Selasa, 25 Agustus 2015

Menyusui Ayah ku



Pengalaman ku dimulai dimulai ketika ibu ku meninggal ketika aku masih sekitar umur 18, baru saja lulus SMA. Sehari-hari aku yang mengurus Ayah , dan setelah aku menikah, tak lama setelah aku lulus SMA suami ku, Fendi, dan aku tinggal dekat rumah ayah. Aku ingin memberikan perhatian yang khusus kepada ayahku karena kulihat ia begitu tertekan, saling peluk peluk dan cium bukan hal yang aneh buakt kita karena aku memang cukup dekat dengan ayahku.
Sekitar setahun kemudian, aku melahirkan anak pertama ku, yang aku rawat penuh kasih sayang dan suka cita. Aku senang sekali melihat payudara yang membengkak membesar karena penuh dengan air susu yang akan aku berikan kepada anakku.
Sekitar satu bulan setelah itu, Ayah menderita suatu penyakit yang memerlukan operasi pembedahan. Satu hari setelah ayah di operasi, aku menitipkan bayi ku dengan tetangga dan menjenguk Ayah di rumah sakit. Ia pucat dan lemah, tetapi sudah agak baikan. Setalah berada dikamarnya di rumah sakit, Aku berkata kepada ayahku, "Ayah, Juna sedih deh melihat ayah sakit dan menderita. Apakah ada yang bisa Cinta lakukan untuk membuat Ayah lebih cepat sembuh?"
Ia menatapku selama beberapa detik dan berkata, "Ya, Cinta, kamu bisa ngasih ayah susu kamu itu.. Itu akan menjadi pengobatan yang sempurna untuk perut ayah" Ketika ayah mengatakan itu, ia sampai membuka kancing baju aku dan agak meremas dada ku yang bengkak.
Tanpa ragu, aku berkata, "Tentu saja ayah ...kalo itu memang bisa cepet nyembuhin ayah." Aku lalu mengunci pintu, melepas BH-ku, dan payudaraku yang bengkak pun seakan melompat keluar yang kurungannya. Aku agak membungkuk di tempat tidurnya payudara kananku berada dekat di wajahnya. Tanpa sepatah kata, ayah memegang payudaraku yang besar itu dan mulai membelai dan memijatnya. Saat ia mulai meremas puting susuku, susukupun menyemprot di wajahnya. Dia pun lalu memasukan putingku ke mulutnya yang terbuka lebar dan mulai menghisap. Dalam hitungan detik, aku bisa merasakan susu ku mengalir, dan ketika ia menghisap lebih keras, susuku pun keluar lebih deras. Aku bisa merasakan lidahnya menggelitik puting ku. Kebahagian seakan menyebar ke seluruh tubuh ku dari pengalaman baru ini. Susuku yang mengalir lancar ke mulut ayahku, membuat vagina gatal dan payudara ku yang satunya bocor ASInya, membasahi payudaraku. Aku meraba vagina ku dan mendapati bahwa vaginaku telah basah. Semua ini benar-benar mengejutkan ku karena rasanya sangat berbeda dari menyusui anak ku. Aku menggigil dan gemetar karena orgasme yang tidak pernah ku rasakan sebelumnya. Ayahpun beralih kepayudaraku yang satunya dan menghisap kuat sampai susuku terasa benar-benar terkuras.
Ayah kemudian melepaskan putingku dari mulutnya dan berkata, "Enak banget nak... - hal yang terbaik pernah kamu lakukan untuk ayah, dulu ayah suka banget ASI ibu kamu, ketika dia masih menyusui kamu dulu, sekarang udah lama ayah ngga ngeasain itu." Kami kemudian berpelukan, dan dia pun mengisap lagi payudaraku yang kini telah kosong untuk waktu yang lama.
Aku senag sekali bisa menyusui ayahku. Aku tidak sabar untuk kembali lagi besok untuk memberikannya dua payudaraku yang penuh dengan susu. Aku mengatur kembali jadwal makan bayi ku sehingga kebutuhannya tidak terganggu, tapi juga punya banyak susu tersisa untuk Ayah. Hisapannya yang kuat dan emutannya yang lama, bahkan ketika payudaraku telah kosong, ternyata mempengaruhi pada produksi susu ku. Payudaraku jadi lebih membengkak dan menghasilkan lebih banyak susu dari yang aku perkirakan dan bayangkan. Aku menjenguknya dan menyusui ayahku dua kali dalam sehari selama sepuluh hari berturut-turut!
Dan hubungan seksual ku dengan ayah pun menjadi semakin jauh dan indah semenjak ayah tinggal bersama kami. Suami ku sering bepergian dan berpikir adalah suatu keuntungan bagi kita ayah tinggal bersama kita untuk merawat rumah dan pekarangan dan membantu merawat bayi, jadi aku bisa menghabiskan waktu dengan hobiku (memangnya hobiku apa ya??? ). Suamiku tidak tahu adalah bahwa hari dimana aku membawa Ayah pulang dari rumah sakit, kita langsung pergi ke kamar dan bercinta sampai kami kelelahan.

Ini dimulai pada perjalanan pulang. Ayah berkata, "Ayah pengen langsung netek sama kamu sesampainya dirumah.."
Aku berkata, "Ayah bisa kok netek sekarang" dan aku pun mengangkat sweter longgar ku unruk mengeluarkan payudaraku. Dia membungkuk, dan memasukkan putingku ke dalam mulutnya dan mulai mengisap susuku dengan penuh semangat. Aku pun menutupi sweaterku di atas kepalanya sehingga tidak ada yang bisa melihatnya menyusu, bahkan ketika berhenti di lampu merah. Menyusui ayahku di tempat umum membuat vagina ku jadi berkedut, dan mulai basah.
Ketika kami tiba di rumah, aku berbaring di tempat tidur sementara ayah menyusu pada payudara ku yang laian yang masih penuh, membelai bibir vagina ku, dan memasukan jarinya kedalam vaginaku, aku pun mengerang keenakan.
Akhirnya, aku berteriak, "ent*t juna ayah...Juna ingin ngerasain tongkol ayah jauh di dalam memiaw juna. ent*t juna yang kencang ayah.!" Ayah pun menuruti keinginanku, dan mengeluarkan spermanya panas dan kental di vagina ku. Kita setidaknya bercinta tiga kali dalam sehari samapu kita puas.
Sekarang ayah menyusu samapi susu habis setelah akau menyusui bayi ku, dan kita bersetubuh di tempat tidur setiap pagi setelah suami ku berangkat kerja. Ayah juga menyusu pada "sisa-sisa susuku” (yang lumayan banyak) setelah aku menyusui bayiku. Ketika suami saya sedang pergi, Ayah hanya menghabiskan harinya ditempat tidur dengan ku.
Ini telah berlangsung selama hampir dua tahun sekarang, dan aku tidak ingin berhenti. Tapi aku harus berhenti sementara, karena kini aku hamil enam bulan. benih dari ayahku, dan aku sangat senang, karena kami saling mencintai.
Saat ini aku sedang hamil tujuh bulan, benih ayahku ini aku jaga sebaik mungkin. Walaupun ayah tidak bisa menyetubuhi ku karena aku sedang hamil tapi ayah masih bisa menggunakan mulut atau paha maupun payudara ku untuk mengeluarkan sperma nya, ketika itu ayah sedang menyusu, dia pun menghisapnya dengan kuat, payudaraku memang berasa menjadi besar sekali, penuh dengan air susu, beruntung ayah selalu menyusu untuk mengurangi air susu ku yang menumpuk.
Ayah kemudian melepaskan putingku dari mulutnya dan berkata, "Enak banget nak.. ayah senang payudara kamu masih bisa keluar banyak air susu, “ ya tentu saja, semakin besar saja payudara ku, berbeda jauh jika di bandingkan dengan saat sebelum ayah menyusu padaku.
Setelah aku melahirkan, aku senang bisa kembali ngentot dengan ayah, kami melakukannya di kamar setelah aku menidurkan bayi ku, “Juna, ayah mau menyusu lagi," kata ayah selepas menidurkan bayiku, ayah pun mulai memasukan puting susu ku kedalam mulutnya dan mulai menghisap dengan kuat payudara ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar