Pengalaman ku dimulai dimulai ketika
ibu ku meninggal ketika aku masih sekitar umur 18, baru saja lulus SMA.
Sehari-hari aku yang mengurus Ayah , dan setelah aku menikah, tak lama setelah aku
lulus SMA suami ku, Fendi, dan aku tinggal dekat rumah ayah. Aku ingin
memberikan perhatian yang khusus kepada ayahku karena kulihat ia begitu
tertekan, saling peluk peluk dan cium bukan hal yang aneh buakt kita karena aku
memang cukup dekat dengan ayahku.
Sekitar setahun kemudian, aku
melahirkan anak pertama ku, yang aku rawat penuh kasih sayang dan suka cita.
Aku senang sekali melihat payudara yang membengkak membesar karena penuh dengan
air susu yang akan aku berikan kepada anakku.
Sekitar satu bulan setelah itu, Ayah
menderita suatu penyakit yang memerlukan operasi pembedahan. Satu hari setelah
ayah di operasi, aku menitipkan bayi ku dengan tetangga dan menjenguk Ayah di
rumah sakit. Ia pucat dan lemah, tetapi sudah agak baikan. Setalah berada dikamarnya
di rumah sakit, Aku berkata kepada ayahku, "Ayah, Juna sedih deh melihat
ayah sakit dan menderita. Apakah ada yang bisa Cinta lakukan untuk membuat Ayah
lebih cepat sembuh?"
Ia menatapku selama beberapa detik
dan berkata, "Ya, Cinta, kamu bisa ngasih ayah susu kamu itu.. Itu akan
menjadi pengobatan yang sempurna untuk perut ayah" Ketika ayah mengatakan
itu, ia sampai membuka kancing baju aku dan agak meremas dada ku yang bengkak.
Tanpa ragu, aku berkata, "Tentu
saja ayah ...kalo itu memang bisa cepet nyembuhin ayah." Aku lalu mengunci
pintu, melepas BH-ku, dan payudaraku yang bengkak pun seakan melompat keluar
yang kurungannya. Aku agak membungkuk di tempat tidurnya payudara kananku
berada dekat di wajahnya. Tanpa sepatah kata, ayah memegang payudaraku yang
besar itu dan mulai membelai dan memijatnya. Saat ia mulai meremas puting
susuku, susukupun menyemprot di wajahnya. Dia pun lalu memasukan putingku ke
mulutnya yang terbuka lebar dan mulai menghisap. Dalam hitungan detik, aku bisa
merasakan susu ku mengalir, dan ketika ia menghisap lebih keras, susuku pun
keluar lebih deras. Aku bisa merasakan lidahnya menggelitik puting ku.
Kebahagian seakan menyebar ke seluruh tubuh ku dari pengalaman baru ini. Susuku
yang mengalir lancar ke mulut ayahku, membuat vagina gatal dan payudara ku yang
satunya bocor ASInya, membasahi payudaraku. Aku meraba vagina ku dan mendapati
bahwa vaginaku telah basah. Semua ini benar-benar mengejutkan ku karena rasanya
sangat berbeda dari menyusui anak ku. Aku menggigil dan gemetar karena orgasme
yang tidak pernah ku rasakan sebelumnya. Ayahpun beralih kepayudaraku yang
satunya dan menghisap kuat sampai susuku terasa benar-benar terkuras.
Ayah kemudian melepaskan putingku
dari mulutnya dan berkata, "Enak banget nak... - hal yang terbaik pernah
kamu lakukan untuk ayah, dulu ayah suka banget ASI ibu kamu, ketika dia masih
menyusui kamu dulu, sekarang udah lama ayah ngga ngeasain itu." Kami
kemudian berpelukan, dan dia pun mengisap lagi payudaraku yang kini telah
kosong untuk waktu yang lama.
Aku senag sekali bisa menyusui
ayahku. Aku tidak sabar untuk kembali lagi besok untuk memberikannya dua
payudaraku yang penuh dengan susu. Aku mengatur kembali jadwal makan bayi ku
sehingga kebutuhannya tidak terganggu, tapi juga punya banyak susu tersisa
untuk Ayah. Hisapannya yang kuat dan emutannya yang lama, bahkan ketika
payudaraku telah kosong, ternyata mempengaruhi pada produksi susu ku.
Payudaraku jadi lebih membengkak dan menghasilkan lebih banyak susu dari yang
aku perkirakan dan bayangkan. Aku menjenguknya dan menyusui ayahku dua kali
dalam sehari selama sepuluh hari berturut-turut!
Dan hubungan seksual ku dengan ayah
pun menjadi semakin jauh dan indah semenjak ayah tinggal bersama kami. Suami ku
sering bepergian dan berpikir adalah suatu keuntungan bagi kita ayah tinggal
bersama kita untuk merawat rumah dan pekarangan dan membantu merawat bayi, jadi
aku bisa menghabiskan waktu dengan hobiku (memangnya hobiku apa ya??? ).
Suamiku tidak tahu adalah bahwa hari dimana aku membawa Ayah pulang dari rumah
sakit, kita langsung pergi ke kamar dan bercinta sampai kami kelelahan.
Ini dimulai pada perjalanan pulang.
Ayah berkata, "Ayah pengen langsung netek sama kamu sesampainya
dirumah.."
Aku berkata, "Ayah bisa kok
netek sekarang" dan aku pun mengangkat sweter longgar ku unruk
mengeluarkan payudaraku. Dia membungkuk, dan memasukkan putingku ke dalam
mulutnya dan mulai mengisap susuku dengan penuh semangat. Aku pun menutupi
sweaterku di atas kepalanya sehingga tidak ada yang bisa melihatnya menyusu, bahkan
ketika berhenti di lampu merah. Menyusui ayahku di tempat umum membuat vagina
ku jadi berkedut, dan mulai basah.
Ketika kami tiba di rumah, aku
berbaring di tempat tidur sementara ayah menyusu pada payudara ku yang laian
yang masih penuh, membelai bibir vagina ku, dan memasukan jarinya kedalam
vaginaku, aku pun mengerang keenakan.
Akhirnya, aku berteriak, "ent*t
juna ayah...Juna ingin ngerasain tongkol ayah jauh di dalam memiaw juna. ent*t
juna yang kencang ayah.!" Ayah pun menuruti keinginanku, dan mengeluarkan
spermanya panas dan kental di vagina ku. Kita setidaknya bercinta tiga kali
dalam sehari samapu kita puas.
Sekarang ayah menyusu samapi susu
habis setelah akau menyusui bayi ku, dan kita bersetubuh di tempat tidur setiap
pagi setelah suami ku berangkat kerja. Ayah juga menyusu pada "sisa-sisa
susuku” (yang lumayan banyak) setelah aku menyusui bayiku. Ketika suami saya
sedang pergi, Ayah hanya menghabiskan harinya ditempat tidur dengan ku.
Ini telah berlangsung selama hampir
dua tahun sekarang, dan aku tidak ingin berhenti. Tapi aku harus berhenti
sementara, karena kini aku hamil enam bulan. benih dari ayahku, dan aku sangat
senang, karena kami saling mencintai.
Saat ini aku sedang hamil tujuh
bulan, benih ayahku ini aku jaga sebaik mungkin. Walaupun ayah tidak bisa
menyetubuhi ku karena aku sedang hamil tapi ayah masih bisa menggunakan mulut
atau paha maupun payudara ku untuk mengeluarkan sperma nya, ketika itu ayah
sedang menyusu, dia pun menghisapnya dengan kuat, payudaraku memang berasa
menjadi besar sekali, penuh dengan air susu, beruntung ayah selalu menyusu
untuk mengurangi air susu ku yang menumpuk.
Ayah kemudian melepaskan putingku
dari mulutnya dan berkata, "Enak banget nak.. ayah senang payudara kamu
masih bisa keluar banyak air susu, “ ya tentu saja, semakin besar saja payudara
ku, berbeda jauh jika di bandingkan dengan saat sebelum ayah menyusu padaku.
Setelah aku melahirkan, aku senang
bisa kembali ngentot dengan ayah, kami melakukannya di kamar setelah aku
menidurkan bayi ku, “Juna, ayah mau menyusu lagi," kata ayah selepas
menidurkan bayiku, ayah pun mulai memasukan puting susu ku kedalam mulutnya dan
mulai menghisap dengan kuat payudara ku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar