Seperti
biasanya aku mengantar makanan untuk ayah yang pekerjaan kesehariannya sebagai
petanidengan berkebun karet, berladang dan bartani padi. Aku anak bungsu
dari empat bersaudara. Beda usiaku dengan kakakku di atasku ada 7 tahun.
Ketigakakakku ada laki-laki. Aku satu-satunya anak perempuan. Aku sangat
dimanja oleh Emak, kakak-kakakku terlebih ayahku. Sejak kecil, aku sudah duduk
di pangkuan ayahku, bahkan setelah aku SMPdan SMU.Tiga bulan lalu, aku menikah
dalam usia 18 tahun sebulan setamat SMU. Suamiku tinggal bersamakami, karena
kakakku semua usdah menikah dan punya rumah sendiri di desa kami. Janjiku
dengansuamiku, aku mau menikah, asal tetap tinggalbersama ayahku. Suamiku
bekerja sebagai supir truk.Dia dua kali seminggu pulang ke rumah.Kusandarkan
sepedaku pada tiang gubuk di kebun itu. Sepi. Hanya pakaian ayah tergantung
didinding gubuk. Pasti ayah berada di kolam di ujung kabun, pikirku. Setelah
meletakkan rantang, akumenuju kolam. Ayahku keluar dari kolam dengan basah.
Celana pendek terbuat dari kain putih jauh di atas lutut jugabasah. Amboiii...
aku melihat kontol ayahku membayang jelas di balik celana pendeknya yang
basah. Aku langsung bernafsu. Tapi... Ayahku tinggi dengan otot-otot
tubuhnya yang kuat. Kulihat jelas kontol ayah yang panjang dan besar,hitam dan
berurat. Bagaimana kalau kontol ayah hidup, dalam pikirku. Aku teringat,
terutama setelah aku SMP, aku selalu naik ke pangkuan ayahku. Tak lama aku
duduk,aku merasakan ada yang mencolek-colek pantat dan memeku. Ayah jika di
rumah dan sore ataumalam hari hanya memakai sarung saja. Aku sangat senang,
kalau ada benda yang sepertimencolek-colek memek dan pantatku. Jika benda itu
semakin keras dan colekannya semakin keras,serta ayahku memelukku dengan kuat,
aku merasa senang sekali.Biasanya aku juga memeluk ayah dan menyandarkan
kepalaku di dada ayah. Jika kakak-kakakku danibuku melihat kemanjaanku, mereka
slealu mengejekku dan aku diam saja. Lama kelamaan pelukanayahku meregang dan
aku disuruhnya turun. Setelah aku menikah, aku baru mengetahui dan sadar,kalau
yang mencolek-colek memeku saat dipangkuan ayah, adalah kontolnya dan aku
merasasenang. Hanya itu."Kita ke gubuk. Sudah bawa makanan, kan
nDuk?" kata ayah. Aku menganguk. Tapi memekkku terasa seperti basah.
Kami ke gubuk. Ayah duduk di lantai gubukkami dan aku langsung ke perigi di
belakang gubuk melihat memekku yang basah. Di hatiku, aku ingindisetubuhi ayah.
Melihat kontol ayah yang mati saja begitu panjang dan besar, bagaimana
kalauhidup. Pasti mengasikkan. Itu yang ada dalam otakku.Kuselipkan celana
dlamku di pohon perdu. Aku menemui ayah di gubuk. Ayah masih merokok. Siangitu
sepi sekali. Hanya ada suara burung bersiul-ciul dan mencicit di pohon karet,
menambah suasanasemakin sunyi. Aku menaiki pangkuan ayah. Kedua kaki ayah
(seperti biasanya) aku naik kepahanya. Pasti ayah merasakan kalau bulu memekku
menyentuh kedua pahanya. Aku merasamemekku di atas kontol ayah, walau masih
dilapisi oleh celana pendek tipisnya.
"Kamu
sudah menikah tapi masih manja, nDuk" kata ayah. AKu diam saja.
Kupeluk ayahku. Terasa olehku benda yang selama ini mencolek-colek
memekkumengeras. Dengan cepat kuturunkan celana ayah yang berkaret. Segera
kutuntun kontol ayah. Benar.Kontol ayah besar sekali. Hitam, panjang dan
berurat. Kontol itu sudah menyentuh lubang memekku. Aku menekan tubuhku
agar kontol ayah segera masuk. Seperti baut dan mur, kontol ayah pas
sekalidalam lubang memekku. Seperti tiada yang longgar. Memekku yang sudah
basah menelan kontolayahku. Terasa sangat hangat sekali. Ayah diam saja.
Dibuangnya puntuk rokoknya yang belum habis. Kutarik dan kucucukkan memekkuke
kontol ayahku."Paaakkk!" desahku. Ayahku diam saja. Dia hanya
mengelus-elus punggungku dan sebelah lagi mengelus tengkukku.Kupeluk tengkuk
ayahku dengan kedua tanganku."Paaakkk..." desisku lagi. Ayah tetap
diam.Tangan ayahku membelai-bnelai pantatku. Leherku diciumnya. Aku merasa
senang sekali dan nikmat.Kini ayah mulai memegang keda pantatku dengan kedua
tangannya. Ayah memaju-mundurkanpantatku. AKu semakin senang, karean kontol
ayah mulai cepat maju-mundur dalam memekku."Paaaakkkkk..."
desisku. Ayah tetap diam, hanya tangannya yang kekar saja yang semakin
memaju mundurkan pantatku,sampai akhirnya ayah memelukku kuat-kuat dan menakan
pantatku maju ke depan, hinga ujungkontol ayah terasa menghunjam-hunjuam paling
dala di memekku. Aku merasa sesuatu yang panasmenyemprot-nyemprot di dalam
rahimku. Ayah memelukku kuat sekali demikian juga aku. Tak lama, kontol
ayah keluar dari memekku. Akuditurunkannya dari pangkuannya setelah mencium
pipiku. Ayah ke perigi untuk cebok, kemudian akuikuti. Kami pun makan bersama
di gubuk itu.Usai makan, ayah mengajakku ke kolam agar aku mencuci rantang dan
piring. Sisa nasi biar dimakanoleh ikan-ikan. Aku m encuci rantang dan piring.
Kemudian aku ke bawah pohon rindang di tepuikolam dan merebahkan tubuhku pada
bangku yang terbuat dari empat buah bambu yang diikat,sepanjang dua meter. Ayah
melanjutkan pekerjaannya menutupi lubang-lubang kolam, agar air tetaptingi dan
ikan tak keluar. Aku pun tertidur. Aku merasa nimat sekali. Tiba-tiba aku
terbangun. Ternyata, tetekku yang tidak seberapa besar,dalam isapan bibir
ayahku dan memekku dibelai-belai."Paaaak..." desahku sembari menutup
kembali mataku.Lidah ayah jongkok di tanah dan aku masih tertidur di
bangku-bangku bambu. Lidah ayah sudahmenjilati memekku. AKu benar-benar
merasakan nikmat luar biasa. Tak sampai hati rasanyamembiarkan ayah menjilati
memekku. Tapi nikmat yang luar biasa itu membuatr aku tak kuasamelarang ayah.
Itilku dijilat terus, sampai aku mengelinjang."Paaaaaakkkkkk....."
desahku.
Ayah
melepas jilatannya. Ayah sudah duduk di bangku mengangkangi ke empat bambu itu,
dankedua kakiku sudah mengangkangi kedua kaki ayah. Kedau kakiku berada di atas
kedua pahaayahku. Perlahan ayah menempelkan ujung kontolnya ke lubang memekku.
Ayah menekan kontolnyadi memekku yang basa dan licin. Ah... luar biasa
nikmatnya. Setelah kontol ayah penuh dalammemekku, kuulurkan kedua tanganku ke
ayahku."Aku dipangku paaaakkk..." kataku. Ayahku cepat menarik
kedua tanganku dan melingkarkannya ke tengkuknya. AKu berada dalampangkuan
ayah. Aku memeluk pinggang ayah dengan kedua kakiku. Ayah mulai menaikkan
brakudan tetekku dielus-elusnya. Dan... ah nimat sekali, saat bibir ayah
mengisapisap tetekku dan sebelahtangannya membelai-belai punggungku. Begitu
indahnya terasa dunia. Aku sudah tidak sungkan lagi.Kuliuk-liukkan pingulku di
atas kontol ayahku. Aku memeluk tengkuknya, saat ayahku suda
menjilatileherku."Paaaakkk... enaaak.... pak..." kataku.L:agi-lagi
ayahku hanya diam dan memelukku sembari terus menjilati leherku. Sebelah
tangannyamenekan kuat-kuat pantatku agar kontolnya tertelan habis di lubang
memekku. AKu senang sekali,saat ujung kontol ayahku berada di ujung paling jauh
di dalam memekku. Pantatku diputar-putar ayah,hinga unjung kontolnya
memutar-mutar di dalam ujung memekku."Paaakkkk..." desisku merasa
nimmat luar biasa. Ayah memelukku kuat sekali dan cairan kental itu lepas
beberapa kali di dalam memekku. Akumenggigit leher ayah dan memeluknya kuat,
karea aku juga benar-benar puas. Kami terus berpelukansampai kontol ayah
melemas dan lepas dari memekku.Hari sudah mahgrib, saat aku dan ayah cebok
pakai air kolam. Kami kembali ke gubuk. AKu ke pohoperdu mengambil celana
dalamku yang tersangkut di sana da memakainya. Ayah memakai celanpanjangnya.
Aku dibonceng ayah pulang ke rumah. Dalam perjalanan kami diam tak bersuara.Di
rumah setelah ayah mandi dan berpasasan denganku, ayah hanya tersenyum manis
dan kubalassenyuman manisnya itu. Kami di meja makan, makan bertiga dengan ibu
dan ayah menceritakanpada ibu, bagaimaa aku membantunya membersihkan kolam.
Ayah meminta kepad ibu, agar besoksejak pukul 10 aku sudah ada di kebun karet
mengantarkan nasi agar aku bis aikut membantunya. Ibusetuju. Ayah senang dan
aku pun gembira, karean besok, pukul 10.00 pagi aku sudah bersama ayah di kebun
karet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar