeres banget. Ingin rasanya aku memeluk Kokom dan merasakan hangatnya tubuh istri temenku itu. Tapi aku malu.

Dengan sedikit ragu, aku mulai memberanikan diri untuk meremas bagian pinggir-pinggir toket Kokom dari belakang. Kokom terlihat agak kaget melihat kenekatanku, tapi dia diam saja. Malah sedikit-sedikit Kokom membiarkan jari-jariku nyelusup makin meremas toketnya itu. "Geli omm,,," Kokom agak mengerang. "Sorry ya kom, aku bener-bener nggak tahan pengen megangin tetek kamu," kataku aga gemetar. "Nggak apa-apa kan kom, Sorry ya," kataku semakin gemeteran. Kokom begitu mendengar pertanyaanku itu, tanpa kusangka menggeleng pelan.

Birahiku yang semakin meningkat, tak mampu lagi aku tahan. Kuraih tubuh Kokom agar sama-sama duduk dan kubalikan badannya agar menghadapku. Cepat-cepat aku tempelkan bibirku ke bibir Kokom. Kokom yang masih keliahatan kaget melihat kenekatanku, terdiam dan mulai bereaksi dengan membalas ciumanku.

Seperti orang kesurupan, kami yang sama-sama sedang nafsu dengan cepat saling menjilat bibir kami masing-masing. Tanganku pun dengan cepat meremas toket Kokom sementara tangan Kokom terus mengusap-ngusap bagian punggungku yang kini sudah telanjang dada. Kuraih tubuh Kokom agar berdiri. Dan dengan satu tanganku, ku tarik celana pendek Kokom agar melorot ke bawah. Kokom tak diam ketika tanganku sudah menarik celana pendeknya termasuk CD-nya juga. Dia dengan gugupnya membuka kancing celana jeanku dan menarik turun resleting celanaku. Aku membantunya dengan menurunkan sendiri celana dalam dan jeanku hingga kami sama-sama telanjang saling berpelukan dalam posisi masing-masing berdiri.

"Masukin ya kom," pintaku ketika tangan Kokom dengan ganasnya meremas-remas senjataku yang sudah sangat tegang itu. Kokomi hanya mengangguk pelan ketika senjataku kuarahkan kebagian selangkangan Kokom yang sudah sangat basah itu.

"Shhhh,,,, ahhh.." Kokom mengerang. "Ahhhh,,, cepetan omm, ntar idin keburu dateng,,," katanya sambil terus merenggangkan selangkangannya. "Ahhhhh,,, kommm...." kataku tak tahan merasakan kocokan tangan Kokom di batangku. Dengan posisi terus berdiri, batangku kini sudah tepat di depan memek Kokom yang basah. Pelan-pelan kumasukan dengan bimbingan tangan Kokom. "Pelan-pelan omm,, ahhhh,,,,ahhhhh,,, ooom......." Kokom mengerang sambil memelukku erat sekali ketika batangku mulai menancap ke dalam vagina itu.

"kooomm,,,,, ahhhh,,,, ahhhh,,,,," erangku merasakan nikmatnya menyetubuhi istri temanku itu. "Cepat  oomm,,, cepetin lagi keluar-masukinnya oomm,,,,,," Kokom merengek seperti seorang bayi yang minta cepat-cepat disusui oleh ibunya. "Iya komm,,, segini enak komm,,," tanyaku sambil kuisapi lidah Kokom yang menjulur-julur keluar dari mulutnya. Kokom hanya menganggung mengiyakan pertanyaanku.

"oomm,,,, aku pengen keluar omm,,,, lebih cepet lagi omm,,,," pinta Kokom sambil tubuhnya menggelinjang kekiri-kekanan. Aku yang sebenernya juga sudah pengen keluar, semakin mempercepat kocokan batangku keluar-masuk memek Kokom yang seluruh tubuhnya sudah kelihatan menegang hebat sekali.

"Aaauuuu,,,,, omm,,,, aku keluar omm,,,,," Kokom meregang sambil menggigit pundakku. "Aku juga komm,,,," kataku juga hampir bersamaan. Kupeluk tubuh Kokom yang kelihatan sangat kecapaian, Kokom tersenyum ketika keningnya aku cium. "Makacih ya om,,,"kokom benar-benar puas bias bercinta dengan om,sebenarnya kokom dah lama om menantikan saat-sat seperti ini,om perkasa banget kontol om gede banget,kokom sampe ga muat,memek kokom kaya mau sobek di masukin sama kontol om,kalau suami kokom mah ga ada apa-apanya kecil banget kontonya bisiknya sambil senyum-senyum. "Iya, makasih juga kom,,," kataku sambil terus kupeluk dia,kapan-kapan bolehkan kokom minta nambah lagi om? ‘’ya bolehlah kom siapa sih yang mau nolak sama cewek montok kaya kokom,..acch si om bisa aja dech” sambil mencubit,serta megangin senjataku..

Lama kami saling berpelukan masih dalam keadaan telanjang sambil duduk di depan tivi di atas karpet. Tiba-tiba Kokom  meraih BH dan kaosnya. Dengan manjanya, dia minta dipakaikannya olehku. "Pakein dong om,, ntar keburu dateng suami ku lho." pintanya. Aku langsung memakaikan BH dan kaosnya sambil tanganku mencari-cari kesempatan untuk meremas toketnya yang sudah sedikit mengendur lagi. "Udah ah,,, besok-besok kan bisa lagi om..."

Kini kami sudah saling memasang pakaian masing-masing, tapi kami sepertinya masih tak ingin terpisahkan. Kami masih saling berpelukan di atas kursi ketika suara motor yang dikemudikan idin terdengar memasuki halaman. Kokom buru-buru bangkit dari pelukanku. "idin dateng," bisiknya padaku. Sambil bangkit, dia sempat mencium pipiku sekali saja. "Besok-besok lagi ya om,,," katanya manja. Aku hanya mengangguk sambil merhatiin Kokom yang terus berlari ke arah pintu depan.

Aku masih duduk sambil nonton tv ketika si idin menyapaku. "Yuk, langsung cabut dit. Anak-anak udah pada nunggu nih. Lu udah lama ya? Sorry brur aku nganter mertuaku dulu tadi," katanya tanpa kutanya. Kokom yang denger itu bilang "Iya tuh, si om udah dari tadi nungguin lu a. Buruan sana pergi, ntar keburu bubaran deh acaranya," kata Kokom sambil menggandeng tangan suaminya dengan mesra hingga ke pintu depan rumahnya .

  Setelah kejadian itu,kokom sering chating denganku lewat media social,kadang dia pun saat horni dah tidak puas dengan suaminya,dia minta aku tuk nunjukin senjataku lewat video call,bahkan ketika suaminya ga ada untuk waktu yang agak lama,aku di suruh dating kerumahnya untuk menuntaskan hasrat birahinya,yang sudah membara,ketika pagi itu sekitar jam 8 an,ada sms masuk setelah kubuka ternyata dari kokom”om bisa kesini nggak sekarang penting banget”aku kaget tanpa basa basi hanya cuci muka aja aku langsung cabut,.setelah nyampe di rumahnya aku ketok,..kokom langsung bukain pintu..dia langsung menarikku kekamar anak-anaknya,.ada apa kom? Kok tegang banget…kokom langsung memelukku,..dia langsung menciumiku,…puasin kokom sekarang om..akupun langsung balas ciumanya…kokom saat itu hanya pakai daster tipis tanpa bh..tanganku pun langsung meremas teteknya yang udah keras….aaaccchhh….om….nenenin dong tetek kokom…om…akupun langsung…sedot sambil kuremas toketnya,…tangan satunya pun tak tinggal dian langsung kusibah dasternyam,,ohhh….ternyata kokom udah gak pake Cd,rupanya dia udah siap untuk di eksekusi..aaccchhh…oommm….memekk…kokommm…gateelll…oommm,tangan kokom pun tak tinggal diam,dia langsung melucuti celanaku,..serta mengulum senjataku….aaccchh….kkoomm..sayanngg teruuss….nikmaattt sayangg…..aachhh  oomm…..pilinin dong itil kokom ommm,,…aacchhh  oommm…..nikkmatt…..masukin aja ommm  kontol  om…memek kokom dah gatell ommm,,….dah akhirnya……slleeeppp….bblezzz….slleepp……acchh…ooommmmm……nikmaatt……genjot terus omm,,,….memek kokom …….ommm sayannggg   ,kontolnya gede buaangggett...om….kokomm mau keluaaarrr…ommm……cratt..ccratt…ccratttt……akhirnya kami sama sama terkulai lemas…cairan itu langsung di lahap oleh kokom tanpa sisa.
  
Makasih ya om…kokom benar benar puas om…suamimu mana kom?”ada tuh di kamar sebelah lagi tidur,,..’haaahh…gila kamu ya kom ,…kalau suamimu bangun gimana bisa berabe nanti,…
Tenang aja om kalau jam segini mah gak bakalan bangun,..soalnya semalem abis tempur,,.enaak aja masa dia aja..yang puas,giliran aku nggak,.makanya aku langsung sms om…biar bisa nuntasin…birahiku …akhirnya kesampean kan bisa nikmati kontol gede om lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar