Tidak
banyak yang aku tahu tentang mas Deden, aku sebatas kenal saja dan tidak
terlalu akrab. Hingga aku lulus kuliah dan mulai melamar pekerjaan di
sana-sini. Keberuntungan berpihak padaku, bank swasta tempat mas deden bekerja
membuka lowongan, vera menyarankan agar aku mencoba di sana, siapa tahu jalanku
lebih mudah karena kenal dengan mas deden. Aku coba saja memasukkan lamaran
itu. Setelah berbagai tes yang kujalani, aku diterima bekerja di sana.
Dari
situ, dimulailah perasaan aneh dalam hatiku. Aku satu kantor dengan mas Deden,
hanya berpisah ruangan saja. Awalnya aku sering menanyakan kabar Vera, tetapi
lama-lama aku menyadari bahwa pesona mas Deden seolah menyihirku. Aku jadi
percaya dengan istilah witing tresno jalaran soko kulino, cinta itu datang
karena terbiasa. Setiap hari bertemu mas Deden, hampir setiap hari makan siang
dengannya, mendengar suaranya dan semua hal tentangnya membuat jantungku
berdebar tidak karuan.
Cinta
tidak pernah memilih pada siapa dia akan jatuh, akupun tidak pernah memilih
akan jatuh cinta kepada siapa. Aku tahu, aku bisa saja mundur karena mas deden
adalah suami orang, suami sahabatku sendiri. Aku bisa saja mengubur rapat
perasaanku hingga tidak ada orang yang tahu, tapi aku menikmati perasaan ini,
bahkan aku ingin lebih. Aku ingin mas Deden menjadi milikku. Ya, saat itu,
cinta membutakan hatiku.
Dari
obrolan ringan saat makan siang, aku mulai memberanikan diri merayu mas Deden.
Aku melakukannya dengan halus, aku sering melontarkan pujian dan membuatnya
tersenyum bangga. Aku juga tidak sungkan mengajaknya makan malam. Aku pikir,
jika dia menerima ajakanku tanpa Mita, berarti dia ada rasa denganku. Entah
cinta atau nafsu, aku tidak peduli, yang penting mas Deden memberi sinyal bahwa
dia rela meninggalkan Vera demi aku. Dan itulah yang terjadi, mas Deden sering
menghabiskan makan malam bersamaku ketimbang di rumah bersama istrinya. Kami
melakukannya diam-diam, karena tanpa disadari, kami sudah masuk dalam tahap..
perselingkuhan.
Aku
bahagia ketika itu, sangat bahagia, seperti orang jatuh cinta pada umumnya.
Ingin sekali aku berteriak pada dunia bahwa aku mencintai mas Deden, sayangnya
tidak bisa, karena sebuah perselingkuhan tidak dapat diumumkan pada dunia. Aku
menutup mataku dari Vera, aku cukup pintar bersandiwara di depannya, seolah aku
dan mas Deden tidak ada apa-apa. Padahal, beberapa jam yang lalu, mas Deden
mencium pipiku dan mengatakan aku lebih cantik dibanding istrinya.
Tapi..
sepandai-pandainya kami menyimpan rapat cinta terlarang hingga hitungan bulan,
orang-orang mulai mencium perselingkuhan yang kami lakukan. Dimulai dari
kantor, rekan kerjaku mulai bisik-bisik mengenai gosip kedekatanku dengan mas
Deden. Ingin sekali aku menepis semua itu, tetapi apa yang mereka katakan
benar. Serapat apapun aku menyangkal, aroma bangkai tidak bisa ditutupi dengan
wangi bunga sebanyak apapun. Sampai akhirnya, aku dipanggil oleh atasanku dan
pihak HRD.
Apa
yang disampaikan atasanku cukup mengejutkan, ternyata desas-desus
perselingkuhanku bagai bom waktu. Dan pada saat itu, meledaklah apa yang aku
takutkan. Atasanku mengatakan bahwa dia menerima laporan tentang hubungan lebih
antara aku dan mas Deden. Mau tidak mau, desas-desus itu membuat suasana kantor
tidak nyaman, sehingga aku dipanggil . Aku memang tidak sampai dipecat, hanya
diberi surat peringatan. Sedikit lega, tetapi kejadian setelah itu lebih
menyakitkan.
Entah
bagaimana ceritanya , Mita pada akhirnya mencium perselingkuhan yang dilakukan
suaminya. Dia dan mas Deden bertengkar hebat. Di saat yang sama, Vera sedang
mengandung lima bulan. Semakin panaslah situasi yang aku alami, semua
teman-teman sekolah menjauhkanku, tidak ada rekan kantor yang mau bicara
denganku, bahkan mereka cenderung memusuhiku. Pernah suatu hari aku menemukan
wallpaper komputerku diganti entah oleh siapa, dengan tulisan “WANITA MURAHAN
PERUSAK RUMAH TANGGA”.
Aku
hanya bisa menangis saat itu, bahkan keluargaku sudah tahu masalah ini. Rasanya
dunia runtuh, tapi aku tahu ini salahku, mengapa aku tidka mengubur saja
perasaanku sejak awal. Aku yang mulai bermain api, dan seperti inilah rasanya
terbakar. Terbakar hingga tulangku terasa remuk dan tidak ada yang tersisa dari
diriku. Tidak usah bertanya tentang harga diri, karena sejak aku memutuskan
untuk memulai cinta terlarang dengan mas Deden, aku sudah melupakan apa itu
harga diri.
Dengan
keberanian yang tersisa, aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari kantor.
Aku meminta maaf pada Mita melalui sebuah surat, aku tahu dia tidak akan mau
bicara denganku melalui telepon atau bertemu langsung. Entah surat itu dibaca
atau tidak, aku tidak tahu. Sedalam apapun penyesalanku, itu tidak akan
menghapus luka yang sudah aku tinggalkan di hati sahabatku sendiri.
Hatiku
juga terluka, walaupun aku memang pantas mendapatkannya. Aku memutuskan untuk
pindah ke kota lain untuk menenangkan diri dan mencari pekerjaan baru. Bukan
hal mudah memulai hidup setelah keluar dari sebuah perselingkuhan, bahkan ibuku
sendiri mengatakan dia sangat malu dengan apa yang sudah aku lakukan. Dari
semua hal menyakitkan, kata-kata ibu yang paling menyadarkan bahwa apa yang aku
lakukan sangat salah. Semoga ibu mau memaafkanku, akupun sudah memohon ampun
padanya.
Tahun
demi tahun berlalu, kabar terakhir yang kudengar, Vera dan mas Deden tidak
sampai bercerai karena tindakanku. Mereka sudah punya dua anak dan menjalani
kehidupan yang lebih baik. Aku bersyukur kehidupan mereka masih utuh setelah
aku menjadi duri dalam kehidupan mereka.
Saat
ini.. aku juga sedang merencanakan pernikahan. Tidak mudah mendapatkan pria
yang mau berhubungan serius denganku setelah tahu bagaimana masa laluku. Bahkan
di saat aku sudah berjanji tidak akan melakukan perselingkuhan lagi, banyak
pria yang mundur dari hidupku. Aku bersyukur masih ada pria yang mau
menerimaku, karena aku sudah sampai di titik pasrah. Jika itu adalah hukuman
Tuhan, maka aku bersedia menerimanya.
Biarlah
kehidupan di masa laluku menjadi sebuah bekas luka. Aku harap, tidak ada lagi
wanita sepertiku yang buta karena cinta dan menjadi duri bagi rumah tangga
orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar