Namaku
Galih, aku seorang ibu rumah tangga yang baru 2 tahun menikah. Aku tertarik
mengirimkan pengalamanku ini setelah suamiku sering bercerita tentang blog ini,
tentu saja aku menggunakan email suamiku dan atas sepengetahuannya :p
Hari itu, ketika suamiku hendak
berangkat ke kantor, ia bilang akan pulang sekitar pukul 4 sore dengan membawa
2 orang temannya. Tentu saja sebagai istri yang baik, aku mulai menyiapkan
hidangan untuk menyambut mereka.
Pukul
3 sore, masakan sudah beres, tinggal menghidangkan di meja makan. Tetapi karena
hawa ibu kota yang begitu panas, aku tak tahan berlama-lama di dapur, langsung
saja aku pergi ke kamar mandi.
Aku
jengkel dengan suamiku yang merusakkan engsel daun pintu kamar mandi, sehingga
satu-satunya kamar mandi di rumah ini tidak memiliki daun pintu. Tapi biarlah,
karena saat ini aku sendirian di rumah, maka aku langsung saja mandi, menyabuni
seluruh tubuhku, menggosok setiap lekuk badanku.
Tiba-tiba
pintu depan rumahku terbuka, terdengar suamiku memanggilku, dan juga terdengar
suara-suara asing yang kuyakini itu adalah suara teman-teman suamiku.
Akupun
bergegas membilas tubuhku, aku tak mau ada orang yang melihatku mandi seperti
ini. Suamiku mengejutkanku dengan muncul di pintu kamar mandi, jantungku
berdegup kencang.
“Yang,
aku bawa 2 temanku, setelah ini tolong hidangkan makanannya ya, kami udah
lapar.” kata suamiku. Setelah itu ia pergi menemui kedua temannya itu.
Aku
segera meraih handuk di gantungan, dan oh tidak! Ternyata handuk yang ada hanya
handuk kecil seukuran 20x50cm yang biasa digunakan untuk menutupi rambut
setelah keramas. Aku ingat bahwa handuk lainnya aku cuci tadi pagi. Pakaian
yang baru saja kugunakan pun sudah basah terendam di ember.
Ya
ampun! Bagaimana caraku menggunakan handuk sekecil ini untuk menutupi tubuhku?!
Akupun
mencoba melilitkan handuk tersebut dengan bermacam-macam posisi. Ketika
kulilitkan untuk menutupi buah dadaku, handuk itu tak dapat menutupi vaginaku
karena hanya selebar 20cm, bahkan untuk melingkari payudaraku yang berukuran
36b pun tak bisa!
Aku
kembali berpikir, apakah aku melilitkan handuk ini di pinggangku saja? Sehingga
vaginaku tertutupi tetapi dengan resiko seluruh dadaku terbuka dan mungkin aku
bisa menutupinya dengan tanganku? Aku rasa itu cara yang terbaik, pikirku.
Namun
panggilan suamiku mengejutkanku, aku langsung panik dan menutupkan handuk itu
secara vertikal ke badanku. Dengan posisi handuk seperti itu, maka hanya akan
menutupi 2 puting dan vaginaku. Lalu aku menyilangkan tangan kanan di dada dan
tangan kiri ke selangkanganku untuk menempelkan handuk itu di tubuhku.
Setelah
itu aku berjalan dengan dada sangat berdebar-debar dan semakin berdebar keras
karena suamiku dan teman-temannya duduk di ruang tv depan kamarku. Ketika
mereka bertiga melihatku, mereka seketika terperangah dengan busanaku.
Yang
lebih mengejutkan lagi, suamiku menyuruhku untuk berkenalan dengan mereka.
Mereka pun mengulurkan tangan kanannya, tentu saja harus kusambut dengan tangan
kananku, oh, aku sadar bahwa tangan kananku menutupi buah dadaku, apabila aku
lupa mungkin saja aku langsung menyalami mereka dan jatuhlah handukku sehingga
payudaraku menjadi tontonan gratis bagi mereka. Namun itu tidak terjadi, aku
masih sadar dan menggantikan tangan kanan dengan tangan kiri untuk memegang
handuk di dadaku.
Posisi
duduk 2 teman suamiku itu berada di ujung sofa yang berbentuk L dan suamiku
berada di tengah. Aku pun menjabat tangan pria yang di ujung, dia pria berkulit
hitam bernama Mike. Lalu aku berpaling ke teman suamiku yang lain, kali ini
pria berkulit putih bernama andrew. Setelah itu aku berjalan ke kamar dengan
membelakangi mereka bertiga, tentu saja bagian belakang tubuh termasuk pantat
ku tidak tertutupi sehelai benangpun dan menjadi santapan liar mata WNA itu.
Pintu
kamar kututup dan dengan dada masih berdebar keras, aku menutupkan kedua tangan
ke mukaku. Terbayang betapa malunya aku, tetapi aku sadar handukku telah
terjatuh dan memperlihatkan vaginaku yang basah, padahal seingatku tadi sudah
kukeringkan. Sudahlah, aku segera mengambil pakaian.
Ketika
aku membuka pintu lemari, suamiku masuk dan meminta handuk untuk 2 temannya
yang ingin mandi. Tetapi handuk cadangan pun tidak ada karena kucuci semuanya
tadi.
Suamiku
keluar kamar dan memberitahukan hal tersebut kepada teman-temannya. Tetapi
panasnya ibu kota membuat mereka tidak menjadikan hal tersebut sebagai masalah.
Buktinya kudengar seseorang mulai mandi.
Aku
memilih mengunakan daster sepanjang lutut karena hawa yang memang panas. Lalu
aku mengintip ke arah kamar mandi melalui jendela kamarku.
Oh…
Aku melihat Mike si kulit hitam sedang menyiramkan air ke tubuhnya, tetapi yang
menarik perhatianku adalah penis Mike yang luar biasa panjangnya, mengayun-ayun
terkena siraman air. Kulihat penis itu menempel di bibir bak mandi, panjangnya
sama dengan panjang 1 kotak keramik di bak mandiku.
Aku
terkejut karena suamiku kembali memanggilku, kali ini ia meminta dibuatkan
minuman dingin. Langsung saja aku menuju dapur dan ups, ketika sampai di dapur
aku lupa memakai BH dan CD. Tapi aku tidak memikirkan hal itu dan mulai
membuatkan minum untuk tamu-tamu suamiku.
Aku
taruh minuman-minuman itu di meja ruang tengah dan aku kembali ke dapur.
Suamiku menyusulku dan ketika aku menyiapkan makanan di dapur, ia mengatakan
bahwa ketika aku bersalaman dengan teman-temannya tadi, aku terlalu membungkuk,
hal itu mengakibatkan handuk yang kupakai tidak lagi menutupi bagian bawah
tubuhku, itu artinya vaginaku yang berbulu tipis terlihat oleh Mike dan tentu
saja Andrew yang berada di belakangku juga melihat pantat dan vaginaku yang
merekah. Juga sebaliknya ketika aku menyalami Andrew.
Mendengar
cerita suamiku ini, vaginaku langsung terasa gatal, tetapi entah perasaan apa
ini, perasaan yang membuatku semakin ketagihan. Lalu suamiku mengajak teman-temannya
kemeja makan di dapur untuk menyantap hidangan yang telah kusiapkan.
Tiba-tiba
hujan turun dan aku teringat dengan jemuranku. Aku pun langsung mengangkat
semua jemuranku. Banyaknya cucianku menjadikan aku harus hujan-hujanan lebih
lama. Aku langsung menaruh cucianku di kamar dan kembali ke meja makan untuk
menemani suamiku.
Sesampainya
di sana, suamiku berkata, “Hei, itu...” sambil menunjuk tubuhku, oh! Daster
pink yang tadinya longgar sekarang menempel erat disetiap lekuk badanku karena
basah, tentu saja putingku tercetak begitu jelas dengan bulatan payudaraku, oh…
Vaginaku pun demikian.
“Ahhh…”
aku berteriak kecil dan berlari ke dalam kamar.
Dan
bodohnya, aku langsung mengangkat dan melepaskan dasterku, sedangkan kamarku
itu bisa dilihat dari jendela yang berbatasan dengan dapur, jadilah tubuh
basahku menjadi pemandangan yang membuat setiap laki-laki menelan air liurnya.
Gairahku
tiba-tiba meledak, tapi aku masih berusaha menahannya. Aku segera berpakaian
lagi, aku mengambil sebuah kimono dan kembali ke meja dapur dengan cairan yang
meleleh dari lubang vagina. Dua pria asing itu tersenyum dan berkata sesuatu
yang tidak kumengerti ke suamiku. Setelah makan mereka langsung berpamitan
pulang. Akupun menarik suamiku ke sofa dan memintanya langsung menusukkan
penisnya.
Tak
seperti biasanya, suamiku begitu panas dan perkasanya hingga aku merasakan 3
kali orgasme.
Setelah
kupikir-pikir lagi, hari itu adalah hari yang gila!
Setelah
puas bercinta dengan suamiku, aku kekamar mandi untuk membersihkan tubuhku. Aku
teringat dengan penis Mike yang seukuran keramik bak mandi. Aku ke kamar lalu
mengambil sebuah penggaris dan mengukur panjang keramik itu, hmm… 25cm. Badanku
langsung merinding.
***
Di
lain hari, bersama suami aku pergi mengunjungi sahabatku, Lusi. Kita sudah
saling mengenal, karena aku dan suamikulah yang menjodohkan Lusi dengan
suaminya. Siang itu suamiku menceritakan kegilaanku pada sepasang pengantin
muda itu.
Adi,
suami Lusi, tertawa mendengar cerita suamiku, sedangkan Lusi mukanya memerah sambil
menutupkan tangan ke mukanya. ”Lus, kamu berani gak kayak aku?” aku menantang
Lusi.
“Berani!”
jawabnya sambil menantang balik, “Ayo sekarang! Di depan suami-suami kita.”
“Hm,
sapa takut!” Aku dan lusi pergi ke kamar mandi, lalu kujumpai handuk yang sama
dengan yang kupakai dulu, hanya milik Lusi berwarna cokelat. Kami pun mandi
bersama, tapi karena hanya ada 1 handuk, maka kita bergantian menjadi ‘model’
di depan suami-suami kita.
Ketika
kutawarkan 3 posisi handuk yang kupikirkan, Lusi memilih melilitkan handuk di
pinggangnya, tetapi karena pantat Lusi yg lebih besar, maka ujung lilitan
handuk itu hanya bersatu pada ikatannya saja.
So,
ketika Lusi berjalan, pahanya akan terlihat jelas. Dan tangan kiri Lusi menutup
puting pada payudara 36C-nya. Aku melihat dua suami beruntung itu berdecak
kagum. Sial, ternyata suamiku menikmati pemandangan itu, awas ya! Kataku pelan.
Lusi kemudian memakai kimono di kamarnya dan sambil tersenyum puas menyerahkan
handuk kecil itu padaku.
Aku
pun tak mau kalah! Aku menyiramkan air ke tubuhku, lalu mengeringkan dengan
handuk itu. Kulilitkan handuk itu di pinggangku sama seperti Lusi, bedanya Lusi
menggunakan tangannya untuk menutupi putingnya, sedangkan aku? Aku menggunakan
rambut basahku. Tapi karena tidak cukup panjang, maka rambutku hanya mampu
menutupi putingku, sedangkan bulatan payudaraku terlihat jelas.
Akupun
berjalan menuju suamiku, dia hanya tersenyum saja, sedangkan Adi bersiul
untukku, mengagumi keberanianku. Uwh! Puas rasanya setelah kulihat Lusi yang
cemburu melihat tingkah suaminya.
Tapi
duel ini belum berakhir, kali ini para pria yang menyiapkan tantangan untuk aku
dan Lusi. Adi memberi kami dua benda. Yaitu selotip hitam dengan lebar 2cm dan
sebuah perban putih yang transparan dengan ukuran 2cm x 2meter.
Kami
boleh memilih salah satu, maka aku dan Lusi kembali ke kamar dan melakukan
undian untuk memilih dua benda tersebut. Akhirnya aku mendapatkan selotip
hitam, sedangkan Lusi dengan perban. Kami pun mulai aksi, aku menempelkan
selotip itu pada kedua putingku. Terlihat begitu membekas karena putingku yang
sedang keras kututup dengan selotip.
Tetapi
aku bingung, apakah aku harus menselotip vaginaku?
Yah,
mau bagaimana lagi, aku menempelkan selotip itu dari clitorisku hingga batas
bawah vaginaku. Aku langsung keluar kamar tapi sangat terkejut melihat dua
suami ini sudah telanjang bulat.
Aku
pun berjalan dengan perasaan yang gugup menghampiri Adi, dan aku duduk di
pangkuannya! Oh, penisnya mengganjal pantat dan terlihat mengintip celah di
selangkanganku. Kulihat suamiku hanya diam, namun matanya melotot, cemburu
mungkin ;p
Lusi
yang mengintip pun terlihat manyun. Dan ia segera keluar kamar, Lusi
melingkarkan perban itu untuk menutupi putingnya, sedangkan vaginanya tanpa
ditutupi apapun! Dia berjalan ke arah suamiku tetapi aku tidak tahu apa yang
terjadi selanjutnya karena Adi sudah keburu melepas selotip di putingku dan
kemudian menjilat dan meremasi payudaraku.
Aku
hanya bisa mendesah menikmati perlakuan Adi kepadaku ini. Sekilas kulirik Lusi
dan suamiku, terlihat Lusi sudah menaik turunkan badannya dengan penis suamiku
menancap pada vaginanya, terlihat begitu eksotis dan oh…
Adi
menarik selotip di vaginaku, terasa sakit namun sensasinya tak terkatakan, aku
sungguh menikmatinya. Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu depan rumah. Adi
kaget dan langsung mengambil handuk kecil yang tadi kami gunakan untuk
dililitkannya.
Lusi
mengajak aku dan suamiku untuk pindah ke kamarnya. Aku melihat Lusi dan suamiku
melanjutkan percintaan mereka dengan posisi dogie. Lusi memberi isyarat agar
aku tidur di bawahnya dan mulai menjilati liang vaginaku sambil berdogie ria
dengan suamiku.
Lidah
Lusi sungguh lihai menyusuri liang vaginaku sehingga aku mulai bersiap untuk
klimaks, sayangnya Lusi mendahuluiku dengan orgasmenya. Karena belum mencapai
klimaks, aku mendorong suamiku untuk melayaniku dengan posisi woman on
top.
Akhirnya
vaginaku ini terisi oleh penis juga, ah, aku benar-benar tak tahan dan terus
menggoyang. Suamiku terlihat akan mengalami orgasme, kugoyang pantatku maju
mundur lebih cepat lagi.
Adi
yang masuk ke dalam kamar langsung meraih tubuh Lusi dan menggenjotnya sekuat
tenaga. Desahan nikmat 4 orang di dalam kamar itu benar-benar membangkitkan
gairah kami, ugh, aku dan suamiku orgasme bersamaan, disusul Adi dan Lusi.
Suamiku
segera mengajakku pulang karena ada urusan mendadak, diapun langsung memakai
pakaiannya, sedangkan aku ke kamar mandi untuk mengambil BH n CD-ku, tapi
ternyata BH n CD-ku terjatuh di lantai kamar mandi. sepertinya aku harus pulang
tanpa memakai pakaian dalam…
***
Masih
dengan aku, Galih, seorang istri yang selalu mencoba memancing gairah anda.
Hari ini, aku bersama suami mengikuti acara liburan kantor suami ke Bali. Semua
pegawai termasuk Mike dan Andrew juga ikut. Ketika sampai di Bali, kami langsung
diberi kunci kamar hotel, dan selanjutnya akan mengunjungi Tanah Lot.
Aku
bertanya pada suamiku, “Enaknya pake pakean apa ya, mas?”
“Pake
hotpants sama kaos biasa aja,” jawab suamiku.
Aku
mengambil sebuah hotpants berwarna hitam dan kaus tanpa lengan berwarna putih.
Selanjutnya kita bersama teman-teman suamiku menikmati pantai Tanah Lot yang
indah…
Setelah
satu jam, kami menerima panggilan dari tour leader untuk segera ke Bus dan
melanjutkan perjalanan untuk bermain rafting.
Aku
bertanya pada teman kerja suamiku yang wanita, “Bawa pakaian ganti gak?”
Ternyata
mereka semua membawa pakaian ganti.
Oh,
perasaanku mulai campur aduk…
Dalam
perjalanan, Mike si hitam menghampiri tempat duduk suamiku, memberi hadiah
sebagai ganti jamuan makan siang di rumah kemarin. Suamiku langsung menerima
pemberian Mike dan menyerahkan padaku.
Kubuka,
berisi sebuah sarung pantai berwarna hijau muda dan kaos Bali yang longgar
tanpa lengan berwarna putih. Tampaknya Mike membelinya di Tanah Lot tadi.
Kami
pun tiba di tempat rafting. Setelah memakai pengaman, rafting dimulai.
Ketika
sampai di sebuah air terjun, perahu karet kami di arahkan tepat di bawahnya.
Otomatis seluruh badanku basah, bahkan di akhir rute, perahu sengaja dibalik
sehingga semua orang jatuh ke sungai.
Setelah
itu kami diberi kesempatan untuk mandi sebelum makan siang.
Karena
bajuku basah dan hanya ada pemberian Mike, kuputuskan untuk memakainya.
Hatiku
mulai berdebar-debar karena sarung pantai itu begitu tipis dan menerawang, juga
kaosku yang menampakkan sedikit bulatan payudaraku bila dilihat dari samping
karena lubang untuk tangannya sedikit lebar.
Putingku
pun tampak menerawang dari luar kaos, ketika aku minta pendapat suamiku, ia
hanya tersenyum dan mengijinkan aku berbusana seperti itu. Setelah itu kami makan
siang, teman-teman sekantor suamiku begitu kagum melihatku.
Namun
kalian tentu tak merasakan bagaimana cepatnya detak jantungku.
Setelah
makan siang, kami kembali ke hotel, dan karena hotel yang dekat dengan pantai
Kuta, aku dan suamiku memilih untuk berjalan-jalan.
Ketika
aku berpikir apakah aku kembali ke hotel untuk mengganti pakaian yang lebih
‘aman’, Mike dan Andrew datang untuk mengajak kami langsung ke pantai. Kami
memilih tempat yang agak jauh dari keramaian, lalu Mike, Andrew dan suamiku membuka
baju dan celana mereka, menyisakan sebuah CD dan mereka langsung berenang. Aku
memilih merebahkan badan dan menikmati pemandangan Kuta. Tidak berapa lama,
suamiku memanggilku untuk ikut berenang, tapi aku menolaknya karena pakaianku
yang tidak tepat.
Tetapi
tiba-tiba suamiku mengangkat dan membawaku ke laut, lalu menjatuhkan di dekat
Mike dan Andrew. Aku berusaha untuk berdiri, ternyata hanya sedalam pinggangku.
Kulihat Mike dan Andrew hanya diam saja, tetapi pandangannya mengarah ke
badanku.
Jelas
saja, kaosku yang basah menampakkan bulatan payudara dan putingku secara jelas.
Kemudian suamiku menarik tanganku agar lebih dekat dengan dua WNA itu. Aku
dikelilingi 3 pria yang memandangiku penuh nafsu.
Suamiku
lalu melepas sarung pantai yang kukenakan dan memberikannya pada Mike dan
melepas kaosku lalu diberikannya pada Andrew. Mereka berdua lalu berlari ke
arah pantai. Kemudian suamiku menyuruh untuk mengambilnya.
Tentu
saja aku malu harus telanjang bulat di tempat umum. Namun entah mengapa aku
menerima tantangan suamiku ini. Aku berjalan erotis ke arah pantai.
Sangat
erotis karena sedikit demi sedikit air laut memperjelas tubuh tanpa busanaku.
Berawal dari payudaraku, putingku, dan semakin dangkal hingga vaginaku
terlihat. Mike dan Andrew sedari awal sudah mengeluarkan ‘senjata’nya dari CD,
dan semakin cepat mengocoknya. Walaupun dadaku sudah berdebar-debar melihat
penis jumbo mereka, aku mencoba menegarkan diriku agar tidak terlihat
lemah.
Aku
mencoba meraih kaos dan sarung pantaiku, tetapi mereka menolaknya, dan memberi
syarat aku harus meng-hand job dua penis mereka. Aku menoleh ke belakang,
kulihat suamiku sedang onani dengan melihatku dipermainkan kedua bule
ini.
“Ok,”
mendengar jawabanku ini, mereka langsung duduk merapat. Ketika kupegang penis Mike
dan Andrew, aku sedikit ngeri. Bayangkan saja, jari-jari tanganku tak mampu
menggenggam dua batang besar ini. Aku pun mulai mengocok-ngocok penis mereka.
Sesekali aku mempercepat kocokan tanganku.
sudah
hampir 20 menit aku mengocok penis mereka berdua diawali dengan Andrew yang
mulai menumpahkan spermanya… lalu kini aku fokus ke Mike, aku mencoba mengoral
penisnya tapi tidak dapat masuk ke mulutku.
aku
hanya mampu menjilat kepala penis Mike sambil tanganku tetap mengocok
batangnya, hingga penisnya menyemburkan sperma dan mengenai wajahku.
Selesai,
aku segera mengambil sarung pantai dan kaos ku. aku berlari ke arah suamiku dan
memasuki laut, disana suamiku langsung memelukku dan dan menjatuhkan tubuhku ke
dalam air laut. Ia mulai memasukkan penisnya ke dalam vaginaku, terus
menggenjot dengan sangat bertenaga. Sensasi bercinta di dalam air laut ini
sungguh nikmat, aku tak tahan… Ohh…
Kami
bersama-sama meraih orgasme di dalam air laut. Sungguh variasi sex yang belum
pernah kubayangkan sebelumnya. Lalu suamiku berdiri dan mengangkatku. Kami
bergegas pulang.
Namun
sial, kaos putih yang kugenggam terlepas ketika aku asyik bercinta dengan
suamiku. Hanya tersisa sarung pantai yang untungnya tidak ikut terhanyut di
laut. Jadilah aku kembali ke hotel dengan hanya membelitkan sarung pantai ini
ke badanku.
Tak
terbayang rasanya ketika ada wanita pribumi berbusana seperti ini menyusuri
jalanan pantai Kuta. Angin sepoi-sepoi turut menyingkap bagian bawah sarung
pantai ini, menampakkan pantat bulat tanpa cd di depan umum.
Setelah
sampai di Hotel, kulihat agenda tour esok hari. Hm, BALI ART CENTER. Kira-kira
hal apa lagi yang akan terjadi esok ya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar