Namaku Rafi. Aku adalah seorang
konsultan dalam bidang information technology. Pekerjaanku ini mengharuskanku
untuk siap ditempatkan dimana saja. Saat ini, aku harus menangani sebuah
perusahaan manufaktur di Bogor yang mengakibatkan aku harus mencari tempat
pemondokan di kota hujan itu. Untunglah, tanpa sengaja aku bertemu dengan guru
SD ku yang kebetulan memiliki rumah besar di Bogor dan ia mempersilakanku untuk
menyewa salah satu kamar di rumahnya.
“Ibu, apa kabar..” sapaku sambil
menyalami ibu Eva. Ia adalah guru kesenian dan bahasa SD ku di kawasan menteng
Jakarta. Dalam usianya yang ke 40, ia masih tanpak muda dan segar. Wajah dan
tubuhnya sangat mirip dengan Ully Artha pemain
sinetron yang juga sudah berusia kepala 4 namun masih saja cantik itu. Dengan
baju santai berpotongan leher V, ibu guruku itu nampak seksi sekali. Belahan
buah dadanya yang belum terlihat kerutannya itu tampak menyembul dan
menunjukkan huruf Y yang tegas. “Baik Fi.. gimana keluargamu? Baik?” jawabnya
tersenyum manis. “Alhamdulillah, baik bu” “kalau begitu masuk deh.. sini biar
ibu bantu..”bu Eva membungkukkan badannya hendak membantu membawa
barang-barangku. Ketika itu pula tampak kedua buah dadanya yang besar bergayut
di hadapanku. Buah dada yang putih itu ditutupi oleh BH tipis berwarna hitam.
Sayang putting susunya tak sempat terlihat. “eeh.. jangan bu.. biar saya bawa
sendiri..”
Rumah bu Eva sungguh asri dan besar.
Ada 5 kamar tidur dengan 2 kamar mandi. Rumah yang besar itu dihuni oleh bu
Eva, adiknya Atika, dan anaknya Maria. Ketika itu, para pembantunya belum
pulang dari mudik lebaran. Di rumah itu tak ada laki-laki yang tinggal. “Sejak
ibu ditinggal kawin lagi oleh suami, rumah ini tidak pernah ada penghuni
laki-lakinya. Suami Atika kan pelaut. Ia datang kesini 4 bulan sekali. Itupun
hanya sebulan tinggal, kemudian berlayar lagi… kamu adalah lelaki pertama yang
kembali menghuni rumah ini.. wellcome..” Keluarga ini adalah keluarga pecinta
musik. Demi cintanya pada musik, dibuatlah sebuah kamar kedap suara dan — entah
kenapa juga kedap cahaya — untuk dipakai bermain piano sepuas-puasnya. Di
ruangan itu juga terdapat ranjang tua terbuat dari rangka besi. Belakangan aku
tahu bahwa ranjang itu selalu digunakan oleh bu Eva untuk melepaskan penatnya
setelah bermain piano.
Kamarku ternyata sangat lengkap.
Tempat tidur busa ukuran king size, AC, meja kerja, dan meja rias. “Hehe.. ibu
tau kamu ngga perlu itu” katanya tersenyum geli sambil menunjuk meja rias.
“Tapi ibu ngga tau mesti ditaruh dimana lagi..” “nggak apa lah bu.. jangan
repot-repot.. fasilitasnya diatas ekspektasi saya.. terimakasih banyak..” Kami
berdua duduk di pinggir ranjang, dan bercerita tentang masa kecil ku. Ia
menceritakan betapa pangling dirinya melihatku yang tumbuh menjadi pemuda
berusia 25 tahun yang tegap. “Tapi nggantengnya ngga berubah kok..” candanya.
Ia juga menceritakan tentang keluarganya. Mantan suami bu Eva — yang bernama
Irwan –ternyata masih sering mengunjungi anaknya di rumah itu paling sedikit
sebulan sekali. “Sesak rasanya Fi.. kalau mengingat itu.. tapi apa boleh buat..
itu yang terbaik buat Maria..”. Perempuan setengah baya itu sudah menjanda 7
tahun lamanya. Tak dapat kubayangkan bagaimana ia memenuhi kebutuhan
biologisnya. Dan aku tahu ia bukan tipe perempuan penganut paham free sex. Bu
Eva membaringkan tubuhnya di atas ranjangku sambil meletakkan tangannya di
belakang kepala. Posisi itu membuat bajunya tertarik ke atas dan memperlihatkan
buah dadanya yang tertekan oleh tarikan bajunya itu. Tampak garis BH nya
tercetak dengan jelas dan.. my god.. kedua putingnya yang cukup besar itu juga
terlihat jelas tercetak di dadanya. Posisi itu juga membuat kedua pahanya yang
putih itu tersingkap. Duuhh..mulusnya.. kuperhatikan bentuk kakinya yang indah
belum termakan oleh usia. Memang ada beberapa bagian yang sudah ada guratan
lemaknya.. namun secara keseluruhan kaki itu bisa dibilang perfect. “Ibu rajin
fitness ya ??” tanyaku spontan sambil memandang pahanya “kok tau ??” “habis
badan dan paha ibu terlihat masih kencang .. tanda ibu rajin berolah raga..”
Ibu Eva tersenyum manis padaku sambil dengan segera membenahi posisi badannya
dan menutupi kedua pahanya. Mukanya tampak memerah karena malu bercampur
senang. “that is very sweet Rafi.. terima kasih.. ini pujian pertama yang ibu
rasakan bukan gombal dari seorang laki-laki sejak ibu menjanda..”
Sore itu aku diperkenalkan pada
Atika dan Maria. Atika adalah adik perempuan bu Eva yang berusia 35 tahun.
Badan dan wajahnya mirip Dian Nitami. Tinggi, berhidung masam, pinggul besar
dan buah dada sedang. Ia tampak seperti seorang wanita yang kesepian. Dari cara
bicaranya yang selalu meminta perhatian terlihat sifat kekanak-kanakannya yang
masih kental. Maria nampak lebih dewasa dari Atika. Ia gadis berumur 18 tahun
berbadan tinggi, kulit agak gelap, mata besar dan muka oval. Dengan gaya
rambutnya yang keriting basah itu, ia tampak lebih tua dari umurnya. Maria
mewarisi sifat keibuan bu Eva. Tidak seperti Atika yang cerewet dan bersuara
keras itu, Maria lebih sabar dan bersuara lembut.. persis seorang putri
kraton..
Malam itu aku tak bisa tidur. Entah kenapa, wajah dan tubuh bu Eva selalu membayang di pelupuk mataku. Buah dadanya yang berukuran 36, kakinya yang mulus, wajahnya yang mirip ully artha.. my.. I can’t believe that she is 40 … dan harus kuakui perempuan itu membuatku terangsang .. hasratku untuk menidurinya begitu menggebu.. bahkan dengan berpikir seperti ini saja sudah membuat penisku berdiri.. oh ya bicara soal penis.. aku dianugerahi penis berukuran cukup besar.. 16 cm dengan diameter 3-4 cm.. bila sedang berdiri bentuknya persis seperti pisang ambon berukuran besar.. well terus terang.. senjataku ini cukup digila-gilai teman-teman kencanku.. nah.. kembali soal guruku tadi, aku juga yakin ia sebenarnya mempunyai keinginan yang menggebu-gebu untuk mendapatkan sentuhan seorang lelaki.. hanya saja ia menekan kuat-kuat hasrat itu.. tapi bagiku untuk begitu saja menidurinya tentu tidak mungkin.. harus ada jalan halus untuk mencapai tujuan itu.. aku terus berpikir dan berpikir dan berpikir.. sampai akhirnya …aku tertidur
Malam itu aku tak bisa tidur. Entah kenapa, wajah dan tubuh bu Eva selalu membayang di pelupuk mataku. Buah dadanya yang berukuran 36, kakinya yang mulus, wajahnya yang mirip ully artha.. my.. I can’t believe that she is 40 … dan harus kuakui perempuan itu membuatku terangsang .. hasratku untuk menidurinya begitu menggebu.. bahkan dengan berpikir seperti ini saja sudah membuat penisku berdiri.. oh ya bicara soal penis.. aku dianugerahi penis berukuran cukup besar.. 16 cm dengan diameter 3-4 cm.. bila sedang berdiri bentuknya persis seperti pisang ambon berukuran besar.. well terus terang.. senjataku ini cukup digila-gilai teman-teman kencanku.. nah.. kembali soal guruku tadi, aku juga yakin ia sebenarnya mempunyai keinginan yang menggebu-gebu untuk mendapatkan sentuhan seorang lelaki.. hanya saja ia menekan kuat-kuat hasrat itu.. tapi bagiku untuk begitu saja menidurinya tentu tidak mungkin.. harus ada jalan halus untuk mencapai tujuan itu.. aku terus berpikir dan berpikir dan berpikir.. sampai akhirnya …aku tertidur
Seminggu sudah aku tinggal di rumah
bu Eva. Aku sudah mulai hafal dengan kebiasaan hidup perempuan itu. Dari pagi
sampai sore 5 hari seminggu, ia mengajar di sebuah lembaga bahasa inggris
terkenal di Bogor. Malamnya, aku perhatikan bahwa sehabis bermain piano sepuas
puasnya ia pasti tertidur di kamar kedap suara itu.. dan kalau ia sudah bermain
piano, tak ada seorangpun berani mengganggunya.. aku melihat sebuah peluang
disitu.. dan seketika itu sebuah rencana tercipta di benakku.. besok adalah
malam minggu.. hari dimana bu Eva menghabiskan malamnya dengan bermain piano..
hari dimana Atika dan Maria tidak berani mengganggu ibunya ..
Malam minggupun tiba.. selesai mandi
dan makan malam aku hampiri bu Eva “bu.. boleh saya temani ibu bermain piano?
Saya juga penikmat musik klasik..” “tentu Fi.. be my guest.. tapi keliatannya
kamu bakal jadi satu-satunya penonton, karena Atika dan Maria mungkin pulang
agak larut..” “nggak apa bu..”kataku tersenyum.. yes.. my plan is running quite
well so far.. tepat jam 8 malam pintu ruang piano ditutup dan AC pun
dinyalakan.. semenit kemudian alunan lagu-lagu klasik karya Mozart, Johan
Strauss, dan beethoven pun mengalun dengan merdu dari jari-jari lentik bu Eva.
“bu.. kalau haus ini saya siapkan minumnya..” “Okey.. oh.. you are so sweat
fi.. thanks..” Dengan sekali tenggak bu Eva menghabiskan sirup dingin yang
telah kucampur dengan obat tidur itu..setelah itu aku langsung pamit “bu, saya
mau pergi ke luar dulu cari angin.. setelah itu saya akan langsung tidur..”
“Okey.. selamat jalan-jalan.. sampai besok ya?” bu Eva tersenyum manis padaku
sambil menghentakkan symphoni ke 9 nya beethoven. Aku keluar dan menutup pintu.
Setengah jam kemudian, kubuka
kembali pintu ruang piano perlahan-lahan. Tak ada suara terdengar dari ruang
kedap suara itu. Aku menyelinap masuk, kukunci pintu, dan kulihat bu Eva tidur
terlentang di ranjang tua di sisi piano itu. Gotcha ! rupanya KO juga dia
terkena obat tidurku. Wah.. mudah-mudahan reaksinya tidak terlalu keras..
soalnya, bisa merusak seluruh rencanaku… Saat itu ia menggunakan daster terusan
berwarna putih dengan belahan dada rendah. Buah dadanya menyembul dari BH tipis
berwarna putih. Kedua kakinya terlihat mengangkang seakan menanti seseorang untuk
menindihnya. Melihat tubuh tak berdaya itu, mendadak celanaku terasa sempit.
Penisku sudah dalam keadaan tegak berdiri.
Dengan cepat kubuka daster ibu Eva
dan kupeloroti dari tubuhnya. Seketika itu aku terpesona melihat tubuh yang
masih sintal itu tergolek mengangkang dihadapanku hanya mengenakan BH dan
celana dalam tipis. Pori-pori buah dadanya begitu jelas di mataku. Dan
putingnya yang besar berwarna coklat kehitaman tampak jelas dibalik BH tipis
berwarna putih itu. Ketiaknya yang putih dan wangi itu ditumbuhi oleh bulu-bulu
hitam yang cukup lebat. Di selangkangannya kulihat gundukan daging yang
tertutup oleh bulu-bulu yang juga lebat. Sedemikian lebatnya, sehingga begitu
banyak bulu-bulu kecil yang menyelip keluar dari celana dalamnya. Kata orang
wanita yang berbulu lebat memiliki libido yang tinggi.. wow.. this must be my
lucky day !! Model CD nya benar-benar membuat aku terangsang .. yaitu model CD
yang menggunakan tali sehingga dengan satu kali tarikan celana itu akan
terbuka..Ouwwhh.. ingin rasanya aku segera menggumuli tubuh itu.. but
wait..that was not the plan.. so, dengan segera ku keluarkan beberapa sapu
tangan yang sudah kupersiapkan, lalu aku ikat kedua tangan bu Eva ke jeruji
ranjang besi dekat kepalanya, dan kuikat juga kedua kakinya ke jeruji ranjang
besi dekat kakinya. Kupandangi wajah cantik yang mirip ully atha itu.. kemudian
dengan lembut kubelai keningnya.. terus turun ke pipi..bibir..dagu..leher..
terus ke dada..kuputar-putarkan tanganku disekitar buah dadanya yang besar
sebelum kuselipkan tanganku ke balik BHnya dan seketika itu tanganku dipenuhi
oleh gumpalan daging yang kenyal dan empuk berukuran besar itu. Alangkah
menggairahkannya buah dada bu Eva..”emhhh..” tiba-tiba bu Eva bergumam sambil
mengeleng kepalanya ke kanan.. dengan cepat kutarik tanganku dari balik BH nya
dan kumatikan lampu kamar. Ruang yang kedap cahaya itu langsung gelap gulita..
aku bahkan tak dapat melihat tanganku sendiri.. dengan meraba-raba aku kembali
duduk di pinggir tempat tidur dan mencari tubuh permpuan itu. Tangan kiriku
memegang paha kiri bu Eva. Dengan perlahan aku mengusap bagian dalam paha kiri
bu Eva..kunaikkan tanganku lebih ke atas… terus sampai batas selangkangannya..
seketika itu tanganku memegang gundukan daging yang ditutupi oleh bulu-bulu
lebat yang masih ditutupi oleh celana dalamnya yang tipis.. jariku mulai
menggosok-gosok gundukan daging itu.. ke atas dan ke bawah sementara itu
telapak tangan kananku menyusup ke balik BH nya yang terasa benar terlalu kecil
untuk buah dada berukuran 36 itu…dengan bernafsu kuremas-remas buah dada montok
itu.. “Ohh..ooohh..” terdengar suara guruku itu yang nampaknya sudah mulai
sadar dari tidurnya. Tiba-tiba kurasakan seluruh otot tubuhnya menegang.. bu
Eva mencoba bangkit dari tidurnya..”A..apa..apaan ini ??” terdengar suara
perempuan itu berteriak “kok gelap sekali?? Si..siapa kamuh..hh?? Ahhhh..
jangan sentuh saya !! lepaskan tanganmu dari dada saya.. kurang ajar !!
lepaskan ikatan tangan dan kaki saya.. tolooong…tolooong..” ia memperkuat
jeritannya. Sebuah perbuatan yang sia-sia di ruang kedap suara itu. Bersamaan
dengan itu bu Eva mulai meronta-ronta kekiri dan kekanan. Rontaannya yang kuat
sempat membuat aku kawatir akan melepaskan ikatan tangan dan kakinya.. namun
setelah beberapa saat, aku yakin ikatanku cukup kuat. Akibat gerakannya itu,
buah dadanya juga ikut berguncang ke kiri dan kanan. Terasa nikmat di telapak
tanganku. Perlawanan bu Eva membuat aku semakin bernafsu. Dengan kasar kutarik
BH nya hingga robek, dan dalam kegelapan kudekatkan bibirku ke buah dada kiri
bu Eva , dan seketika itu juga kumasukkan hampir separuh dari dada montoknya ke
dalam mulutku. “Ohh.. ohhhh.. ooohh..” bu Eva masih meronta dengan nafas yang
mulai memburu..”Ohhh.. get off your mouth from my breast !! Siapa kamu ??”
kembali terdengan ia menjerit.. “Irwan !! kamukah itu ?? Irwan !! ini tidak
lucu !! lepaskan aku !!!” rupanya ia menyangka aku bekas suaminya.. “Irwan !!
Aku tau kamu suka dengan permainan ikat mengikat ini !!! Aku juga tau kamu
masih berharap untuk bisa menikmati tubuhku lagi .. tapi sejak kamu menyakiti
aku.. aku sudah bersumpah sampai matipun tak akan kuberikan tubuhku lagi
padamu.. ouuuuhhh… ouuhhhh..” teriakannya bercampur dengan rintihan-rintihan
kecil ketika tangan kiriku yang sedari tadi mengusap-usap perutnya dengan cepat
kuselipkan kedalam CD nya. Ahhh..Jembutnya yang lebat itu memenuhi telapak
tanganku. Jari telunjuk dan tengahku kugunakan untuk menyibak bulu-bulu itu
untuk mencari pintu masuk ke vaginanya. Begitu tersentuh, kuletakkan jari
tengahku di sepanjang pintu tersebut. Terasa benar kelembabannya semakin
meningkat. Ujung jari tengahku menyentuh ujung bawah vaginanya dan pangkal jari
tengahku mencari-cari klitorisnya..kuputar-putar sejenak jari tengahku itu
sampai kutemukan sebuah tonjolan yang sudah terasa bengkak di pangkal
vaginanya. Dengan cepat kuputar-putar dan kugesek-gesek klit nya yang semakin
lama terasa semakin bengkak. “Ohhh..Ohhhh..” rontaan perempuan itu mulai
mengendur dan rintihannya terdengar semakin kuat..kupermainkan lidahku di ujung
putingnya yang terasa mulai mengencang dan sesekali kugigit dengan lembut..
“Ohhh.. ahhhh.. who are you..siapa kamuuhh.. ohh.. tolong… whoever you are..
jangan perkosa saya.. please..” rintihnya dengan suara serak. Sambil terus
memainkan klit nya kulepaskan sedotanku di dadanya dan menjawab dengan suara
yang disamarkan “I am not gonna rape you maam.. I only want to love you…with my
touch.. I know you want it.. I know you want it so bad..” perempuan itu terdiam
sejenak. Bibirku kembali menyusuri buah dadanya dari sebelah kiri menuju ke
kanan ketika sampai pada puttingnya dengan sedikit kasar kusedot daging kecil
yang sudah menegang itu “yess.. I want it so bad..I want it so bad for long..”
bisiknya mengakui pernyataanku seraya menggelinjang kegelian “hhhh…but I don’t
want to do it this way.. I want to see your face.. I want to touch your body..
I want to touch your..” Kuhentikan sedotanku diputingnya dan kuhentikan juga
aktivitas jariku di selangkangannya dan dengan cepat kuturunkan resleting
celanaku lalu kukeluarkan penisku yang sudah sangat tegang seperti pisang ambon
itu.. “you wanna touch this maam ?” kataku melanjutkan kata-katanya seraya
dalam kegelapan menempelkan penis tegangku di pipi kirinya..terasa bu Eva
menggesek-gesekkan pipinya di penisku.. ia menggerakkan kepalanya untuk
membelai penisku dengan pipinya seakan ia sedang menyayangi kucing piaraannya..
tiba-tiba kurasakan bahwa ia menggerakkan kepalanya dan berusaha untuk
menggapai penisku dengan mulutnya.. oh no you don’t .. kataku dalam hati..ini belum
saatnya.. lalu dengan cepat kugesekkan penisku itu perlahan-lahan ke lehernya..
turun terus ke dada.. di atas bukit kembar yang montok itu kugesekkan bagian
bawah kepala penisku ke putingnya yang.. wow.. sangat tegang itu.. “ohh
noo…god…please don’t do this to me.. tolong lepaskan ikatan kakiku
please..ooohhh..” terasa oleh tangan kiriku bahwa bu Eva sedang berusaha
merapatkan kedua pahanya untuk digesekkan satu sama lain. Usaha tersebut tentu
saja sia-sia.. karena kakinya kuikat dalam posisi mengangkang. Gairah bu Eva
yang mulai memuncak mendorongnya untuk merasakan klitnya digesek-gesek untuk
mencapai puncak kepuasannya.. Dengan intens aku masih menggesek ujung penisku
ke putting susunya, bahkan cairan licin yang sudah keluar dari lubang penisku
kutempelkan di ujung putingnya untuk kugesek-gesekkan lagi sehingga terasa
licin di bawah kepala penisku.. suara ranjang besi itu kini berbunyi dengan
irama beraturan menandakan tubuh bu Eva yang menggeliat-geliat menikmati
sensasi-sensasi erotis yang kuberikan padanya. Bisa kubayangkan dalam gelap,
dengan kedua tangan dan kaki terikat di sisi kiri dan kanan kasur, bu Eva
menggerak-gerakan pinggulnya dan menendang-nendang kakinya untuk bisa segera
melepaskan diri dari ikatan dan merapatkan kedua kakinya.. “kamu bukan
Irwan..ohhh..I am sure you are not him..” bisiknya serak ketika kuturunkan
penisku dari buah dadanya menuju perutnya. Penisku dari ujung hingga testis
kuletakkan di atas kulit perutnya yang mulus itu. “Its not his size.. its too
big for him.. oohhhhh.. please.. who are you ?” rintihnya penasaran karena tak
bisa melihat laki-laki yang tengah memberikannya kenikmatan yang telah lama tak
diperolehnya itu.. “I am one of your student.. saya sangat mengagumi tubuh ibu
yang masih sangat menggairahkan ini.. dan saya sangat mudah terangsang oleh
tubuh sexy seorang wanita seusia ibu.. I am your secret admire bu.. I want to
help you to get something you miss for along time…” bisikan manisku itu
ternyata membuat bu Eva begitu terangsang sehingga ia menggerak-gerakkan
pantatnya naik turun dengan keras seperti orang yang tengah bersenggama sambil
mengerang dengan keras “Ooohh please.. do what ever you want..please.. don’t
make me suffer any longer…” Dapat kubayangkan betapa merangsangnya kedua buah
dada montoknya ikut terguncang kesana kemari seiring gerakan-gerakan
histerisnya.. Dengan segera pula kubuka baju dan celanaku sehingga dalam waktu
20 detik aku sudah bugil. “Oohh.. I wish I could see you..” ibu Eva merintih
ketika ia mendengar aku membuka seluruh pakaianku..”kenapa lampunya ngga
dinyalain aja sih..? kamu takut apa? Don’t worry.. saya ngga akan marah.. I am
yours tonight..” Tanpa menjawab pertanyaannya aku menaiki ranjangnya dengan
posisi bertekuk lutut diantara dua kakinya yang mengangkang itu. Kuraba bagian
pinggul wanita yang masih tertutup celana dalam itu. Kupegaang tali CD nya dan
dengan sekali tarik jatuhlah penutup terakhir tubuh ibu guruku itu. Aku
mendekatkan mukaku ke selangkangannya yang basah olehh keringat itu dan
seddetik kemudian mulutku sudah terbenam dalam rimbunan rambut hitam yang
melindungi vaginanya. Bibirku dengan cepat menemui klitorisnya dan dengan
lembut kusedot-sedot sambil sesekali kugigit “AAAHHH..GOOOOODDDD…nikmatnya..
terus.. terruuusss… ” rintihnya sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya.
Kunaikkan bibirku ke arah perut dan kutelusuri keatas menuju buah
dadanya..sesampainya disana kugesekkan muka,pipi dan hidungku ke bukit kembar
yang montok itu sementara penisku menempel di atas vaginanya. “o my god.. o my
god.. ooohhhh..untie me pelleaaaase…!!!” jerit wanita berusia 40 an itu ketika
penisku menggesek-gesek klitnya. Pinggulnya diangkatnya dengan liar
setinggi-tingginya untuk menggesekkan klitnya ke penisku. Terasa benar vagina
bu Eva sudah banjir. Gesekan penisku di mulut vaginanya mengeluarkan suara
kecipak yang keras. “Oohh kiss me please..kiss mee..ouhh..” desahnya sambil
mencari cari bibirku yang masih sibuk mengulum kedua putting susunya
bergantian. Aku sengaja tak ingin menciumnya karena bila kulakukan maka dengan
segera ia akan mengenaliku.. Aku sudah amat terangsang dan dengan segera
kupegang penisku, kutempelkan di pintu vagina yang sudah teramat sangat becek
itu , lalu kuedesakkan perlahan-lahan mengingat vagina ini sudah tidak pernah
kemasukan penis selama hampir 7 tahun ! Ternyata ukuran diameter penisku agak
menyulitkan penetrasi kali ini.. baru kusadari kalau vagina bu Eva ternyata
berukuran cukup kecil.. “Aaaahh..aaaakkhh.. pelan-pelaaannn..
pelan-pelaaannhh..ouh.. its soo biig..hh” kumasukkan lagi penisku hingga setengahnya,
bu Eva kembali menjerit kesakitan.. dari suaranya kutahu ia
menggeleng-gelengkan kepalanyadengan keras ke kiri dan ke kanan.. aku menjadi
kasihan “Do you want me to stop maam?” “NOOOOO..please don’t … its hurt at the
beginning.. tapi ennaakkhh.. AAAAAKHHHHH…” bu Eva menjerit keras ketika ku
amblaskan seluruh penisku sedalam-dalamnya di liang vagina ibu guruku yang
cantik itu.. beberapa saat kami terdiam … terdengar suara nafas perempuan itu
tersengal-sengal dan dari suara nafas dan desahnya.. ku tahu ia tengah meringis
merasakan kombinasi antara rasa perih dan nikmat.. tiba-tiba bisikannya memecah
kesunyian..”Oohhh.. it has been sooo long since last time I had this thing
inside me..ohhh…” bu Eva mulai menggoyang pinggulnya naik turun sambil berputar-putar..
penisku yang juga mulai kugerakkan naik turun merasa seperti dipilin-pilin..
ohh benar-benar nikmat.. ditambah lagi dengan buah dadanya yang besar itu
terasa betul nikmatnya tergencet oleh dadaku.. Tubuhku meindih tubuh sintal bu
Eva yang tak berdaya terikat kaki dan tangannya di ranjang.. tanganku menyangga
badanku dengan siku. Telapak tanganku kadang meremas buah dadanya, kadang
mempermainkan bulu ketiaknya yang sudah basah oleh keringat itu.. kedua tubuh
kami yang saling bergesekan itu terasa licin oleh keringat yang sudah bercampur
dengan lendir dari vaginanya dan penisku..setiap tusukan penisku selalu diikuti
oleh jeritan histerisnya..”aahhh..aaahhh..aahhh..” Tiba-tiba.. TUUUUUT
terdengar suara telephon antar kamar yang terletak di dinding sebelah kiri
piano berbunyi.. “Eva..Eva.. kamu di dalam ?” terdengan suara wanita di speaker
telephone itu.. “my god !! Atika!!!!” suara bu Eva terdengar kaget seraya
menghentikan goyang pinggulnya..”Eva .. are you in there?? Jawab doongg..”
suara Atika kembali terdengar ..”Ayo cepat.. bukakan ikatannya.. I have to
answer her.. kalo ngga dia bisa curiga.. o my god.. omy god..” bu Eva
kedengaran mulai panik. “Oke hang on..” kataku tersenyum sambil melepaskan
ikatan kakinya. Sementara itu penisku masih dengan tenang berbaring tegak di
dalam vaginanya. Ketika kakinya terbebas, dengan refleks bu Eva merangkulkan
kakinya ke pinggangku. Aku mulai kembali memompakan penisku keluar masuk keluar
masuk dengan irama yang makin cepat.. sementara tanganku melepaskan ikatan tangannya.
“Eva… is everything OK?? Jawab dong.” Kembali suara Atika terdengar…Begitu
kedua tangannya terlepas, aku kembali menindih tubih sintal itu dan dengan
cepat mencari bibirnya yang sedikit lebar dan seksi itu.Ketika bibirku bertemu
dengan bibirnyya, tanpa membuang waktu kulumat sampai habis.. dan tanpa
kusangka bu Eva segera memeluk leherku dan membalas ciumanku dengan sangat
ganas.. kami saling mengulum lidah.. dan goyangan pinggulkupun ku percepat..
“Mmmmphh.. mmmmmmhhhh.. mmmhhh..” jeritnya sambil terus mengulum
lidahku..”Eva.. aku seperti denger suara-suara jeritan kamu di dalam sana.. are
you OK or its just me..” suara Atika mulai terdengar kawatir.. bu Eva
melepaskan ciumannya dan meletakkan tangannya didadaku untuk menghentikan
gerakanku seraya berkata..”please..stop.. saya harus jawab Atika.. kalo ngga
she will spoil the whole thing..” aku seperti kesetanan memegang kedua tangan
perempuan itu dan ku lentangkan di tempat tidur “she can wait..” kataku sambil
mempercepat hujaman penis besarku ke dalam vagina sempit dan becek guruku itu.
Suara ranjang bercampur dengan kecipak vagina bu Eva dikombinasikan dengan
jeritan-jeritannya sungguh membuat nafsuku naik ke kepala. Bibirku mencium dan
menjilat kuping bu Eva sehingga ia menggelinjang kegelian.
“Evaa.. answer me..” suara Atika lagi-lagi terdengar
“AAAHHH.. AAAAHHH.. AAAAHHH..” bu Eva menjerit-jerit sambil tetap mengimbangi genjotan penisku. Kedua tubuh kami berguncang-guncang dengan cepat..
“Eva if you don’t answer..”
“AAAAHHH…faster..faster… AAAAHHH…” pinggul kami bergoyang semakin cepat..
“if you don’t answer Eva..”
“OOHHHH YES.. YESSS…sebentar lagi saya mau..sebentar lagiihh..’ buah dadanya berguncang semakin cepat..
“I’ll call the police..!!”
Hening sejenak.
Kami berdua tertegun mendengar suara Atika. Goyangan pinggul kami tiba-tiba terhenti. Namun dengan cepat ku gendong tubuh bu Eva tanpa melepaskan penisku dari vaginanya. Kupegang kedul buah pantat bu Eva yang merangkulkan kedua kakinya di pinggangku dan kedua tanganku di bahuku.. kubopong tubuh sintal itu ke dekat telephone..”Eva…”"YESSSS Atika.. I’AM ALIVE !!!” bu Eva menjawab Atika dengan nada kesal..dan nafas yang tersengal sengal.. “kok lama banget sih ?? aku kan kawatir.. soalnya aku denger ada suara kamu menjerit-jerit.. cuma aku ngga yakin soalnya ruangan piano kan kedap suara..” sambil tetap dalam posisi menggendong , kucium buah dada bu Eva dan ku gigit putting susunya.. “NO.. NO.. auwhhh.. IT’S.. IT’s ONLY YOUR IMAGINATION..aahhh..sss..” “Eva are you OK? Is there somebodyelse with you ?” kusedot putting susu kirinya dan kuputar-putar pinggulku sehingga penis besarku mengocok-ngocok vaginanya “ouuhh.. cut it out will ya..” bisiknya manja di kupingku “YES, I AM OK ..TIKA.. AND I AM ALL ALONE.. AS USUAL.. GOOD NIGHT.. and have a nice sleep..AAAAHH..” gagang telephone terjatuh ketika dengan ganas aku mulai mengangkat dan menurunkan pantat bu Eva sehingga vaginanya keluar masuk penisku. Tiba-tiba PYAAAARR.. ruangan menjadi terang benderang.. oh my god !! whats happening !! who is turning on the light ? Mataku berkunang-kunang karena tak terbiasa dengan terang.. semenit kemudian.. kulihat wajah bu Eva yang dibasahi oleh keringat tampak terpana melihat wajahku..tangannya masih memegang saklar lampu yang terletak tepat di sebelah telephone.. “Rafi.. ITS YOU ??.. oh my god .. ibu ngga nyangka kalo itu kamu.. oh my godd… Rafi… YOU’RE FUCKING ME !!! YOUR FUCKING YOUR OWN TEACHER !!” “Yeaah ” jawabku sambil mempercepat naik turunnya pantat bu Eva “and you like it right ??” “OUHHH.. DAN KAMU LUAR BIASA….AAAHH..” bu Eva melingkarkan tangannya di leherku dan mulai menciumi bibirku. Mula-mula ia mencium-cium kecil kedua bibirku, kemudian ia mulai menggigit kecil bibir bawahku. Tiba-tiba dengan ganasnya ia menguak mulutku dengan kedua bibirnya dan seketika itu juga kurasakan lidahnya sudah menjilati langit-langit mulutku dan sesekali lidahku disedot oleh mulutnya yang lebar seksi itu. Sambil mencium dan mengulum lidahku bu Eva terus menerus menjerit dan merintih seiring dengan pergerakan pinggulku. Beberapa saat kemudian kurebahkan tubuh bu Eva kembali diatas ranjang. Kami berdua saling memandang penuh sayang sambil terengah-engah. Tubuh sintal bu Eva terlihat mengkilat oleh keringat yang bercucuran. Buah dadanya penuh dengan tanda merah bekas sedotanku. Kembali kami berciuman penuh gelora dan kasih sayang. Kaki bu Eva melingkari pinggangku dan tangannya memeluk erat leherku. Kupompakan kembali penisku dengan cepat.. “OOHH..RAFI HONEY..saya mau keluar..”"Yeah.. me too bu..me too.. ohhh..” pinggulku bergerak melingkar mengikuti goyangannya. Penisku mulai terasa berdenyut-denyut.. kami kembali berciuman dengan penuh nafsu.. kurasakan otot-otot bu Eva mulai mengejang.. “OOOH..HONEY..HONEY.. I’M COMING.. I’M OMIIINGG..EMMMMMMHHHHHHH..” bu Eva mengangkat pinggulnya setinggi-tingginya.. tangannya memeluk leherku dengan keras.. dan mulutnya menyedot bibir dan lidahku dengan kuat.. ketika itu juga aku merasakan sesuatu yang melesat kuat dari batang penisku menuju ujungnya.. dan …”Aaaahhh..ibu..ibu.. saya juga…aaahhh..” aku menggelepar-gelepar dan penisku memuncratkan maninya yang sangat banyak itu ke vagina bu Eva yang juga tengah mengeluarkan cairan orgasmenya.. kontraksi vaginanya terasa sangat luarbiasa memilin-milin penisku.. tubuh kami ambruk saling bertindihan dengan lemas.. tak terasa 1 jam lebih kami melakukan permainan ini.. kuangkat kepalaku dari sisi kepalanya. Kupandangi wajah cantik yang kini berwarna kemerahan karena letih.. aku tersenyum..”You are so beautiful bu..” kataku sambil mengecup keningnya.. dan ia mendekapku dengan mesra.. penuh kasih sayang.. dan .. “I love you honey..”bisiknya sambil mengecup bibirku dengan lembut.
“Evaa.. answer me..” suara Atika lagi-lagi terdengar
“AAAHHH.. AAAAHHH.. AAAAHHH..” bu Eva menjerit-jerit sambil tetap mengimbangi genjotan penisku. Kedua tubuh kami berguncang-guncang dengan cepat..
“Eva if you don’t answer..”
“AAAAHHH…faster..faster… AAAAHHH…” pinggul kami bergoyang semakin cepat..
“if you don’t answer Eva..”
“OOHHHH YES.. YESSS…sebentar lagi saya mau..sebentar lagiihh..’ buah dadanya berguncang semakin cepat..
“I’ll call the police..!!”
Hening sejenak.
Kami berdua tertegun mendengar suara Atika. Goyangan pinggul kami tiba-tiba terhenti. Namun dengan cepat ku gendong tubuh bu Eva tanpa melepaskan penisku dari vaginanya. Kupegang kedul buah pantat bu Eva yang merangkulkan kedua kakinya di pinggangku dan kedua tanganku di bahuku.. kubopong tubuh sintal itu ke dekat telephone..”Eva…”"YESSSS Atika.. I’AM ALIVE !!!” bu Eva menjawab Atika dengan nada kesal..dan nafas yang tersengal sengal.. “kok lama banget sih ?? aku kan kawatir.. soalnya aku denger ada suara kamu menjerit-jerit.. cuma aku ngga yakin soalnya ruangan piano kan kedap suara..” sambil tetap dalam posisi menggendong , kucium buah dada bu Eva dan ku gigit putting susunya.. “NO.. NO.. auwhhh.. IT’S.. IT’s ONLY YOUR IMAGINATION..aahhh..sss..” “Eva are you OK? Is there somebodyelse with you ?” kusedot putting susu kirinya dan kuputar-putar pinggulku sehingga penis besarku mengocok-ngocok vaginanya “ouuhh.. cut it out will ya..” bisiknya manja di kupingku “YES, I AM OK ..TIKA.. AND I AM ALL ALONE.. AS USUAL.. GOOD NIGHT.. and have a nice sleep..AAAAHH..” gagang telephone terjatuh ketika dengan ganas aku mulai mengangkat dan menurunkan pantat bu Eva sehingga vaginanya keluar masuk penisku. Tiba-tiba PYAAAARR.. ruangan menjadi terang benderang.. oh my god !! whats happening !! who is turning on the light ? Mataku berkunang-kunang karena tak terbiasa dengan terang.. semenit kemudian.. kulihat wajah bu Eva yang dibasahi oleh keringat tampak terpana melihat wajahku..tangannya masih memegang saklar lampu yang terletak tepat di sebelah telephone.. “Rafi.. ITS YOU ??.. oh my god .. ibu ngga nyangka kalo itu kamu.. oh my godd… Rafi… YOU’RE FUCKING ME !!! YOUR FUCKING YOUR OWN TEACHER !!” “Yeaah ” jawabku sambil mempercepat naik turunnya pantat bu Eva “and you like it right ??” “OUHHH.. DAN KAMU LUAR BIASA….AAAHH..” bu Eva melingkarkan tangannya di leherku dan mulai menciumi bibirku. Mula-mula ia mencium-cium kecil kedua bibirku, kemudian ia mulai menggigit kecil bibir bawahku. Tiba-tiba dengan ganasnya ia menguak mulutku dengan kedua bibirnya dan seketika itu juga kurasakan lidahnya sudah menjilati langit-langit mulutku dan sesekali lidahku disedot oleh mulutnya yang lebar seksi itu. Sambil mencium dan mengulum lidahku bu Eva terus menerus menjerit dan merintih seiring dengan pergerakan pinggulku. Beberapa saat kemudian kurebahkan tubuh bu Eva kembali diatas ranjang. Kami berdua saling memandang penuh sayang sambil terengah-engah. Tubuh sintal bu Eva terlihat mengkilat oleh keringat yang bercucuran. Buah dadanya penuh dengan tanda merah bekas sedotanku. Kembali kami berciuman penuh gelora dan kasih sayang. Kaki bu Eva melingkari pinggangku dan tangannya memeluk erat leherku. Kupompakan kembali penisku dengan cepat.. “OOHH..RAFI HONEY..saya mau keluar..”"Yeah.. me too bu..me too.. ohhh..” pinggulku bergerak melingkar mengikuti goyangannya. Penisku mulai terasa berdenyut-denyut.. kami kembali berciuman dengan penuh nafsu.. kurasakan otot-otot bu Eva mulai mengejang.. “OOOH..HONEY..HONEY.. I’M COMING.. I’M OMIIINGG..EMMMMMMHHHHHHH..” bu Eva mengangkat pinggulnya setinggi-tingginya.. tangannya memeluk leherku dengan keras.. dan mulutnya menyedot bibir dan lidahku dengan kuat.. ketika itu juga aku merasakan sesuatu yang melesat kuat dari batang penisku menuju ujungnya.. dan …”Aaaahhh..ibu..ibu.. saya juga…aaahhh..” aku menggelepar-gelepar dan penisku memuncratkan maninya yang sangat banyak itu ke vagina bu Eva yang juga tengah mengeluarkan cairan orgasmenya.. kontraksi vaginanya terasa sangat luarbiasa memilin-milin penisku.. tubuh kami ambruk saling bertindihan dengan lemas.. tak terasa 1 jam lebih kami melakukan permainan ini.. kuangkat kepalaku dari sisi kepalanya. Kupandangi wajah cantik yang kini berwarna kemerahan karena letih.. aku tersenyum..”You are so beautiful bu..” kataku sambil mengecup keningnya.. dan ia mendekapku dengan mesra.. penuh kasih sayang.. dan .. “I love you honey..”bisiknya sambil mengecup bibirku dengan lembut.
Aku berguling ke samping dan
berbaring di samping bu Eva sambil memandang langit-langit.. “bu.. menurut ibu,
Atika curiga nggak?” tanyaku sambil memeluk tubuh bugil guruku..”Naah.. don’t
worry about her.. saya akan cari alasan kenapa suara saya seperti sedang lari
marathon waktu ngomong sama dia.. my goodness..” “so, whats your plan for
tomorrow bu??” “my plan ? well .. let me see.. beli obat anti hamil.. dan..
jamu kuat.. untuk menandingi si ini nih..”katanya seraya meremas penisku dengan
gemas. Remasannya itu ternyata seperti listrik bagi penisku. Mendadak ia
membesar dan berdiri tegak hingga nyaris mencapai puserku. “my god.. barangmu
sudah berdiri lagi Fi.. ” bu Eva bangkit dari tidurnya memandangnya dengan
takjub seraya mengelus-elus penisku yang sudah mulai berdenyut-denyut menanti
ronde berikut.. “and look at him..” sambungnya dengan nada kagum “I ‘ve never
seen such a real big thing like this.. saya ngga percaya barusan benda ini ada
di dalam vagina saya..” “ready for the second round bu ?” tanyaku sambil mulai
menggerayangi buah dadanya.. “no honey.. this is too shocking for me.. I am a
little bit tired.. lets save it for tomorrow okey ? and one more thing.. please
call me mbak Eva, will ya..” aku tersenyum lebar “sounds more sexy to me…” dan
kamipun berciuman dengan mesra sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar