Jumat, 28 Desember 2012

pelampiasan sex tanteku



Bukan salahku kalau aku masih menggebu-gebu dalam berhubungan seks. Sayangnya suamiku sudah uzur, kami beda umur hampir 15 tahun, sehingga dia tidak lagi dapat memberi kepuasan sex kepadaku. Dan bukan salahku pula kemudian aku mencari pelampiasan pada pria-pria muda di luar, untuk memenuhi hasrat seks-ku yang kian menggebu di usia 35 ini. Dengan TB 170cm BB 58kg Bra 38C aku merasa sangat seksi dan sintal dengan payudara yang membusung besar ke depan dengan pantat njedol ke belakang apalagi perut ramping dan pinggul besar membulat, menambahkan tubuhnya yang bongsor ini semakin bahenol dan montok. Namun sepandai-pandainya aku berselingkuh akhirnya ketahuan juga. Suamiku marah bukan kepalang memergoki aku berpelukan dengan seorang pria muda sambil telanjang bulat di sebuah motel.

Dan ultimatum pun keluar dari suamiku. Aku dilarang olehnya beraktivitas diluar rumah tanpa pengawalan. Entah itu dengan suamiku ataupun anakku. Tak sedikitpun aku lepas dari pengawasan mereka bertiga. Secara bergantian mengawasiku. Aditya anak kakak sulungku yang baru masuk kuliah dapat giliran mengawasi di pagi hari karena dia masuk siang. Siangnya giliran Leni anakku sendiri yang duduk di kelas dua SMA, untuk mengawasiku. Dan malamnya suamiku kena giliran. Tentu saja aktivitas seks-ku pun terganggu total. Hasratku sering tak terlampiaskan, akibatnya aku sering uring-uringan. Memang sih aku bisa masturbasi, tapi kurang nikmat. Dua minggu berlalu aku masih bisa menahan diri.

Sebulan berlalu aku sudah stres berat. Bahkan frekuensi masturbasiku terus bertambah, sampai pernah sehari 10 kali kulakukan. Tapi tetap saja tak pernah mencapai kepuasan yang total. Aku masih butuh kocokan penis keras laki-laki. Seperti pada pagi hari Senin, saat bangun pagi jam 8 rumah sudah sepi. Suamiku dan Leni sudah pergi, dan tinggal Aditya yang ada di bawah. Aku masih belum bangkit dari tempat tidurku, masih malas-malasan untuk bangun. Tiba-tiba aku tersentak karena merasa darahku mengalir dengan cepat. Ini memang kebiasaanku saat bangun pagi, nafsu seks-ku muncul. Sebisanya kutahan-tahan, tapi selangkanganku sudah basah kuyup.

Aku pun segera melorotkan CD-ku lalu BH didadaku sehingga susu montok besar mancung itu leluasa muntah keluar dan langsung aku menyusupkan dua jari tangan kananku ke lubang vaginaku. vaginaku yang merekah kemerahan ditumbuhi rambut kemaluan yang hitam sangat lebat mulai dari bawah pusar sampai pada vaginaku yang seret ini membentuk segitiga hitam agak keriting. Aku mendesis pelan saat kedua jari itu masuk, terus kukeluar-masukkan dengan pelan tapi pasti. Aku masih asyik bermasturbasi, tanpa menyadari ada sesosok tubuh yang sedang memperhatikan kelakuanku dari pintu kamar yang terbuka lebar. Dan saat mukaku menghadap ke pintu aku terkejut melihat Aditya, anak kakak sulungku, sedang memperhatikanku bermasturbasi.

Tapi anehnya aku tidak kelihatan marah sama sekali, tangan kanan masih terus memainkan kemaluanku, dan aku malah mendesah keras sambil mengeluarkan lidahku. Dan Aditya tampak tenang-tenang saja melihat kelakuanku. Aku jadi salah tingkah, tapi merasakan liang vagina yang makin basah saja, aku turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah Aditya. Tubuh bongsorku yang sintal berjalan dengan buah dada menari-nari ke kanan ke kiri mengikuti langkahku, dengan sesekali kebelai bulu kemaluan vaginaku menambah rangsangan pada Aditya kemenakanku itu. Anak kakak sulungku itu masih tenang-tenang saja, padahal saat turun dari tempat tidur aku sudah melepas pakaian dan kini telanjang bulat. Aku yang sudah terbuai oleh nafsu seks tak mempedulikan statusku lagi sebagai tantenya.

Saat kami berhadapan tangan kanan langsung meraba selangkangan anak itu.
"Bercintalah dengan Tante, Aditya!" pintaku sambil mengelus-elus selangkangannya yang sudah tegang. Aditya tersenyum,
"Tante tahu, sejak Aditya tinggal disini 6 bulan lalu, Aditya sudah sering membayangkan bagaimana nikmatnya kalo Aditya bercinta dengan Tante.."
Aku terperangah mendengar omongannya.
"Dan sering kalo Tante tidur, Aditya telanjangin bagian bawah Tante serta menjilatin kemaluan Tante."
Aku tak percaya mendengar perkataan kopanakanku ini.
"Dan kini dengan senang hati Aditya akan 'kerjai' Tante sampai Tante puas!".

Aditya langsung memegang daguku dan mencium bibirku dan melumatnya dengan penuh nafsu. Lidahnya menyelusuri rongga mulutku dengan ganas. Sementara kedua tangannya bergerilya ke mana-mana, tangan kiri meremas-remas payudaraku dengan lembut sementara tangan kanannya mengelus permukaan kemaluanku. Aku langsung pasrah diperlakukan sedemikian rupa, hanya sanggup mendesahdan menjerit kecil.

Puas berciuman, Aditya melanjutkan sasarannya ke kedua payudaraku. Kedua puting susuku yang besar coklat kehitaman, dihisap anak itu dengan lembut. Kedua permukaan payudaraku dijilati sampaimengkilat, dan aku sedikit menjerit kecil saat putingku digigitnya pelan namun mesra. Aduh, tak henti-hentinya aku mendesah akibat perlakuan Aditya. Ciuman Aditya berlanjut ke perut, dan diapun berjongkok sementara aku tetap berdiri. Aku tahu apa yang akan Aditya lakukan dan ini adalah bagian di mana aku sering orgasme. Yah, aku paling tak tahan kalau kemaluanku di oral seks.

Aditya tersenyum sebentar ke arahku, sebelum mulutnya mencium permukaan lubang vaginaku yang rimbun tertutup bulu kemaluan yang sangat lebat. Lidahnya pun menari-nari di liang vagina, membuatku melonjak bagai tersetrum. Kedua tanganku terus memegangi kepalanya yang tenggelam di selangkanganku, saat lidahnya menjilati klitorisku dengan lembut. Dan benar saja, tak lama kemudian tubuhku mengejang dengan hebatnya dan desahanku semakin keras terdengar. Aditya tak peduli, anak itu terus menjilati kemaluanku yang memuncratkan cairan-cairan kental saat aku berorgasme tadi.

Aku yang kelelahan langsung menuju tempat tidur dan tidur telentang. Aditya tersenyum lagi. Dia kini melucuti pakaiannya sendiri dan siap untuk menyetubuhi Tantenya dengan penisnya yang telah tegang.
"Aaahh besar banget penismu, keras berotot panjang lagi, tante suka penis yang begini "
sahutku takjub keheranan dan gembira karena sebentar lagi vaginaku akan dikocok penis yang gede dan panjang, kira-kira ukurannya panjang 20 cm diameter 4 cm coba bayangin hebat kan. Aditya bersiap memasukkan penisnya ke lubang vaginaku, dan aku menahannya,
"Tunggu sayang, biar Tante kulum penismu itu sebentar."
Aditya menurut, di sodorkannya penis yang besar dan keras itu ke arah mulutku yang langsung mengulumnya dengan penuh semangat. Penis itu kini kumasukkan seluruhnya ke dalam mulutku sementara dia membelai rambutku dengan rasa sayang. Batangnya yang keras kujilati hingga mengkilap.

"Sekarang kau boleh kocok dan genjot vagina Tante, Adit.." kataku setelah puas mengulum penisnya.
Diapun mengangguk, penisnya segera dibimbing menuju lubang vagina yang kemerahan merekah siap menerima tusukan penis besar nikmat itu. Vaginaku yang basah kuyup memudahkan penis Aditya untuk masuk ke dalam dengan mulus.
"Ahh.. Adit!" aku mendesah saat penis Aditya amblas dalam kemaluanku.
Aditya lalu langsung menggenjot tubuhnya dengan cepat, lalu berubah lambat tapi pasti. Diperlakukan begitu kepalaku berputar-putar saking nikmatnya. Apalagi Aditya seringkali membiarkan kepala penisnya menggesek-gesek permukaan kemaluanku sehingga aku kegelian.

Berbagai macam posisi diperagakan oleh Aditya, mulai dari gaya anjing sampai tradisional membuatku orgasme berkali-kali. Tapi dia belum juga ejakulasi membuatku penasaran dan bangga. Ini baru anak yang perkasa. Dan baru saat aku berada di atas tubuhnya, Aditya mulai kewalahan. Goyangan pinggulku langsung memacunya untuk mencapai puncak kenikmatan. Dan saat Aditya memeluk dengan erat, saat itu pula air mani membasahi kemaluanku dengan derasnya, membuatku kembali orgasme untuk yang kesekian kalinya.

Selangkanganku kini sudah banjir tidak karuan bercampur aduk antara mani Aditya dengan cairanku sendiri. Aditya masih memelukku dan mencium bibirku dengan lembut. Dan kami terus bermain cinta sampai siang dan baru berhenti saat Leni pulang dari sekolah. Sejak saat itu aku tak lagi stress karena sudah mendapat pelampiasan dari keponakanku. Setiap saat aku selalu dapat memuaskan nafsuku yang begitu besar. Dan tidak seorang pun mengetahui kecuali kami berdua.

Kamis, 27 Desember 2012

bibiku sexy



Hi, kenalin nama gue dede, saat ini gue kuliah di salah
satu pts yang lumayan gede, di wilayah selatan jakarta,
tepatnya depok. Gue punya pengalaman unik dan menarik yang
mungkin ini pengalaman mengasyikan gue yang pertama, dan
mungkin gak akan gue lupain. Kalian pernah baca ceritanya
iwan kan ? nah dia itu ade sepupu gue, dan tinggal bareng
gue, dan gue sama dia udah kayak kakak beradik kandung.

Ceritanya waktu pesta natal keluarga tahun 1997 di kampung
halaman semua keluarga ngumpul. Pokoknya natal tahun itu
semarak banget, semua keluarga gue yang di indonesia dan
manca negara pada dateng. Ditengah-tengah pesta natal itu,
gue ketemu sama salah satu tante sepupu gue, dia anaknya
adek kakek gue dari bokap,namanya wiwi umurnya kira-kira
31 tahun. Dulu waktu gue SD dia udah SMA kelas satu, dia
pernah pacaran sama salah satu oom ade nyokap gue. Dulu
dia emang terkenal karena kecantikannya. Tapi emang
keluarga bokap gue terkenal CW-nya cakep-cakep, dan tante
wiwi adalah salah satu dari yang terbaik, artinya cantik
muka dan body-nya. Dan sekarang waduh, makin ciamik, dada
melimpah gue kira-kira 36-C, pinggang ramping dan
pinggulnya kalo kata orang kampung gue songgeng alias
montok dan nongol, lehernya jenjang, kulit kuning langsat,
rambut ikal sebahu warna hitam legam, alis tebal, dan yang
bikin gue lherrrrrrr adalah bulu di tangan dan kakinya,
mmmmmhhhhhhh.

“eh, siapaya namanya …..eeeeeeee…….oiya dede ya ? waduh
apa kabar, selamat natal ya !”, sapanya. itulah sapaan
pertama yang gue dapat dari tante wiwi. “baik tante,
selamat natal juga !”, jawab gue, dan kami saling ber
salaman dan sun pipi, serrrrr wangi parfum dan halus
kulitnya tercium jelas sama gue. “iya makasih ya, sekarang
udah selesai belum kuliahnya ? tante sekarang pindah ke
Indonesia lho !”.”mulai kapan dan kenapa tante, emang ‘gak
kerasan tinggal di Belgi ?”, tanya gue. “januari ini,
bukan gak kerasan tapi kamu tahu dong, tante sampe
sekarang kan belum punya anak, kata dokter oom dan tante
kecapean, jadi tante sama oom sepakat untuk sementara kami
ke indonesia dulu, ya ….itung-itung istirahat lah.”. “o
gitu, iya lah tante, biar lebih semarak kalo ada si
kecil.”, jawab gue. Belagu ya gue, kaya orang tua ! “de,
sepulang ke jakarta nanti bisa engga kamu bantu tante
nyari rumah ? soalnya oom kan masih sibuk ngurus ke
pulangan kami, jadi kemungkinan sehabis tahun baru oom
kembali lagi ke Belgi, kamu ada mobil kan ?”.”boleh tante,
kalo soal kendaraan sih ada.”.”ok, maksih ya sebelumnya.”,
jawab tante wiwi.

Singkat cerita, gue balik ke jakarta ‘n gue janjian sama
tante wiwi buat nyari rumah. Gue jemput dia di rumah salah
satu tante gue, dan kami jalan. “kemana nih kita tante ?”,
tanya gue. “enaknya kemana ya de, tante dan oom pengen
yang suasananya ‘gak terlalu rame, yang tenang gitu, dan
kalo bisa udaranya masih bersih dan aksesnya gampang.”.
“wah kalo gitu dideket tempat iwan aja tante, di cibubur
kan banyak perumahan tante, apalagi di sebrang toll.”. “ya
udah, kita kesana aja.”. gue arahin mobil gue kearah toll
menuju lokasi. Cari-cari seharian akhirnya tante wiwi
naksir di salah satu komplek-nya ciputra group. “gimana de
menurut kamu ?’. “ya terserah tante dong, bagusnya tante
tanya oom dulu.”, “iya deh nanti malem tante tanyaain.”.
gue anterin tante wiwi pulang.”entar tante hubungi kamu ya
de, soalnya kalo jadi rumah yang ma oper kredit tadi, kita
kayaknya kudu nyari furnitur dan kelengkapan rumah, gak
ganggu kamu kan ?”. “enggak lah tante, lagian kuliah juga
masih kosong. “makasih ya.”, jawab si tante sambil sun
pipi gue, serrr.
Pagi jam 7 telfon berdering dan tante wiwi kabarin kalo
suaminya setuju dengan rumah pilihan kemarin, dan dia
ngajakin nyari peralatan rumah tangga, karena akad jual
beli baru dilaksanain senin minggu depan. Kami jalan ke
arah jl. Fatmawati, karena di sana emang banyak toko dan
show room meubel. Siangnya kami makan siang sambil ngobrol-
ngobrol. “gimana tante menurut penilaian tante ?”, tanya
gue.”gimana ya, bagus-bagus semua sih, tapi kan tante udah
pegang referensinya, jadi kalo nanti tante mutusin pilih,
tante tinggal telfon.”. “o..”,jawab gue singkat.”de,
jum’at besok kamu ikut week-end ya, soalnya tante een
ngajakin, refreshing katanya, ajak iwan juga.”.”boleh juga
tuh tan, tapi kalo iwan diajak di rumah kelamaan kosong
tan, khawatir !”. “terserah deh kamu atur aja.”

Besoknya kami berangkat ke puncak buat week-end. Iwan
ditinggal. Di villa yang cukup gede dengan 4 kamar,
halaman luas. Kolam renang, plus tempatnya yang masuk
kedalam dan dibukit itu membuat suasana asyik banget. Jam
10 malem selesai makan di simpang raya kami langsung
kembali ke villa. Gue pake jacket, sambil ngerokok, gue
duduk di teras belakang. Gak lama muncul tante wiwi pake
kimono handuk, abis mandi keliatannya. “dingin-dingin gini
koq mandi sih tan ?”, tanya gue.”iya abis lengket sih,
lagian kan ada water heater.”.katanya sambil ngeringin
rambut dia angkat satu kakinya dan dinaikin ke kakinya
yang lain. Ala mak, gue bisa ngeliat paha mulusnya.
Setelah kering rambutnya tante wiwi masuk, gue ngikutin …di
belakangnya. Gue ke dapur buat bikin kopi. Abis bikin kopi
gue bawa kopi ke ruang tengah. Pas lewat depan kamar tante
wiwi gue ngeliat pemandangan yang sangat aduhai. Pintunya
yang ngebuka dikit bikin gue bisa ngintip, bener-bener
yang gue ceritain tadi diatas dia yang lagi siap-siap pake
baju, baru pake CD sementara dadanya masih terbuka membuat
toketnya yang gede bebas terpampang. Buru-buru gue
berlalu, dan bergabung sama tante een dan oom bambang
serta anak-anaknya yang lagi nonoton tv. Ngobrol sebentar
tante een minta izin buat ngelonin anak-anaknya, sementara
oom bambang minta izin buat istirahat. Wal hasil tinggal
gue yang nonton tv, gue pindah duduk ke kursi panjang yang
tadi didudukin sama oom bambang dan tante een biar gue
nontonya gak miring.

Kira-kira 5 menit gue nonton sendiri, tante wiwi keluar
sambil bawa segelas jeruk panas dan duduk di samping gue.
Mhhhh aroma wangi tante wiwi segera menyeruak memenuhi
seisi ruangan. Tante wiwi saat itu pake kimono sutra warna
merah cerah, yang bikin gue horny adalah dadanya nampak
‘gak pake apa-apa di dalemnya. Kira-kira jam 12 malem gue
pamit istirahat. “ya udah, di matiin aja tv-nya tante juga
mau istirahat.”. kami jalan beriringan menuju kamar masing-
masing, kamar gue depan-depanan sama kamar tante wiwi
dibagian belakang, kamar gue dibelakang kamar anak-anaknya
tante een sementara tante wiwi dibelakang kamar tante een.
Pas ngelewatin kamar tante een terdengar suara-suara aneh.
Gue noleh kearah tante wiwi, dan tante wiwi naro
telunjuknya di depan bibirnya. “Ssssttttt, jangan berisik,
kamu ambil kursi organ kesini, kita intip.” Katanya sambil
senyum. Gue anggukin kepala. Gue ambil kursi itu dan gue
taruh perlahan-lahan di depan pintu kamar. Tante wiwi
diluar dugaan segera naik untuk menyaksikan adegan apa
yang tengah berlangsung, dan gue yang di bawah dengan
jelas dan gamblang menyaksikan kemulusan betis tante wiwi
plus bulu-bulu halus-nya yang lebat. Tititgue gak kuat dan
pelan tapi pasti mulai ngaceng. Tante wiwi gak lama mulai
meletakkan tangannya didepan permukaan selangkangannya dan
mengusap-usapkan telapak tangannya disana. Ngeliat gelagat
begitu gue gak buang-buang kesempatan, gue raba betis
indahnya, dan diluar dugaan tante wiwi gak bereaksi,
malahan dia ngerenggangin kakinya dan gue liat tangannya
mulai dengan agak kasar ngusap permukaan selangkanggannya
sambil mulutnya mengeluarkan suara
desisan,”sssssssssssssssshhhhhhhh”.

Ngeliat tante wiwi mualai naik gak cuma tangan gue yang
ngusap betis indahnya, tapi juga bibir dan lidah gue. Gue
telusuri betisnya turun kebawah, sampe punggung kaki nya,
gue pindahin ke kakinya yang lain dan gue jelajahi juga.
Desisan tante wiwi mulai berubah jadi erangan, dan
tangannya enggek cuma beraksi di permukaan
selangkangannya, tapi juga tangannya yanglain mulia
ngeremes toketnya sendiri. Sementara aksi gue gak cuma di
betis kepala gue udah mulai menyusup kebalik kimononya,
jadilah aksi gue sekarang menelusuri daerah pahanya.
Setelah aksi bibir dan lidah gue mendekati daerah
selangkanganya, tangan tante wiwi yang tadi dipake
ngegosok selangkangannya sekarang pindah ke kepala gue.
Dia teken kepala gue dan usap-usap rambut gue, sesekali
dia jambak rambut gue sambil ngerapetin kakinya. Gue
jilatin buah pantatnya yang ranum sambil kedua tangan gue
beraksi ngeremas buah pantat doi yang lain sementara
tangan gue satunya lagi gue pake buat ngebelai daerah
selangkangannya. Gue pindahin aksi gue buat ngegarap buah
pantatnya yang lain. Gue sibakin CD mini tante wiwi, gue
renggangin kakinya, dan gue nikmati belahan pantatnya.

Setelah gue mulai sesak napas ‘n kegerahan gue keluarin
kepala gue dari balik kimononya. Gue geserin kaki tante
wiwi supaya dia bisa geser, dan gue naik. Sejurus kemudian
terpampang didepan mata gue pemandangan yang bikin gue
makin horny. Tente wiwi dibawah lagi megap-megap sambil
narik-narik rambutnya sendiri, dia angkat kedua kakinya
dipundak oom bambang, sementara oom bambang asyik mompa
tante een dari atas sambil mulutnya menikmati toket tante
een yang lumayan bagus, meskipun udah punya anak dua. Gua
gak mau tinggal diem, gue lingkerin tangan gue kepundak
tante wiwi, dan langsung gue usap-usap bagian dadanya. Gak
lama tangan gue yang kiri myusul, gue susupin kebalik
kimononya dan segera gue dapetin segunduk daging yang
teramat kenyal rasanya di tangan gue, dan tante wiwi bales
dengan gigit-gigit kuping gue. Lagi asyik ngetune putting
toket kiri tante wiwi tante wiwi beranjak turun. Dan
ternyata yang dilakukan tante wiwi adalah ngelepasin iket
pinggang gue,ngelapas kancing celana jeans gue dan nurunin
zipper-nya. Dia tarik jeans gue selutut, tapi cuma
jeansnya doang. Gak lama terasa hangat permukaan CD gue,
dan terasa juga lidah bermain di permukaan CD gue naik
turun, terasa juga titit gue digigitin naik turun, kayak
oppi andaresta main harmonika. Udah itu terasa CD gue
diturunun juga sementara di dalam kamar posisi sudah
berganti, tante een memegang kendali naik turun sambil
kedua tangannya megangin tangan oom bambang yang lagi
asyik ngeremesin toket gede tante een.

Hangat dan lembab terasa di palkon gue, pas pandangan gue
turunin ternyata tante wiwi lagi asik jilatin palkon gue,
terus turun kebatang kontol gue …naik turun, dan akhirnya
biji peler gue dikulumnya juga. Dikemotnya kedua biji
peler gue. ada perasaan mules sewaktu kedua biji peler gue
di emut sama tante wiwi, abis mulut tante wiwi itu mungil
banget, jadi kalo disekaligusin jadi beradu satu sama
lainnya. Bosen ngulumin biji peler gue tante wiwi masukin
batang peler gue kemulutnya, di emutnya, disedotnya
kenceng banget. Lalu tante wiwi maju mundurin mulutbya,
sambil tangankirinya maenin biji peler gue, sementara
tangan kanannya meremas buah pinggul gue. Tante wiwi
lepasin isapanya, tapi palkon gue langsung jadi sasaran,
kali ini palkon gue di garuk-garuk pake gigi atasnya.
Waduh, rasanya sangat luar biasa ! geli, gatel, dan laen-
laen rasa enak semuanya campur jadi satu. Dari dalam kamar
tante een dan oom bambang mengerang sangat keras, dan
rupanya mereka baru saja mencapai puncak gunung bersama-
sama.

Gak kuat gue kelamaan berdiri, gue angkat kepala tante
wiwi, gue turun dan gue benerin posisi celana gue, gue
tarik tante wiwi gue dekap dia dipelukan gue dan langsung
gue serbu bibir mungilnya yang udah merekah menantang buat
di gasak. Tante wiwi bales serbuan gue dengan gak kalah
semangatnya. Lidah kami menjelajah rongga mulut masing-
masing lawan. Waktu lidah tante wiwi menjelajah rongga
mulut gue lidah itu gue gigit, gitu juga sebaliknya.
Ternyata tante wiwi udah kecapean dari tadi,”de, kita
pindah kekamar yo !”, ajaknya. Gue sih nurut aja. Gue
serbu lagi bibirnya, gue angkat tubuhnya gue gotong
kekamarnya. Gue taruh dia diatas kasur, dan tanpa buang
waktu gue lucutin pakean gue sendiri. Selanjutnya setelah
gue bugil gue naek ke ranjang dan bibir tante wiwi kembali
gue nikmati. Tangan tante wiwi gak tinggal diam
digenggamnya kontol gue sambil diusap dan di kocok
perlahan dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya
peluk gue. Gitu juga gue gak mau kalah, sementara tangan
kiri gue nyanggah beban tubuh gue, tangan yang kanan gue
ajak buat jalan-jalan diatas dada tante wiwi. Didalam
kamar baru tahu gue bahwa tante wiwi adalah jenis manusia
yang seang melepaskan perasaan horny-nya dengan sebebas-
bebasnya. Buktinya sewaktu toketnya gue remes dan
putingnya gue pilin dari mulut yang masih gue kulum,
gumamannya terdengar sangat
keras.”mmmmmmmmmmhhhhhhh……….mmmmhhhhhhhhhggggggg”. apalagi
sewaktu lidah gue bermain di belakang telinganya,
erangannya makin menjadi.

Tante wiwi dengan tangannya ngebimbing gue untuk menikmati
permukaan lehernya yang jenjang dan ada sedikit lipatan
lemaknya. Gue jilat dan gue kecup bagian leher tante wiwi
sampe gak ada jengkal yang tersisa, “uuuuhhhhhh
……..sssssssssshhhhhhh……..mmmmmmhhhhhh”. Sekarang gantian.
Tangan kanan gue dipake nyangga tubuh gue sementara tangan
kiri gue gue pake buat membelai,meremas dan memilin bukit
tante wiwi yang munjung dan udah keras dari tadi. Sekarang
sasaran gue adalah pundak tante wiwi, dan kedua siku gue
gue pake buat nahan berat badan gue, supaya kedua toket
tante wiwi bisa gue remes bareng. Pada saat jelajah lidah
gue udah nyampe di ujung selepetan bima-nya, gue sibakin
kimono tante wiwi bagian dadanya, dan ……eng-ing-eng
jelaslah sekarang didepan mata gue sepasang toket terindah
yang pernah gue liat, karena sebelumnya tokrt CW-CW gue
kalah bagus sama toket tante wiwi. Gue gak sabar gue
langsung gigit putting-nya yang sebelah kanan dan tante
wiwi berteriak
“aaaaaaahhhhhhhhkk……..ssssshhhhh………aadddduuuhhh
…eeennnnhhhaaaaakkkkhh.” . gue sedot pentil itu dengan
keras, semakin keras gue sedot semakin menjadi erangan dan
teriakan tante wiwi. Habis sudah kedua permukaan toket
tante wiwi gue garap, tante wiwi dekap kepala gue di
belahan toketnya, sementara kedua lengannya nyanggah
toketnya, hal ini membuat muka gue tenggelam disela-sela
toket-nya yang indah. Yang paling mengesankan adalah
sewaktu gue bikin cupang di bawah putting kiri tante wiwi,
tante wiwi berteriak sambil ngejewer kedua kuping
gue.”hah………ooooohhhhhhhhh
………ggggggghhhhhhh………uuuussssssss…..aaaaaaaahhhhhhh”.
sehabis itu jelaslah bekas cupangan gue di toketnya.

Setelah puas aku garap kedua bueh toketnya, tante wiwi
mwnurunkan kepala gue, gua jilati permukaan perutnya, pas
nyampe puser gue kecup dan gue jilat pusernya sementara
kedua tangan gue gue susupin dibelakang pinggul nya dan
segera gue remes abis kedua bongkah pantatnya.
“adddduuuuhhhhhhh dddeee….kkamu koq kayaknya uudaaaaaahhhh
ppppeeengalamannnnn banget sssiiihhhhh”, begitu erangan
tante wiwi kira kira sewaktu gue kecup dan gue jilatin
pusernya. Jilatan gue terus turun kebawah, sebelim
mulutgue nyampe di selangkangannya, CD mini tante wiwi gue
turunin pake kedua tangan gue, gue tarik lepas CD itu.
ohhhh…rumput yang tumbuh disitu begitu lebatnya,
sehingga gue nyaris gak bisa lihat belahan memeknya !

Yang pertama kali adalah gue merumput disitu, gue jilatin
jembut itu sampe rapi, karena dari fakta yang gue liat
kayaknya tante wiwi adalah salah satu jenis manusia yang
senang membiarkan jembutnya tumbuh dengan sendirinya tanpa
adanya campur tangna dari luar. Setelah jembut itu rapi,
aku kuakkan jembut yang berada disekitar bibir memek tante …wiwi, barulah sekarang gue liat belahan bibir memek tante
wiwi. Bibir memek itu ternyata masih bersih, belum
menghitam. Ngeliat pemandangan kayak gitu, kontan tangan
dan bibir gue kompakan buat ngerubutin tante wiwi punya
memek.
“aaaaaaaahhhhhhh……..aaaddddduuuuhhhhhhh……..ssssshhhhhh…….aa
aaaggggghhhhhhh…….yyeeeeessssss…..ttteruuuuuuuuuuussssssshh
hhhhgggggghhhhhhh”. tante wiwi teriak-teriak sewaktu gue
masukin jari tengah gue ke memeknya dan ibu jari gue
menggesek itilnya dan lidah gue jilatin permukaan bibir
memek
nya.”uuuuhhhhhhh……..uuuuhhhhhhh……..yyyaaaaaaaaa……..ssssshhh
hhhhhhh…..”. desahan dan erangan tante wiwi semakin
menjadi ketika dengan ganas gue gigit-gigit itilnya. Dan
dengan gak kalah ganas tante wiwi ngejambak rambut gue ,
dia desekin ke selangkangannya, sementara pinggulnya
diangkat tinggi-tinggi sambil bikin gerakan
memutar.”mmmmmmhhhhhhhyyyyyyymmmmmmm ………sssssshhhhhhhhhhh
…….. yyyyyaaaaaaaa ……”.begitu terus dan terus tante wiwi
berputar dan berteriak.“de….hhhhhh…..sini titit kamu kasih
tante …….”, pintanya, dan terjadilah pertempuran 69 yang
sangat seru, karena tante wiwi dan aku sama-sama rakus.
Setelah 8 menitan bertempur 69 tante wiwi mengejan dan
berteriak dengan sangat keras,”deeeeeeee …….aaaahhhhhh ………
aaadddddduuuuuhhhhh ………. Tanttttttttteeeeeeee …….gak ……..
kuattttthhhhh …….. “, jeritan tante wiwi disertai dengan
merapatnya kedua paha, serta dicakar-cakarnya buah pantat
gue. 1 ½ menit tante wiwi menjepit kepala gue, sampe
akhirnya dia terkulai, sementara aku terus dengan aksiku
menjilati setiap tetes air yang mengalir dari lubuk vagina
tante wiwi.” De udah sayanggggghhhhh ……. Addddduuuhhhhhh
…….geliiiiiiiiiii ……”

Tante wiwi manjatuhkan diri dan terlentang pasrah sambil
narik napas panjang pandangan matanya menerawang ke langit-
langit kamar. “De, kamu udah sering melakukan yang kayak
begini ya ?”, tanyanya sambil ngelirik ke gue. ”Ah, enggak
juga tante, mungkin udah dari sononys kali.”, jawab gue
sekenanya. “gak mungkin, buktinya kontol kamu tante sedot
kenceng banget koq kontol kamu tenang-tenang aja.”,
sanggahnya. “oh jadi tante pengen saya cepet nyampe klimax
?’. “ya enggak juga sih, ……. Ih kamu nakal ya !”, katanya
sambil memiringkan badan dan ngegelitikin gue. Lama kami
bercanda sambil bergumul kayak anak kucing, capek, kita
berdua masing-masing diem sambil tarik napas dalem-dalem.

Ngeliat tante wiwi terlentang dengan kedua lengan dan paha
terbuka, Gue yang emang udah kesetanan gak tahan, gue
kangkangin dia dan langsung gue arahin rudal gue ke lobang
memeknya, gue entot ! Kontol gue gue selipin disela-sela
bibir memeknya, perlahan-lahan gue tusuk dan …….
“oooohhhhhhhhhggg ……..ehhhhhhhh ………. “. Kontol gue
perlahan tapi pasti mulai amblas. Setelah amblas
seluruhnya gue tarik napas dalam-dalam dan kembali bibir
tante wiwi gue lumat, sambil gue grepe kedua toketnya.
Setelah tenang aku mulai angkat perlahan-lahan batang
kontol gue, pas tinggal kepalanya doang yang nyisa gue
teken lagi, “uuuuhhhhh …… “, kembali tante wiwi mendesah.
Lama-lama kayuhan gue semakin lancar, maju mundur, kadang-
kadang gue puterin kayak orang lagi ngebor, dan tante wiwi
mengerang keras “ hhhhhhhhhhmmmmmmm
……..oooooouuuuuuuuughhhhhhhhhhh “. rupanya dia
menyukainya. Gue terus goyang, pas gue capek, tante wiwi
ambil inisiatip. Dia peluk gue erat dan berguling kesisi
kanan. Sekarang dia naek turun diatas gue, “ooooohhhhhhh
…. Aaddddddduuuuuhhhhh taaaannnntttthhhhh ….
Ttteeeerrrrruuussss”, erang gue sambil tangan gue remes
toket dia keras banget. “uhhh ….. uuuuuhhhh …. Uuuhhhh ….
Yyyyyeeeeessss …. Yyyyyeeeessss ‘, jeritnya sambil kedua
tangannya ngejambak-jambak rambutnya sendiri. Leleah naik
turun tante wiwi peluk gue sambil kiss gue, gue lingkerin
tangan gue ke belakang, gue jamah bongkahan pantatnya dan
gue mulai tusuk dia dari bawah. “ mmmmmmhhhhh ….
Mmmmhhhh”, gue tusuk terus. Gak lama tante wiwi bangkit
dan kembali naik turun. Dia cengkeram lengan gue kenceng
banget, ngeliat keadaan kayak gitu gue langsung pro-aktif,
gue juga gak mau kalah, tusukan gue dari bawah gue tambah
frekwensinya, dan hasilnya ……….. gak lama tante wiwi
menggenjot pantatnya dengan gila sambil teriak-teriak,
“aaaaaaahhhhh ….. oooohhhh ….. ooooohhhhh …. Tante mau
sssssssssaaaaammmmppppp ……..”, belum selesai ngomong gitu
tante wiwi teken keras-keras pantatnya kebawah, terasa
otot-otot memeknya berkontraksi dengan sangat keras, dia
jatuhkan diri diatas badan gue. Dengan napas masih memburu
dia kecup dan lumat bibir gue, “hhhhuuuhhhh, kamu hebat
banget sih de, sama CW kamu atau sama perek kamu biasanya
hah ?”.”enggak koq tante, ya baru sama tante aja
sekarang.”. “alah, sama setiap CW yang kamu tidurin juga …jawabanya pasti sama.”, katanya sambil ngeloyor ke kamar
mandi, setelah selesai bersih-bersih tante wiwi masuk lagi
kekamar.

Didepan pintu kamar mandi gue sergap dia, gue angkat satu
pahanya dan gue tusuk sambil gerdiri.”aduh kok ganas
banget sih kamu !”, katanya setengah membentak. Gue gak
mau tahu, gue dorong dia ke dinding gue hajar terus
memeknya dengan rudal gue. mUlutnya gue sumbat, gue lumat
dalem-dalem. Setelah tante wiwi mulai terdengar
lenguhannya, gue gendong dia sambil pautan kontol gue
tetep di pertahankan. Gue bawa dia ke meja rias yang
berbentuk Consol, gue letakan tantatnya diatas meja itu.
Sekarang gue bisa lebih bebas ngentot dia sambil menikmati
toketnya. Sambil gue ayun, mulut gue dengan sistematis
menjelajah bukit didadanya, dan seperti biasanya (dan ini
juga yang biasanya dilakukan CW) dia teken belakang kepala
gue ke dadanya, dan gue turutin, abis emang enak dan
nikmat banget. “aaaaaahhhh ……….. ssssssshhhhh …….
Oooohhhhh …… uuuuuuuuggggghhhh …… mmmmmhhhh.”, tante wiwi
terus meracau.

Bosen sengan posisi gitu gue cabut kontol gue dan gue
suruh tante wiwi nungging. Sambil kedua tangannya megangin
bibir meja. Dalam keadaan nungging gitu tante wiwi
keliatan lebih aduhai ! bongkahan pantatnya yang kuning
dan mulus itu yang bikin gue gak tahan. Gue pegang kontol
gue dan langsung gue arahin memeknya. Gue gesekin ke
itilnya, dan dia mulai mengerang nikmat. Gak sabar gue
tusukin sekaligus. Langsung gue kayuh, dan dalam posisi
ini tante wiwi bisa lebih aktif memberikan perlawanan,
bahkan sangat sengit.”aaaahhhhhh ddddeeeeee
ttttaaaaannnnnteeeee mmmmoooo ….. kkkeeeee
lllllluuuuarrrrr lagggiiii……. “, racaunya. Tante wiwi
goyangnya menggila dan gak lama tangan kananya menggapai
kebelakang, dia tarik pantat gue supaya menusuk lebih
keras lagi. Gue layani dia, sementara gue sendiri emang
kerasa udah deket. Tante wiwi mwngwrang dengan sangat
keras sambil jepit tool gue dengan kedua pahanya. Gue
tetep dengan aksi gue. Gue raih badannya yang keliatan
udah mulai mengendur. Gue peluk dari belakang, gue taruh
tangan gue dbawah toketnya, dengan agak kasar gue urut
toketnya dari barwah ke atas dan gue remes dengan
keras.”eennngghhhhh …..oooohhhhh ……ohhhhhhh
…….aaaaaaahhhhhhhhh”, gak lama setelah itu bendungan gue
jebol, gue tusuk keras banget, dan peju gue nyemprot lima
kali didalem.

Dengan gontai gue iring tante wiwi kembali keranjang,
sambil gue kasih cumbuan-cumbuan kecil sambil kami
tiduran. Dan ketika gue liat jam didinding menunjukan jam
02.07. wah lumayan, masih ada waktu buat satu babak lagi,
gue pikir. “tante, tante memek dan permainan tante ok
banget !”, puji gue. “makasih juga ya de, kamu juga
hebat……..”. suatu pujian yang biasa gue terima !

Selanjutnya bisa ditebak, sampe sekarang gue masih suka
berbagi kenikmatan setiap ada kesempatan !

bibiku gairah sexku



Cerita ini berawal pada tahun 1997 dan kejadian itu terjadi di rumah istri om-ku. Om-ku itu bekerja pada bidang marketing, jadi kadang bisa meninggalkan rumah sampai satu minggu lamanya, dan untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka berdua bersama tiga anaknya yang masih kecil, mendirikan sebuah warung di depan rumah. Tanteku itu orangnya lumayan menarik dengan postur tubuh setinggi 170 cm dengan ukuran dada 34B, berumur kira-kira 29 tahun. Sebenarnya dulu aku suka sekali melihat tubuh mulus tanteku, secara tidak sengaja ketika dia sedang mandi karena memang di tempat kami kamar mandi pada saat itu atasnya tidak tertutup genteng dan tanpa berpintu, jadi kalau ada yang mandi di situ hanya dengan melampirkan handuk di tembok yang menjadikan tanda bahwa kamar mandi sedang dipakai.

Tidak sampai di situ saja, kadang tanteku ini suka memakai baju tidur yang model terusan tipis tanpa memakai BH dan itu sering sekali kulihat ketika di pagi hari. Apalagi aku sering sekali bangun pagi sudah dipastikan tanteku sedang menyapu halaman depan dan itu otomatis ketika dia menunduk menampakkan buah dadanya yang lumayan besar dan montok. Hal ini dilakukan sebelum dia menyiapkan keperluan sekolah anaknya, kalau om-ku biasanya tidak ada di rumah karena sering bertugas di luar kota selama empat hari. Pernah aku melamunkan bagaimana rasanya jika aku melakukan persetubuhan dengan tanteku itu, namun akhirnya paling-paling kutumpahkan di kamar mandi sambil ber-onani. Rupanya anga-anganku itu dapat terkabul ketika aku sedang menumpang nonton TV di rumah tanteku pada siang hari dimana ketiga anaknya sedang sekolah dan om-ku sedang bertugas keluar kota pada pagi harinya.

Kejadian itu terjadi ketika aku sedang menonton TV sendirian yang bersebelahan dengan warung tanteku. Ketika itu aku ingin mengambil rokok, aku langsung menuju ke sebelah. Rupanya tanteku sedang menulis sesuatu, mungkin menulis barang belanjaan yang akan dibelanjakan nanti.
"Tante, Diko mau ambil rokok, nanti Diko bayar belakangan ya!" sapaku kepada tanteku. "Ambil saja, Ko!" balas tanteku tanpa menoleh ke arahku yang tepat di belakangnya sambil meneruskan menulis dengan posisi membungkuk. Karena toples rokok ketengan yang akan kuambil ada di sebelah tanteku tanpa sengaja aku menyentuh buah dadanya yang kebetulan tanpa memakai BH. "Aduh! hati-hati dong kalau mau mengambil rokok. Kena tanganmu, dada tante kan jadi nyeri!" seru tanteku sambil mengurut-urut kecil di dadanya yang sebelah samping kirinya. Namun karena tidak memakai BH, nampak dengan jelas pentil susu tanteku yang lumayan besar itu. "Maaf Tan, aku tidak sengaja. Begini aja deh Tan, Diko ambilin minyak supaya dada Tante tidak sakit bagaimana!" tawarku kepada tanteku. "Ya sudah, sana kamu ambil cepat!" ringis tanteku sambil masih mengurut dadanya.

Dengan segera kuambilkan minyak urut yang ada di dalam, namun ketika aku masuk kembali di dalam warung secara perlahan, aku melihat tante sedang mengurut dadanya tapi melepaskan baju terusannya yang bagian atasnya saja. "Ini Tante, minyak urutnya!" sengaja aku berkata agak keras sambil berpura-pura tidak melihat apa yang tanteku lakukan. Mendengar suaraku, tanteku agak terkejut dan segera merapikan bagian atas bajunya yang masih menggelantung di bagian pinggangnya. Tampak gugup tanteku menerima minyak urut itu tapi tidak menyuruhku untuk lekas keluar. Tanpa membuang kesempatan aku langsung menawarkan jasaku untuk mengurut dadanya yang sakit, namun tanteku agak takut. Pelan-pelan dengan sedikit memaksa aku berhasil membujuknya dan akhirnya aku dapat ijinnya untuk mengurut namun dilakukan dari belakang.

Sedikit demi sedikit kuoleskan minyak di samping buah dadanya dari belakang namun secara perlahan pula kumemainkan jariku dari belakang menuju ke depan. Sempat kaget juga ketika tanteku mengetahui aksi nakalku. "Diko! kamu jangan nakal ya!" seru tanteku namun tidak menepis tanganku dari badannya yang sebagian ditutupi baju. Mendapati kesempatan itu aku tidak menyia-nyiakan dan secara aktif aku mulai menggunakan kedua tanganku untuk mengurut-urut secara perlahan kedua bukit kembar yang masih ditutupi dari depan oleh selembar baju itu. "Ohh.. oohh.." seru tanteku ketika tanganku sudah mulai memegang susunya dari belakang sambil memilin-milin ujung susunya. "Jangan.. Diko.. jang.." tante masih merintih namun tidak kuacuhkan malah dengan sigap kubalikkan tubuh tanteku hingga berhadapan langsung dengan diriku. Kemudian dengan leluasa kumulai menciumi susu yang di sebelah kiri sambil masih mengurut-urut susu di sebelahnya. Kemudian aku mulai mencucupi kedua puting susunya secara bergantian dan tanteku mulai terangsang dengan mengerasnya kedua susunya.

Tidak sampai di situ, rupanya tangan tanteku mulai menjelajahi ke bawah perutku berusaha untuk memegang kemaluanku yang sudah dari tadi mengencang. Ketika dia mendapatkannya secara perlahan, dikocok-kocok batang kemaluanku secar perlahan dan tiba-tiba tanteku mengambil sikap jongkok namun sambil memegang kemaluanku yang lamayan panjang. Untuk diketahui, batang kemaluanku panjangnya kurang lebih 20 cm dengan diameter 3,5 cm. Tanteku rupanya sedikit terkejut dengan ukuran kemaluanku apalagi sedikit bengkok, namun dengan sigap tapi perlahan tanteku mulai mengulum kemaluanku secara perlahan dan semakin lama semakin cepat. "Ah.. ah.. ah.. yak.. begitu.. terus.. terus.." erangku sambil memegangi kepala tanteku yang maju mundur mengulum batang kemaluanku. Kemudian karena aku sudah tidak tahan, tubuh tante kuangkat agar duduk di pinggir meja dimana tadi dia menulis, dan dengan sedikit gerakan paha tanteku kupaksa agar meregang. Rupanya tanteku masih mengenakan CD dan dengan perlahan kubuka CD-nya ke samping dan terlihatlah gundukan kemaluannya yang sudah basah.

Secara perlahan kuciumi kemaluan tanteku dan kumain-mainkan klirotisnya. "Ah.. ahh.. Diko, Tante mau keluuaarr.." Beberapa saat kemudian rupanya tanteku akan mengalami orgasme, dia langsung memegangi kepalaku agar tetap di belahan kemaluannya dan kemudian mengeluarkan cairan surganya di mulutku, "Crett.. crett.. cret.." mulutku sampai basah terkena cairan surga tanteku. Kemudian tanteku agak lemas namun masih kujilati kemaluannya yang akhirnya membangkitkan nafsu untuk bersetubuh denganku. Kuangkat tubuh tante ke bawah warung, dan dengan sedikit agak keras aku dapat merubah posisinya menelentang di depanku, kubukakan semakin lebar kedua kakinya dan mulai kuarahkan ujung kemaluanku ke mulut lubang kemaluannya. Agak susah memang karena memang aku agak kurang berpengalaman dibidang ini namun rupanya tanteku dapat memahaminya. Dengan sabarnya dituntunnya ujung kemaluanku tepat di lubang kemaluannya. "Pelan-pelan ya, Diko!" lirih tanteku sambil menggenggam kemaluanku.

Ketika baru masuk kepala kemaluanku tanteku mulai agak meringis tetapi aku sudah tidak kuat lagi dengan agak sedikit paksa akhirnya kemaluanku dapat masuk seluruhnya. "Diko.. akh.." jerit kecil tanteku ketika kumasukkan seluruh batang kemaluanku di dalam lubang kemaluannya yang lumayan basah namun agak sempit itu sambil merapatkan kedua kakinya ke pinggangku. Perlahan aku melakukan gerakan maju mundur sambil meremas-remas dua susunya. Hampir tiga puluh menit kemudian gerakanku makin lama main cepat. Rupanya aku hampir mencapai puncak. "Tan.. aku.. aku mauu.. keluar.." bisikku sambil mempercepat gerakanku. "Dikeluarkan di dalam saja, Dik!" balas tanteku sambil menggeleng-gelengkan kecil kepalanya dan menggoyangkan pantatnya secara beraturan. "Tan.. aku.. keluarr.." pekikku sambil menancapkan kemaluanku secara mendalam sambil masih memegangi susunya. Rupanya tanteku juga mengalami hal yang sama denganku, dia memajukan pantatnya agar kemaluanku dapat masuk seluruhnya sambil menyemburkan air surganya untuk ketiga kalinya. "Cret.. cret.. cret.." hampir lima kali aku memuntahkan air surga ke dalam lubang kemaluan tanteku dan itu juga di campur dengan air surga tanteku yang hampir berbarengan keluar bersamaku. "Cret.. cret.. cret.. ahh.." tanteku melengkungkan badannya ketika mengeluarkan air surga yang dari lubang kemaluannya.

Akhirnya kami tergeletak di bawah dan tanteku secara perlahan bangun untuk berdiri sambil mencoba melihat kemaluannya yang masih dibanjiri oleh air surga. "Diko! kamu nakal sekali, berani sekali kami berbuat ini kepada Tante, tapi Tante senang kok, Tante puas atas kenakalan kamu," bisik tanteku perlahan. Aku hanya bisa terseyum, sambil menaikkan kembali celanaku yang tadi dipelorotkan oleh tanteku. Tanteku akhirnya berjalan keluar, namun sebelum itu dia masih menyempatkan dirinya untuk memegang kemaluanku yang lumayan besar ini.

Inilah pengalamanku yang pertama, dan sejak itu kami kadang mencuri waktu untuk mengulangi hal tersebut, apalagi jika aku atau tanteku ingin mencoba posisi baru dan pasti ketika Om-ku dan anak-anak tanteku berangkat sekolah. Sekarang hal itu sudah tidak kulakukan lagi karena tanteku sekarang ikut Om-ku yang mendapat tugas di daerah.

bibiku hifer sex

Saat itu aku baru lulus SMA, aku melanjutkan kuliah di Surabaya di sana aku tinggal di rumah Pamanku. Aku tinggal di sana karena paman dan bibiku yang sudah 4 tahun menikah belum juga punya anak, jadi kata mereka biar suasana rumahnya bertambah ramai dengan kehadiranku. Rumah pamanku sangat luas, di sana ada kolam renangnya dan juga ada lapangan tenisnya, maklum pamanku adalah seorang pengusaha yang kaya. Selain bibiku dan pamanku, di sana juga ada 3 orang pembantu 2 cewek dan 1 cowok. Bibiku umurnya 31 tahun tapi masih cantik dan bodinya seperti gitar spanyol, wajahnya mirip Meriam Belina. Dan ke-2 pembantu cewek tersebut yang satu janda dan yang 1 sudah bersuami, sedang yang cowok berumur 20 tahun. Suatu hari ketika kuliahku sedang libur, paman dan bibiku sedang keluar kota, pintu kamarku diketuk oleh Trisni si janda tsb, "Den Eric itu ada kiriman paket dari Jakarta". Lalu aku keluar dan menerima paket tsb. Karena tertarik kubuka isinya ternyata isinya alat-alat seks ada pen†s dari karet, ada oil pelumas dan juga ada 5 VCD. Waktu kubuka paket tersebut Trisni ada di sebelahku dan wajahnya memerah begitu tahu isinya. "Wah ternyata Jeng Rini hot juga ya Den", celetuknya Rini adalah nama bibiku. "Entahlah mungkin aja paman udah loyo..., tapi gimana kalau nanti malam kita. setel VCD ini mumpung yang punya lagi pergi..", kataku sambil mengamati wajahnya yang manis. "Itu film apaan sih". "Entahlah tapi nanti kita nontonnya berdua aja biar nggak dilaporkan ke paman ok" Malamnya jam 21.00 setelah semua tidur Trisni ke ruang tengah, dia memakai pakaian tidur yang tipis sehingga kelihatan CD dan BH-nya. "Eh, apa semua sudah tidur", tanyaku. "Sudah Den", jawabnya. Lalu aku mulai menyetel itu film dan ternyata itu film pribadi bibiku, waktu itu Bibi dan paman sedang bercumbu dengan alat-alat seks tersebut, pen†s karet yang panjang itu menancap di vag†na Bibi dan pen†s paman diisap oleh Bibi tapi anehnya pen†s paman tetap kecil. "Eh kok yang main film Jeng Rini dan Den Budi?", gumannya setengah bertanya padaku. "Wah kelihatanya paman itu impoten masa diisep begitu nggak berdiri", sahutku sambil aku mengeluarkan pen†sku. "Nih wong aku yang lihat aja langsung berdiri kok". "Ih, Aden jorok ah", sahut Trisni ketika pen†sku aku dekatkan ke wajahnya. Aku berusaha memasukkan pen†sku ke mulutnya dan dia hanya mau menciuminya mula-mula di sekitar batangnya lalu dia mulai menjilati kedua telurku, wah geli sekali dan dia mulai mengisap pen†sku pelan-pelan, ketika asyik-asyiknya tiba-tiba Erni pembantu yang satunya masuk ke ruang tengah dan dia terkejut ketika melihat adegan kami. Kami berdua jadi berhenti sebentar, "Erni kamu jangan lapor ke Paman atau Bibi ya awas kalau lapor", ancamku. "Iya Den", jawabnya sambil matanya melirik pen†sku yang masih berdiri tegak. "Kamu di sini aja lihat film itu", sahutkku. Dia diam saja. Lalu tanganku melucuti semua baju Trisni dan dia diam saja. Kemudian dia kurebahkan di sofa panjang dan aku mulai menjilati vag†nanya, ternyata vag†nanya sudah sangat basah. "Den..., oh den nikmat..", rintihnya, aku melirik Erni dia dadanya naik turun melihat adegan kami. Setelah Trisni puas, lalu aku berdiri dan kumasukkan pen†sku pelan-pelan. "Bles..", amblas semua batangku dan Trisni berteriak kenikmatan. Kupompa pelan-pelan vag†nanya sambil menikmatinya, licin sekali rasanya. "Sini daripada bengong aja mendingan kamu ikut..., ayo sini", kataku pada Erni. Lalu dengan malu Erni menghampiri kami berdua. Aku ganti posisi Trisni kusuruh nungging dan kugarap dia dari belakang sehingga ke dua tanganku bergerilya di tubuh Erni. Ketika sampai di CD-nya ternyata CD-nya sudah basah semua. Aku ciumi mulutnya, lalu aku isap putingnya. Dia kelihatan sudah sangat terangsang. Aku menyuruhnya melepaskan semua pakaian yang di kenakan. Saat itu aku merasakan pen†sku tersiram oleh cairan hangat. Oh, dia sudah orgasme pikirku dan gerakan Trisnipun melemah. Lalu kucabut pen†sku dan kumasukkan pelan-pelan ke vag†na Erni dan ternyata lebih nikmat punya Erni, lebih sempit lubangnya. Mungkin karena jarang bersetubuh dengan suaminya pikirku. Setelah masuk semua aku baru merasakan bahwa vag†na Erni itu bisa menyedot dan mengisap, seperti diremas-remas rasanya pen†sku. "Uh nikmat banget sih kamu apain itu tempemu heh", kataku dan Erni cuma tersenyum, lalu kupompa dengan lebih semangat. "Den ayo den lebih cepat nih", dan kelihatan bahwa Ernipun mencapai klimaks. "Ih..., ih..., ih..., hmm.." rintihnya. Lalu kudiamkan dulu pen†sku biar meraskan remasan vag†na Erni, lalu kucabut dan Trisni langsung mendekat dan dikocoknya pen†sku dengan tangannya sambil diisap ujungnya, dan ganti Erni yang melakukannya. Kedua cewek tersebut jongkok di depankku dan aku merasakan sudah mau keluar. "Aku nggak tahan lagi nih...", lalu Erni mengocok dengan cepat dan, "Crooot..., crooot..., crooot..., crooot", keluar semua maniku empat kali semprotan dan kelihatannya dibagi rata oleh Erni dan Trisni. Akupun terkulai lemas. Selama sebulan lebih aku bergantian menyetubuhi mereka, kadang-kadang kami melakukannya bertiga. Dan pada hari itu paman memanggilku. "Ric paman mau ke Singapore ada keperluan kurang lebih 2 minggu kamu di rumah saja nemanin Bibi kamu ya", kata pamanku. "Iya deh aku nggak akan dolan-dolan", jawabku. Bibi tersenyum padaku kelihatan senyumnya itu menyembunyikan sesuatu pikirku. Akupun sebenarnya ingin merasakan tubuh bibiku tapi karena tidak ada kesempatan selama ini aku tahan saja. Akhirnya aku punya kesempatan nih pikirku. Malam harinya selesai makan malam dengan Bibi, aku nonton Seputar Indonesia di ruang tengah dan Bibi menghampiriku dia berkata, "Ric, waktu aku pergi sebulan yang lalu apa kamu nggak dapat paket?". "Eh anu, aku nggak dapat kok", jawabku dengan gugup. "Kamu bohong..., ini buktinya", sambil dia menunjukkan pen†s karet tsb. Ternyata pen†s karet tersebut sudah jatuh ke tangan bibi, karena barang tersebut sebetulnya di minta oleh Trisni. "Anu kok Bi, waktu itu memang aku terima tapi". "Sudah kamu itu memang suka bohong ya lalu mana VCD-nya?". "Aku simpan kok Bi buat aku setel jika aku kepingin, habis Bibi hot banget sih di film itu", jawabku. "Dasar anak kurang ajar", wajahnya langsung memerah. "Kan Bibi saja belum lihat itu film, ayo kamu ke kamar ambil itu VCD" suruhnya, lalu aku ke kamar untuk mengambilnya. "Ini Bi, tapi jika Eric pinjam lagi boleh kan Bi", kataku. "Kamu jika ingin lihat lagi langsung saja nggak usah pakai di film segala". "Ayo sini ke kamar Bibi nonton langsung saja" jawab bibi. Akupun langsung masuk ke kamar Bibi dan di kamar itu, "Sebentar aku mau ganti baju dulu", kata Bibi dan dengan enaknya Bibi telanjang di depanku. Aku yang sudah ereksi dari tadi langsung aku peluk Bibi dari belakang. Dan kubelai-belai payudaranya, dia diam saja lalu kupelintir putingnya dan dia kelihatan sudah mulai terangsang. Aku tahu bahwa puting dan clitoris bibiku tempat paling suka dicumbui. Aku mengetahui hal tersebut dari film-film bibiku. Lalu tanganku satunya gerilya di daerah vag†nanya. "Eh Ric nikmat juga belaian kamu", katanya. Lalu kubalik badan Bibi dan kamipun saling berciuman. Bibir bibi aku lumat dan.., wow, lidah bibiku menari-nari di mulutku. Lalu akupun disuruh telanjang oleh bibiku. "Eh gedhe banget barang kamu Ric?", mungkin bibiku jarang melihat pen†sku yang berdiri tegak, habis pamanku impoten sih. Lalu dengan posisi 69 kami mulai bercumbu. Setelah puas langsung aku masukkan pen†sku ke dalam vag†nanya "Bles", masuk semua batangku dan bibikupun berteriak keenakkan, aku goyang pinggulku, kelihatan bahwa bibiku hampir mencapai klimaks. Dia bertambah semangat ikut menggoyangnya, kulihat wajahnya yang cantik, matanya setengah terpejam dan rambutnya yang panjang tergerai di bawah ranjang dan kulihat dari kaca pinggul bibiku, aku jadi semakin terangsang dan kamipun keluar bersama-sama. Bibi tersenyum puas, "Ric jangan kapok lho..., pokoknya seminggu minim 4 kali harus dengan aku, Trisni dan Erni jangan kamu kasih lagi". "Iya bi...", jawabku dengan malu-malu. Sejak kejadian malam itu aku semakin lengket dengan bibiku. hampir tiap malam aku mengulangi lagi perbuatan itu, apalagi pamanku berada di Singapore selama dua minggu. Selama itu pula aku bermain dengan bibiku bak pengantin baru