Sabtu, 11 Januari 2014

kunikmati muridku juga mamanya



Aku Andre, saat ini umur 33 tahun. Sekilas tentang diriku,tampangku 6,5; body 7,5; kejantanan 18 cm (kalo dinilai 9, nanti disangka 9cm hehehe) badanku lumayan kekar karena darri SMP aku kadang2 ke gym. aku tidak termasuk golongan orang pintar secara keseluruhan, tapi aku punya kelebihan dibidang ilmu teknologi.

Jadi cerita ini adalah tentang aku saat masih kuliah sambil memberi les pada anak2 SMU dan dibidang TKJ. Dari 9 orang muridku, 4 diantaranya duduk di bangku SMA kelas dua TKJ. les yang aku berikan les privat dan aku yang dateng ke rumah muridku.

Ayu salah satu muridku yang paling cerdas, orangnya periang dan ramah. Mungkin sebenarnya dia tidak butuh les denganku, tapi karena dia anak tunggal dan sering ditinggal maka orangtuanya menaruh harapan besar terhadapnya. Ayahnya cuma punya waktu 1 minggu dalam satu bulan untuk tinggal dirumah, ibunya masih muda (30 tahun) dan suka jalan2 dengan teman2nya sampai lupa anak gadisnya juga butuh kasih sayang.

Ayu memiliki paras yang cantik dengan rambut se-tali bra, mirip sekali dengan Luna Maya. selain itu tubuhnya yang ramping dengan lekuk betis indah dan paha jenjang yang putih mulus cukup membuat aku sering deg2an. Apalagi ukuran dadanya yang 32C itu, tubuhnya menjadi begitu sempurna.

Aku mulai mengajar Ayu sejak ia masuk SMA, jadi saat kejadian mengasikan ini terjadi aku sudah kenal dengan dia dan keluarganya kurang lebih 2 tahun (sudah hampir naik kelas 3).

Hujan lebat mengguyur kota Jakarta pada Maret 2007, aku juga basah kuyup saat harus datang dengan sepeda motorku kerumah Ayu. "what a bad fucking day.." aku berbisik sambil menengadah kelangit.
Hujan yang luar biasa lebat disore hari, pasti aku gak bisa pulang lagi sampe malem karena hujan. Tugas2ku juga sudah numpuk apalagi dua bulan kedepan aku harus sidang KP dan Skripsi.
Pagar dibukakan si mbok, aku langsung mendorong motorku ke carport rumahnya dan mmelepas jas hujanku.

"Ko, si non lagi keluar.. katanya sih sebentar aja" kata si mbok menjelaskan.
"Oh, gak apa mbok saya tunggu saja" jawabku sambil menggantung jas hujan di motor.
"Ya sudah silakan masuk, mbok buatkan teh hangat." ujar si mbok sambil ngeloyor masuk lewat garasi.

Aku masuk ke ruang tamu tapi aku gak berani duduk karena celanaku basah, aku takut mengotori sofa mahal dari bahan suede nya itu. Aku hanya berdiri sambil memandangi lukisan dan foto2 yang terpajang di tembok ruang tamu

"lho kog ndak duduk,ko?" si mbok nyeletuk sambil meletakkan teh hangat.
"iya nih mbok, abis basah sih!" jawabku jujur.
"Ntar yah, tak ambilin anduk dan baju bekas bapak!", singkat kata aku pun disuruh mandi air hangat supaya gak sakit, lagian si Ayu blom pulang.

Saat aku selesai mandi, Ayu sudah ada dikamarnya diatas. Aku pun berterima kasih sama si mbok dan langsung ke lantai dua. Aku ketuk pintu kamarnya lalu aku menuju ruang belajar yang persis diseberang kamarnya.

Aku tunggu Ayu setengah jam tapi kog gak muncul2 juga, maka ku beranikan diri untuk membuka pintu kamarnya setelah kuketuk dan tidak dijawab lagi.
Ternyata Ayu sedang mandi, aku mendengar gemericik air dari kamar mandinya, dan aku melihat pakaian dalamnya berserakan dilantai.

Seketika itu aku merasa terbakar urat hornyku.. Seperti suatu keinginan besar yang sudah lama dipendam dan saat ini saat paling tepat untuk dilepaskan..

Aku berusaha mengontrol berahiku tapi memang nasib.. Ayu keburu keluar kamar mandi dengan telanjang bulat, mempertontonkan lekuk tubuhnya yang paling pribadi dihadapanku.

"KyaAaaaA…" teriaknya Ayu spontan karena kaget.
"Oooops…" hanya itu kata2ku dan cepat beringsut kearah pintu keluar.
"Koko ngapain dikamar aku??" tanya Ayu dengan suara yang tiba2 sudah terkendali.
"Sori, aku gak sengaja!" jawabku sambil membelakanginya

"Bohong…! Mo ngintip yah!!" serangnya sedikit ketus sekarang. aku sempat melirik lagi kearahnya, sekarang handuknya yg sebelumnya melingkar di kepala telah menutupi buah dadanya yang ranum itu.
"Aku keluar dulu deh, kamu pake aja baju trus ntar aku baru jelasin. sori bgt!" cerocosku cepat sambil menarik handle pintu, tapi tiba2 aku berubah pikiran.
Hujan lebat dan berisik sekali diluar sana, buktinya si mbok aja gak bisa denger jeritan Ayu tadi, apa salahnya kalau aku coba berbuat nakal.. toh aku sudah hampir selesai kuliah dan mungkin akan pindah kota.

Aku berbalik, kali ini dengan cepat aku sergap Ayu. aaah.. aku bener2 sudah seperti binatang buas.

Belum sempat meronta, aku langsung membekap tubuh Ayu dari depan dan mengunci mulutnya dengan mulutku supaya dia tidak menjerit. Aku bawa dia ke ranjang dan masih terus ku kulum bibirnya yang sexy..

Sejurus kemudian aku tarik handuknya, satu2nya penutup tubuh yang menempel dibadannya. Benar2 indah payudaranya, mengkel dan putih bersih lengkap dengan putingnya yang masih merah muda.
Aku lahap kedua gunung kembar itu satu per satu. Supaya jeritannya tidak terdengar, aku tutup mulutnya dengan tangan kananku, sementara tangan kiriku menahan rontaannya dan mulutku menjelajah payudaranya yang indah itu.

Aku terus mempermainkan puting susunya dan mulai berani melepas tangan kiriku di vaginanya yang mulai becek. Perlawanan Ayu tidak terlalu berarti buatku.. Ia terus meronta-ronta tapi akhirnya kehabisan tenaga.

"oouh…" lenguh Ayu saat aku sentuh klitorisnya, matanya merem melek keenakan. Sirna sudah rontaan demi rontaan yang dari tadi dilakukan Ayu, berganti goyangan pinggul malu2 dari seorang perawan. Ayu

Aku mulai merasa Ayu menyukai permainanku maka ku lepas tanganku dari mulutnya dan mulai meremasi payudaranya yang indah dengan kedua tanganku. Mulutku terus bergulir kebawah sambil menyapu tubuhnya dengan jilatan sampai akhirnya aku berhadapan dengan miss cheerful-nya. Aku intip sedikit, Ayu pura2 tak melihatku, ia palingkan wajah ke samping tapi terlihat jelas ia sedang menanti2kan apa yang ingin segera kulakukan.

Kusapu bibir vaginanya.. pantat Ayu terangkat sedikit. Kusapu sekali lagi belahan vaginanya.. tubuh Ayu menggelinjang kegelian.. lalu kulahap klitorisnya, kusedot2 dan kupilin2 dengan lidahku.. Ayu langsung menjambak dan mengusap2 rambutku.. Kali ini dia sudah tak tahan utk bertindak pasif… Pinggulnya digoyang2 mengikuti irama bibirku melahap klitorisnya yang kini sudah basah.

"ouuch…. sssh….." rintihnya
"mmmhh…. enak ya sayang? mmmh…."ujarku menyela
PLAAAKKK!!!! tamparan telak ke pipiku. Aku kaget bukan main tapi tangan itu kembali menjambak dan mendorong kepalaku supaya terus mengoralnya…

Aku semakin bersemangat dibuatnya… tanda2 kalau dia juga mau sama mau mulai diperlihatkan. aku semakin intens memberikan variasi oral di klitorisnya. tanganku sesekali berputar2 mengorek bagian luar liang vaginanya. Rupanya Ayu yang selama ini kukira cerdas dan baik2 memiliki bakat terpendam.. bad girls wanna be..

Ayu makin belingsatan, pinggulnya berayun2 dan nafasnya memburu…
"ko.. An..dre, mmpfh… te..rus..in.. aaahk.. enak… kkoooh…." rintihnya terbata2 sambil menggigit bibir bawahnya..
"mmmph.. mmpphhhh…. mmpphhfff… aaakhhh… yes right there……!!"lenguhnya panjang sambil memeras payudaranya. rupanya Ayu orgasme.. vaginanya menyemburkan cairan yang langsung kusapu dengan lidahku.

Aku mengambil posisi disebelah Ayu yang terpejam lemas sambil bertelajang. aku buka bajuku dan memeluknya dari samping-belakang. Kubelai rambutnya hingga ke buah dadanya.. kupeluk erat dan ku ciumi lehernya.

"mmh.. wangi kamu enak Ayu.. wangi khas wanita.." bisikku ke telinganya..
"ko.. kenapa ko andre tega sih…?" lirih bibir manis itu berucap
"tega apa Ayu..? emang kamu gak suka ya?" aku bertanya balik
"suka.." jawabnya lirih. sekarang Ayu berbalik menatapku, "ko, tadi pas terakhir enak bgt!! itu orgasme yah?" lanjutnya

"iya, itu orgasme sayang.. kamu suka?"
"Suka bangeet… enak bgt… nanti aku mau lagi!" jawabnya.

Huff.. tadinya aku berniat memperkosa dengan menanggung segala akibat, ternyata gadis manis ini malah minta lagi. "Sayang, kamu udah pernah pegang pistolcowok blom?" tanyaku.
"Pernah, punya mantanku!" jawabnya cepat sambil mengelus kontolku dari luar celana.
"Kalo gitu kali ini kamu kocokin aku ya..!" pintaku sedikit memelas manja.

Ayu langsung membuka celanaku, ditangkapnya batang kontolku yang sudah keras dan dia mulai turun kebawah memberikan servis oral.

"mmh… enak bgt sayang. kamu jago oral tapi kog gak tau orgasme?" tanyaku setengah curiga.
"hiha, hahu hulu hering horal hacarhu.. (iya, aku dulu sering oral pacarku)" jawabnya.
"tapi itu dimobil, jadi dia gak pernah sentuh punyaku" lanjutnya lagi sambil terus mengocok batang kontolku dengan tangan.

"Kontol ko Andre gede yah.. enak!" sambungnya lagi.
"Kalo enak, diisepin lagi aja Cyn…" kataku lagi.

Tiba2 pintu kamar Ayu menjeblak terbuka. "Haaallooo manis.." suara itu terputus saat melihat aksi kami berdua. Ternyata itu mamanya Ayu yang pulang shopping kena macet karena hampir banjir. tante leha. Masih muda, lebih cantik dari Ayu, badan terjaga dan lebih sintal. Dia cantik sekali dengan rambut bergelombangnya yang dicat sedikit pirang. Susah juga menjelaskan parasnya, karena gak terlalu mirip artis, tp yang pasti dia cantik.

"Kalian apa2an..?" bentaknya..
Kamipun baru sadar dan cepat2 berberes. berharap seolah2 mamanya Ayu tidak melihat apa yang baru kami lakukan. Sebelum marah lebih jauh Ayu memotong pembicaraan ibunya
"Kenapa ma?? Apa Cuma mama yang boleh begini sama pak Asep??"
Bukan main, ternyata tante cantik ini sering kesepian ditinggal suaminya dan sering minta jatah dari sang Supir.
"Kamu… kamu…. kamu tau dari mana?" tanya mamanya kaget.

"aku tau dari dulu ma! Tiap pergi arisan mama selalu begini kan di mobil?" Ayu sengit.
"ah udah deh, dari pada saling ngadu ke Papa mendingan mama ikut aja sama ade." Lanjutnya lagi.
Kemudian si tante yang malu ngeloyor pergi keluar kamar. Aku yang kaget, takut dan bingung cuma bisa bengong dan menyesal kenapa pintu gak dikunci sampai tiba2 batangku digigit2 kecil oleh Ayu.
"mmmmffh… enak Ayu.. terus Sayang.." pintaku. ayu makin bernafsu mengulumi batang zakar dan biji peler ku. kepalanya berayun-ayun memberikan aku kenikmatan.

Tak berapa lama pintu kamar terbuka lagi. Tante leha masuk ke kamar setelah berpakaian lebih santai.
"Andre, ternyata kamu liar juga yah…" katanya. "tante bayar kamu untuk beri les pelajaran, bukan yg seperti ini!" sambungnya lagi sambil duduk ditepi ranjang.
Aku sendiri mulai ngerasa gak enak karena sebenarnya aku menaruh hormat pada setiap orang tua murid lesku.. Tapi apa boleh buat, anaknya yang binal masih saja mengulumi batang dan buah zakarku. Aku tidak dapat menjawab sepatah kata pun. Tapi tante reni langsung berinisiatif untuk mencium bibirku. Tante leha juga sudah bernafsu. Akupun langsung membalas ciumannya, ku sentuh pipinya lalu kurangkul tengkuknya supaya ciuman kami lebih hot!

"tante, mau ikutan?" tanyaku sok asik.
"iya dong, sekali2 tante pengen coba daun muda!" jawabnya nakal.
"Ayu, kamu sejak kapan kayak gini? kamu udah gak Virgin?" tanya tante leha ke putri satu2nya itu.
"Masih kog ma, kalo sama ko Andre sih baru kali ini.." jawabnya sambil melepas kulumannya dan mengocok kontolku dengan tangannya.

"Dre, oralin tante sih.. pengen coba kemampuan kamu!" tanpa basa basi tante leha langsung ngangkang diatas aku yang terduduk sambil menikmati oralan anaknya.

Aku langsung melahap vagina tante leha, kalo yang satu ini aku berani colok2 dengan jariku, karena toh memang sudah gak perawan.
"ooh ndre, e….nak! terusin sayaaaang.." kata tante reni.
Tiba2 aku mulai merasakan kontolku berkedut2 dan siap menyemburkan cairan sperma. Ku goyangan pinggulku maju mundur seperti sedang bersenggama tapi dengan bibir Ayu.
"Ayu.. terus.. yang.. aku.. udah … ". CROOTTTT spermaku memenuhi mulut Ayu, yang langsung ditelan habis dan dijilati hingga bersih.

Tapi tak tahu kenapa, aku tidak langsung lunglai.. Mungkin karena ada dua wanita cantik seperti model yang sedang bertelanjang dan mencari kenikmatan dari tubuhku.
Batang zakarku masih keras, tapi ayu berlari ke toilet. mungkin dia ingin berkumur pikirku. Tinggal aku berdua tante leha

Kemudian tante leha melepaskan vaginanya dari mulutku, ia turun kebawah mengambil posisi duduk di pangkal pahaku. Tangannya menggapai kontolku yang masih keras lalu mulai dikocok2 sedikit.
"Andre, mau di oral lagi atau ngerasain memek tante?" tanyanya centil sambil merunduk dan menjilati dengan nakal pangkal kontolku.
"mmmmfh…. terserah tante…"jawabku. si tante memberi servis oral, kontolku ditelan semuanya tapi aku bisa merasa lidahnya didalam sana berputar2 menyapu kepala kontolku, sedotan2 yang dibarengi gigitan kecil membuat aku merem melek

setengah mati menahan nikmat. "ssssh….. aahh….. tan.. jago banget…" kataku. "entotin Andre, tante…" pintaku lagi sambil meresapi nikmatnya kenyotan tante Reni.
"Emangnya oral-an tante gak senikmat Ayu ya?" tanya tante leha sambil kembali menduduki pangkal pahaku.
"Justru enak banget.. aku takut gak tahan tan.. aku kan masih pengen ngerasain bercinta sama yang ahli.." sambungku.

Bless.. kontolku tiba2 terasa hangat.. rupanya tante Reni gak mau nunggu lama untuk menjajal kontolku.

"mmfh.. ****** kamu gede yah ndre"
"suamiku punya sepanjang ini juga, tapi gak selebar kamu punya sayang.." sambung tante lagi.
Sekarang posisi kami women on top, tapi tante Reni merebahkan badannya keatas badanku, sehingga dia bisa leluasa mencupangku atau mengulumi bibirku.
Gerakan maju mundurnya pelan dan erotis, saat dia maju aku merasa seperti kontolku disedot2 (baru aku tau sekarang, itu namanya kempot ayam), lalu saat bergerak mundur pantatnya sengaja dicondongkan keatas supaya penisku seperti terjepit

"sssh… oh yessh… nice baby.." aku tak kuasa menahan desahan.. nikmatnya benar2 seperti disurga-dunia. Leherku sudah merah2 dicupang, bibirku sampai kebas dikulumi, dan kontolku rasanya sedang mengalami kejadian maha dahsyat.

Aku langsung mengubah sedikit posisiku. Kedua kakiku kutekuk sedikit sebagai kuda2. kuremas pantat berisi tante leha lalu kuangkat sedikit. Kini ada rongga antara pangkal paha tante leha dan aku. Aku mulai menghujamkan kontolku dengan irama karena sekarang aku yang memegang kendali.

"ooooh.. mmmfh.. trus ndre!" Tante Rleha meracau saat aku menghujamkan keras2 batang kemaluanku sampai amblas semuanya. tiga menit berselang aku mulai bosan, aku ajak tante mengubah posisinya lagi. Aku mau doggy Style, lalu si tante pun menuruti dengan berlutut membelakangi aku.

Pahanya sedikit dirapatkan supaya sesuai dengan ketinggian aku yang berdiri dilantai. Lalu kurangkul pinggulnya dan kuarahkan kontolku.. aku terkesima melihat keindahan lekuk tubuhnya tante leha yang begitu indah, kulitnya juga putih bersih dan mulus
vaginanya juga terawat dan berwarna merah muda.. kubenamkan sedikit2 kontolku lalu ku pompa dengan penuh perasaan sesekali kuhujamkan keras2 secara tiba2.

"aakh.. gila kamu ndre. enak bgt!! ssshh…" kepalanya kini dibenamkan diranjang. badannya miring hanya pantatny saja yang nungging.

Ayu sudah kembali dari toilet, mukanya kemerahan, dia berjalan kearah kami yang sedang ber-doggy-style. ayu hanya memandangi mamanya yang sedang melenguh dan merem melek menerima hujaman kontolku.

Tante leha memang sudah jago bercinta, disaat giliran aku yang memberi servis, pinggulnya ikut diliuk2kan membuat rasa kempotan memeknya makin memijat2 batang kontolku.
ayu terlihat mulai panas dengan adegan kami, ia mendekati aku dan mulai menciumi bibirku.. disodorkannya juga buah dada kencangnya ke arah mulutku.

Edan, aku dikerjai (atau mengerjai) ibu dan anak sekaligus.
"Ma, kapan giliranku?" tanya Ayu kepada ibunya yang sudah bermandi peluh dan terpejam2 merem melek.
"iyah.. sab..har.. mama.. dikit lagi.. Terusin Ndre!" jawab tante leha. Sekarang dia bangun dan bertumpu pada satu tangannya, tangan yang lain memainkan klit-nya.

selang beberapa waktu tubuh tante leha mulai bergetar. Sudah hampir orgasme tampaknya, makanya ku percepat aksiku. kutambahkan tempo dan hentakan2 pada liang vaginanya.

"mmmfh.. yes… yes… akhhh… teruuusss… terusss… mmffh… enak sayang…"
"terusss.. dikit lagi ndre!"
"yes.. yes.. aaaaahh…. ssshh……."
Ceracau tante leha menandakan dia sudah orgasme, badannya meliuk2 dan mukanya dibenamkan lagi di ranjang.. pelan2 ia keluarkan penisku yang masih keras dari vaginanya sambil menahan getaran tubuhnya.
"makasih ya sayang, enak banget!!" ujarnya lalu tertelungkup dan tertidur.

Ayu yang dari tadi sudah berdiri ngangkang sambil mengelus2 memek beceknya pun siap menerima giliran. Hari ini badanku fit sekali, setelah orgasme yang pertama tadi kontolku masih tegang berdiri dan tahan lama.
Lalu kurebahkan tubuh Ayu disebelah mamanya.. aku minta dia telentang dan aku mengambil posisi missionary. Dalam pikiranku, memerawani gadis harus sambil menatap matanya.. aku mulai dengan pelan2 menggesekan kontolku dibibir vaginanya
sensasi gesekan itu cukup membuat tubuh Ayu menggelinjang..
"udah siap Ayu?" tanyaku
"iya, ko.. masukin aja.. tapi pelan2 yah"pintanya memelas

Aku mulai mengarahkan kontolku dan memasukkan pelan2 kepala kontolku. Seret banget.. beda dengan mamanya. Kugoyang2kan pinggulku supaya cairan pelumasnya membasahi sempurna kontolku lalu ku masukan centi demi centi.
darah mengalir dari keperawanannya, tapi mata Ayu tidak terpejam. Dia menatapku penuh arti, walaupun terbesit dimatanya rasa sakit perawan.
Bless.. penisku masuk dengan mulus.. sengaja aku masukkan sampai pol lalu kudiamkan sejenak. Aku merebahkan tubuh dan menciumi bibirnya sampai ke pangkal leher.

"tahan ya sayang.. nanti kerasa kog enaknya" bisikku manis di telinganya..
tanganku menggerayangi buah dada sintalnya memilin2 puting susunya supaya lebih deras pelumasnya melelehi batang ****** yang sudah masuk sepenuhnya.

Kaki Ayu menjepit pinggulku, lalu ia mulai menggoyangkan pinggulnya kekiri dan kanan pelan2..

"ko, entotin aku…" pintanya memelas. Akupun mulai mengambil posisi, gerakan maju mundur diatas tubuh manis gadis yang baru saja 17 tahun ini kubuat sepelan mungkin supaya tidak menyakitinya.
"aaakh… sssh.." memeknya lebih menjepit daripada kempotan mamanya.

"Ayu, enak banget memek kamu.." Hujan deras diluar sana menambah nikmatnya percintaan kami. Ayu mulai menemukan irama bercinta. Memeknya sudah terbiasa dengan kontolku..
Gerakan demi gerakan, Ayu semakin binal.. tanganku dituntun nya untuk meremasi buahdadanya..
"ko, aku pengen coba diatas" ucap Ayu. Aku turuti saja, aku merebahkan diriku ke posisi Ayu di samping tante leha
Sekarang Ayu yang asik sendiri mencari2 kenikmatan diatas batang kontolku. goyangannya semakin panas dan erotis. sementara itu aku mulai menjilati tanganku, kemudian mengobok2 memek tante Reni dari belakang.
Dalam tidurnya tante Reni melenguh-lenguh.. kupermainkan klitorisnya, lalu kumasukan 3 jari ke memek tante leha.. mungkin ia terlalu lelah sehingga hanya menerima saja perlakuanku.

Rupanya Ayu merasa kurang senang saat aku bercinta dengannya, tapi aku malah ngerjain mamanya. Ayu pun meminta aku yang melayaninya. Sekarang posisi kami doggy style..
Posisi favoritku, dimana sudah berkali2 aku membuat wanita melunglai karena menerima orgasme yang kuberikan (termasuk beberapa mantan pacarku).
Lima menit berselang Ayu yang masih baru pertama kali bercinta memang bukan lawan sebandingku.. Ayu mulai meliuk2.. memeknya yang sempit makin kuat memijat2 batang penisku.
"ko.. aku mau… orgas…me…. aaakhh…. sssh…."rintihnya..
"Iya nikmatian aja sayang" jawabku.
"oooh… yes… e…nak… mmfh… ssshh…" Ayu bergetar hebat karena orgasmenya tapi aku tetap menggenjotnya supaya dia menikmati orgasme panjangnya..

DUa wanita tumbang bersebelahan, Ayu dua kali, mamanya baru sekali, aku juga baru sekali. Kontolku masih berdiri keras, tapi sedikit lagi aku juga hampir orgasme.
Aku tarik tubuh tante leha kebibir ranjang, posisinya tidur miring.. lalu kubasahi memeknya dan kontolku dengan ludah dan kuhujamkan kedalam memek tante leha
kocokanku benar2 egois, aku hanya ingin mencapai orgasmeku yang kedua. Permainanku yang kasar membangunkan tante leha..
"sssh… Dre, sa..kit…" rintihnya
"tahan tante, Andre lagi enak nih.." jawabku.
Genjotanku semakin kuat dan dalam-dalam. Si tante yang lunglai daritadi mulai terpancing berahinya. Tante leha membalikan badannya, kedua kakinya diangkat dan ditumpangkan ke sebelah pundakku.
Aku peluk kedua paha jenjang tante Reni sambil terus ngentotin memeknya..

"mmmfhh… ssssh… terus sayang…" rintih tante leha
"tante udah mau keluar lagi?" tanyaku
"iya sayang.. kamu masih lama?" tanyanya
"udah hampir nih, kita bareng2 yah.." pintaku tersengal-sengal..
"oouch.. sssh.. yes honey.. Fasteer.. YESSShhh… Faasteeerrrr…"jerit tante leha
"I'm gonna Blow Honey…" jawabku
"Me too baby…" tante leha menjawab cepat. Kedua tangannya memegangi buah dadanya yang bergoyang2 cepat.
"Keluarin di dalem aja"sambungnya lagi
Kocokanku makin cepat, memek tante makin keras memijit batang kontolku, aku sudah sampai puncaknya..

Croott…. zzzrt… Crottth.. Crottth…
Sperma hangatku menyembur kedalam memek tante leha seiring sodokan kontolku. Kontolku terus kukocok, kamipun mengalami orgasme panjang.
Penisku menyembur sekali lagi dibalas lelehan cairan orgasme tante leha
"aaaaakhhh…. enak banget entotan sama tante" ujarku
"kamu inget ya Andre, mulai sekarang berhentiin semua murid kamu" jawab tante leha
"biar tante yang bayar semua biayanya, tapi kamu harus selalu ada saat tante telpon" sambungnya lagi

Aku sudah terjerembab diantara 2 wanita itu, aku mau beristirahat.. aku sudah tidak menjawab kata2 tante Reni lagi dan tertidur.
Jam 7.30 Malam aku terbangun, Ayu yang memanggilku dan mengajak ke ruang makan. Tante Reni sudah masak makanan spesial, Sapi masak Jamur (katanya bisa bikin "kuat"), Tiram mentah (ini juga bikin "kuat"), dan beberapa sayur lain.
makanan pencuci mulutnya sarang walet (ini bisa nambah banyak spermanya yang artinya jadi lebih "kuat" juga).
"Andre, diluar masih hujan. Di TV banyak daerah macet karena banjir" tante leha membuka pembicaraan
"Ko Andre malem ini nginep aja yaa!" lanjut Ayu dengan suara manja
"iya ndre, kamu disini aja.." tante leha menambahkan
"lagian masih banyak pelajaran yang mau aku tanya ke koko.." kata Ayu dengan mata genit, tangannya menggerepe kontolku dari bawah meja makan.
"tapi.. aku juga banyak tugas" jawabku
"jangan alasan Dre, kamu kan gak perlu buru2 lulus" rayu tante leha.
"yah, okelah.. ada kalian berdua aku pasti seneng" jawabku tersenyum

Malam itu pukul 11 saat pembantu2 terlelap, aku dan Ayu menuju kamar tante leha. Di Jacuzzi kamar mandinya kami bercinta gila2an lagi, kami juga sempat pindah ke kolam renang di taman belakangnya, tapi karena takut terlihat pembantu kami putuskan untuk pindah lagi ke ruang keluarga di dalam. Kami tidur jam 5 pagi. Aku dicekoki Viagra saat sudah lemas karena orgasme beberapa kali.
Nampaknya tante leha sedang "kemaruk" sehingga tiap saat ingin merasakan kontolku.

Sejak hari itu aku resmi menjadi pemuas tante leha, pak Asep dipecat dan ganti supir baru yang tidak tahu apa2. Sedangkan Ayu tidak terlalu sering ikutan karena memang tante leha coba sembunyi2.
Aku baru tahu kalau Ayahnya ternyata memang luar biasa kaya dan memiliki rumah di berbagai Negara, tentu saja lengkap dengan Selir2nya juga.
Jadi Permaisuri kesepian ini biar aku saja yang puaskan.
Aku sebenarnya paling suka kalau ada kesempatan berdua saja dengan Ayu.. maklum lah, lebih seret dan tentu saja menjanjikan..
Seperti permintaan tante leha, aku berhenti mengajar. tapi aku tetap mengejar skripsiku. Selama setengah tahun hidupku bak Raja tapi juga serasa budak.


Selasa, 07 Januari 2014

Guruku kekasihku

Namaku Rafi. Aku adalah seorang konsultan dalam bidang information technology. Pekerjaanku ini mengharuskanku untuk siap ditempatkan dimana saja. Saat ini, aku harus menangani sebuah perusahaan manufaktur di Bogor yang mengakibatkan aku harus mencari tempat pemondokan di kota hujan itu. Untunglah, tanpa sengaja aku bertemu dengan guru SD ku yang kebetulan memiliki rumah besar di Bogor dan ia mempersilakanku untuk menyewa salah satu kamar di rumahnya.
“Ibu, apa kabar..” sapaku sambil menyalami ibu Eva. Ia adalah guru kesenian dan bahasa SD ku di kawasan menteng Jakarta. Dalam usianya yang ke 40, ia masih tanpak muda dan segar. Wajah dan tubuhnya sangat mirip dengan Ully Artha pemain sinetron yang juga sudah berusia kepala 4 namun masih saja cantik itu. Dengan baju santai berpotongan leher V, ibu guruku itu nampak seksi sekali. Belahan buah dadanya yang belum terlihat kerutannya itu tampak menyembul dan menunjukkan huruf Y yang tegas. “Baik Fi.. gimana keluargamu? Baik?” jawabnya tersenyum manis. “Alhamdulillah, baik bu” “kalau begitu masuk deh.. sini biar ibu bantu..”bu Eva membungkukkan badannya hendak membantu membawa barang-barangku. Ketika itu pula tampak kedua buah dadanya yang besar bergayut di hadapanku. Buah dada yang putih itu ditutupi oleh BH tipis berwarna hitam. Sayang putting susunya tak sempat terlihat. “eeh.. jangan bu.. biar saya bawa sendiri..”
Rumah bu Eva sungguh asri dan besar. Ada 5 kamar tidur dengan 2 kamar mandi. Rumah yang besar itu dihuni oleh bu Eva, adiknya Atika, dan anaknya Maria. Ketika itu, para pembantunya belum pulang dari mudik lebaran. Di rumah itu tak ada laki-laki yang tinggal. “Sejak ibu ditinggal kawin lagi oleh suami, rumah ini tidak pernah ada penghuni laki-lakinya. Suami Atika kan pelaut. Ia datang kesini 4 bulan sekali. Itupun hanya sebulan tinggal, kemudian berlayar lagi… kamu adalah lelaki pertama yang kembali menghuni rumah ini.. wellcome..” Keluarga ini adalah keluarga pecinta musik. Demi cintanya pada musik, dibuatlah sebuah kamar kedap suara dan — entah kenapa juga kedap cahaya — untuk dipakai bermain piano sepuas-puasnya. Di ruangan itu juga terdapat ranjang tua terbuat dari rangka besi. Belakangan aku tahu bahwa ranjang itu selalu digunakan oleh bu Eva untuk melepaskan penatnya setelah bermain piano.
Kamarku ternyata sangat lengkap. Tempat tidur busa ukuran king size, AC, meja kerja, dan meja rias. “Hehe.. ibu tau kamu ngga perlu itu” katanya tersenyum geli sambil menunjuk meja rias. “Tapi ibu ngga tau mesti ditaruh dimana lagi..” “nggak apa lah bu.. jangan repot-repot.. fasilitasnya diatas ekspektasi saya.. terimakasih banyak..” Kami berdua duduk di pinggir ranjang, dan bercerita tentang masa kecil ku. Ia menceritakan betapa pangling dirinya melihatku yang tumbuh menjadi pemuda berusia 25 tahun yang tegap. “Tapi nggantengnya ngga berubah kok..” candanya. Ia juga menceritakan tentang keluarganya. Mantan suami bu Eva — yang bernama Irwan –ternyata masih sering mengunjungi anaknya di rumah itu paling sedikit sebulan sekali. “Sesak rasanya Fi.. kalau mengingat itu.. tapi apa boleh buat.. itu yang terbaik buat Maria..”. Perempuan setengah baya itu sudah menjanda 7 tahun lamanya. Tak dapat kubayangkan bagaimana ia memenuhi kebutuhan biologisnya. Dan aku tahu ia bukan tipe perempuan penganut paham free sex. Bu Eva membaringkan tubuhnya di atas ranjangku sambil meletakkan tangannya di belakang kepala. Posisi itu membuat bajunya tertarik ke atas dan memperlihatkan buah dadanya yang tertekan oleh tarikan bajunya itu. Tampak garis BH nya tercetak dengan jelas dan.. my god.. kedua putingnya yang cukup besar itu juga terlihat jelas tercetak di dadanya. Posisi itu juga membuat kedua pahanya yang putih itu tersingkap. Duuhh..mulusnya.. kuperhatikan bentuk kakinya yang indah belum termakan oleh usia. Memang ada beberapa bagian yang sudah ada guratan lemaknya.. namun secara keseluruhan kaki itu bisa dibilang perfect. “Ibu rajin fitness ya ??” tanyaku spontan sambil memandang pahanya “kok tau ??” “habis badan dan paha ibu terlihat masih kencang .. tanda ibu rajin berolah raga..” Ibu Eva tersenyum manis padaku sambil dengan segera membenahi posisi badannya dan menutupi kedua pahanya. Mukanya tampak memerah karena malu bercampur senang. “that is very sweet Rafi.. terima kasih.. ini pujian pertama yang ibu rasakan bukan gombal dari seorang laki-laki sejak ibu menjanda..”
Sore itu aku diperkenalkan pada Atika dan Maria. Atika adalah adik perempuan bu Eva yang berusia 35 tahun. Badan dan wajahnya mirip Dian Nitami. Tinggi, berhidung masam, pinggul besar dan buah dada sedang. Ia tampak seperti seorang wanita yang kesepian. Dari cara bicaranya yang selalu meminta perhatian terlihat sifat kekanak-kanakannya yang masih kental. Maria nampak lebih dewasa dari Atika. Ia gadis berumur 18 tahun berbadan tinggi, kulit agak gelap, mata besar dan muka oval. Dengan gaya rambutnya yang keriting basah itu, ia tampak lebih tua dari umurnya. Maria mewarisi sifat keibuan bu Eva. Tidak seperti Atika yang cerewet dan bersuara keras itu, Maria lebih sabar dan bersuara lembut.. persis seorang putri kraton..
Malam itu aku tak bisa tidur. Entah kenapa, wajah dan tubuh bu Eva selalu membayang di pelupuk mataku. Buah dadanya yang berukuran 36, kakinya yang mulus, wajahnya yang mirip ully artha.. my.. I can’t believe that she is 40 … dan harus kuakui perempuan itu membuatku terangsang .. hasratku untuk menidurinya begitu menggebu.. bahkan dengan berpikir seperti ini saja sudah membuat penisku berdiri.. oh ya bicara soal penis.. aku dianugerahi penis berukuran cukup besar.. 16 cm dengan diameter 3-4 cm.. bila sedang berdiri bentuknya persis seperti pisang ambon berukuran besar.. well terus terang.. senjataku ini cukup digila-gilai teman-teman kencanku.. nah.. kembali soal guruku tadi, aku juga yakin ia sebenarnya mempunyai keinginan yang menggebu-gebu untuk mendapatkan sentuhan seorang lelaki.. hanya saja ia menekan kuat-kuat hasrat itu.. tapi bagiku untuk begitu saja menidurinya tentu tidak mungkin.. harus ada jalan halus untuk mencapai tujuan itu.. aku terus berpikir dan berpikir dan berpikir.. sampai akhirnya …aku tertidur
Seminggu sudah aku tinggal di rumah bu Eva. Aku sudah mulai hafal dengan kebiasaan hidup perempuan itu. Dari pagi sampai sore 5 hari seminggu, ia mengajar di sebuah lembaga bahasa inggris terkenal di Bogor. Malamnya, aku perhatikan bahwa sehabis bermain piano sepuas puasnya ia pasti tertidur di kamar kedap suara itu.. dan kalau ia sudah bermain piano, tak ada seorangpun berani mengganggunya.. aku melihat sebuah peluang disitu.. dan seketika itu sebuah rencana tercipta di benakku.. besok adalah malam minggu.. hari dimana bu Eva menghabiskan malamnya dengan bermain piano.. hari dimana Atika dan Maria tidak berani mengganggu ibunya ..
Malam minggupun tiba.. selesai mandi dan makan malam aku hampiri bu Eva “bu.. boleh saya temani ibu bermain piano? Saya juga penikmat musik klasik..” “tentu Fi.. be my guest.. tapi keliatannya kamu bakal jadi satu-satunya penonton, karena Atika dan Maria mungkin pulang agak larut..” “nggak apa bu..”kataku tersenyum.. yes.. my plan is running quite well so far.. tepat jam 8 malam pintu ruang piano ditutup dan AC pun dinyalakan.. semenit kemudian alunan lagu-lagu klasik karya Mozart, Johan Strauss, dan beethoven pun mengalun dengan merdu dari jari-jari lentik bu Eva. “bu.. kalau haus ini saya siapkan minumnya..” “Okey.. oh.. you are so sweat fi.. thanks..” Dengan sekali tenggak bu Eva menghabiskan sirup dingin yang telah kucampur dengan obat tidur itu..setelah itu aku langsung pamit “bu, saya mau pergi ke luar dulu cari angin.. setelah itu saya akan langsung tidur..” “Okey.. selamat jalan-jalan.. sampai besok ya?” bu Eva tersenyum manis padaku sambil menghentakkan symphoni ke 9 nya beethoven. Aku keluar dan menutup pintu.
Setengah jam kemudian, kubuka kembali pintu ruang piano perlahan-lahan. Tak ada suara terdengar dari ruang kedap suara itu. Aku menyelinap masuk, kukunci pintu, dan kulihat bu Eva tidur terlentang di ranjang tua di sisi piano itu. Gotcha ! rupanya KO juga dia terkena obat tidurku. Wah.. mudah-mudahan reaksinya tidak terlalu keras.. soalnya, bisa merusak seluruh rencanaku… Saat itu ia menggunakan daster terusan berwarna putih dengan belahan dada rendah. Buah dadanya menyembul dari BH tipis berwarna putih. Kedua kakinya terlihat mengangkang seakan menanti seseorang untuk menindihnya. Melihat tubuh tak berdaya itu, mendadak celanaku terasa sempit. Penisku sudah dalam keadaan tegak berdiri.
Dengan cepat kubuka daster ibu Eva dan kupeloroti dari tubuhnya. Seketika itu aku terpesona melihat tubuh yang masih sintal itu tergolek mengangkang dihadapanku hanya mengenakan BH dan celana dalam tipis. Pori-pori buah dadanya begitu jelas di mataku. Dan putingnya yang besar berwarna coklat kehitaman tampak jelas dibalik BH tipis berwarna putih itu. Ketiaknya yang putih dan wangi itu ditumbuhi oleh bulu-bulu hitam yang cukup lebat. Di selangkangannya kulihat gundukan daging yang tertutup oleh bulu-bulu yang juga lebat. Sedemikian lebatnya, sehingga begitu banyak bulu-bulu kecil yang menyelip keluar dari celana dalamnya. Kata orang wanita yang berbulu lebat memiliki libido yang tinggi.. wow.. this must be my lucky day !! Model CD nya benar-benar membuat aku terangsang .. yaitu model CD yang menggunakan tali sehingga dengan satu kali tarikan celana itu akan terbuka..Ouwwhh.. ingin rasanya aku segera menggumuli tubuh itu.. but wait..that was not the plan.. so, dengan segera ku keluarkan beberapa sapu tangan yang sudah kupersiapkan, lalu aku ikat kedua tangan bu Eva ke jeruji ranjang besi dekat kepalanya, dan kuikat juga kedua kakinya ke jeruji ranjang besi dekat kakinya. Kupandangi wajah cantik yang mirip ully atha itu.. kemudian dengan lembut kubelai keningnya.. terus turun ke pipi..bibir..dagu..leher.. terus ke dada..kuputar-putarkan tanganku disekitar buah dadanya yang besar sebelum kuselipkan tanganku ke balik BHnya dan seketika itu tanganku dipenuhi oleh gumpalan daging yang kenyal dan empuk berukuran besar itu. Alangkah menggairahkannya buah dada bu Eva..”emhhh..” tiba-tiba bu Eva bergumam sambil mengeleng kepalanya ke kanan.. dengan cepat kutarik tanganku dari balik BH nya dan kumatikan lampu kamar. Ruang yang kedap cahaya itu langsung gelap gulita.. aku bahkan tak dapat melihat tanganku sendiri.. dengan meraba-raba aku kembali duduk di pinggir tempat tidur dan mencari tubuh permpuan itu. Tangan kiriku memegang paha kiri bu Eva. Dengan perlahan aku mengusap bagian dalam paha kiri bu Eva..kunaikkan tanganku lebih ke atas… terus sampai batas selangkangannya.. seketika itu tanganku memegang gundukan daging yang ditutupi oleh bulu-bulu lebat yang masih ditutupi oleh celana dalamnya yang tipis.. jariku mulai menggosok-gosok gundukan daging itu.. ke atas dan ke bawah sementara itu telapak tangan kananku menyusup ke balik BH nya yang terasa benar terlalu kecil untuk buah dada berukuran 36 itu…dengan bernafsu kuremas-remas buah dada montok itu.. “Ohh..ooohh..” terdengar suara guruku itu yang nampaknya sudah mulai sadar dari tidurnya. Tiba-tiba kurasakan seluruh otot tubuhnya menegang.. bu Eva mencoba bangkit dari tidurnya..”A..apa..apaan ini ??” terdengar suara perempuan itu berteriak “kok gelap sekali?? Si..siapa kamuh..hh?? Ahhhh.. jangan sentuh saya !! lepaskan tanganmu dari dada saya.. kurang ajar !! lepaskan ikatan tangan dan kaki saya.. tolooong…tolooong..” ia memperkuat jeritannya. Sebuah perbuatan yang sia-sia di ruang kedap suara itu. Bersamaan dengan itu bu Eva mulai meronta-ronta kekiri dan kekanan. Rontaannya yang kuat sempat membuat aku kawatir akan melepaskan ikatan tangan dan kakinya.. namun setelah beberapa saat, aku yakin ikatanku cukup kuat. Akibat gerakannya itu, buah dadanya juga ikut berguncang ke kiri dan kanan. Terasa nikmat di telapak tanganku. Perlawanan bu Eva membuat aku semakin bernafsu. Dengan kasar kutarik BH nya hingga robek, dan dalam kegelapan kudekatkan bibirku ke buah dada kiri bu Eva , dan seketika itu juga kumasukkan hampir separuh dari dada montoknya ke dalam mulutku. “Ohh.. ohhhh.. ooohh..” bu Eva masih meronta dengan nafas yang mulai memburu..”Ohhh.. get off your mouth from my breast !! Siapa kamu ??” kembali terdengan ia menjerit.. “Irwan !! kamukah itu ?? Irwan !! ini tidak lucu !! lepaskan aku !!!” rupanya ia menyangka aku bekas suaminya.. “Irwan !! Aku tau kamu suka dengan permainan ikat mengikat ini !!! Aku juga tau kamu masih berharap untuk bisa menikmati tubuhku lagi .. tapi sejak kamu menyakiti aku.. aku sudah bersumpah sampai matipun tak akan kuberikan tubuhku lagi padamu.. ouuuuhhh… ouuhhhh..” teriakannya bercampur dengan rintihan-rintihan kecil ketika tangan kiriku yang sedari tadi mengusap-usap perutnya dengan cepat kuselipkan kedalam CD nya. Ahhh..Jembutnya yang lebat itu memenuhi telapak tanganku. Jari telunjuk dan tengahku kugunakan untuk menyibak bulu-bulu itu untuk mencari pintu masuk ke vaginanya. Begitu tersentuh, kuletakkan jari tengahku di sepanjang pintu tersebut. Terasa benar kelembabannya semakin meningkat. Ujung jari tengahku menyentuh ujung bawah vaginanya dan pangkal jari tengahku mencari-cari klitorisnya..kuputar-putar sejenak jari tengahku itu sampai kutemukan sebuah tonjolan yang sudah terasa bengkak di pangkal vaginanya. Dengan cepat kuputar-putar dan kugesek-gesek klit nya yang semakin lama terasa semakin bengkak. “Ohhh..Ohhhh..” rontaan perempuan itu mulai mengendur dan rintihannya terdengar semakin kuat..kupermainkan lidahku di ujung putingnya yang terasa mulai mengencang dan sesekali kugigit dengan lembut.. “Ohhh.. ahhhh.. who are you..siapa kamuuhh.. ohh.. tolong… whoever you are.. jangan perkosa saya.. please..” rintihnya dengan suara serak. Sambil terus memainkan klit nya kulepaskan sedotanku di dadanya dan menjawab dengan suara yang disamarkan “I am not gonna rape you maam.. I only want to love you…with my touch.. I know you want it.. I know you want it so bad..” perempuan itu terdiam sejenak. Bibirku kembali menyusuri buah dadanya dari sebelah kiri menuju ke kanan ketika sampai pada puttingnya dengan sedikit kasar kusedot daging kecil yang sudah menegang itu “yess.. I want it so bad..I want it so bad for long..” bisiknya mengakui pernyataanku seraya menggelinjang kegelian “hhhh…but I don’t want to do it this way.. I want to see your face.. I want to touch your body.. I want to touch your..” Kuhentikan sedotanku diputingnya dan kuhentikan juga aktivitas jariku di selangkangannya dan dengan cepat kuturunkan resleting celanaku lalu kukeluarkan penisku yang sudah sangat tegang seperti pisang ambon itu.. “you wanna touch this maam ?” kataku melanjutkan kata-katanya seraya dalam kegelapan menempelkan penis tegangku di pipi kirinya..terasa bu Eva menggesek-gesekkan pipinya di penisku.. ia menggerakkan kepalanya untuk membelai penisku dengan pipinya seakan ia sedang menyayangi kucing piaraannya.. tiba-tiba kurasakan bahwa ia menggerakkan kepalanya dan berusaha untuk menggapai penisku dengan mulutnya.. oh no you don’t .. kataku dalam hati..ini belum saatnya.. lalu dengan cepat kugesekkan penisku itu perlahan-lahan ke lehernya.. turun terus ke dada.. di atas bukit kembar yang montok itu kugesekkan bagian bawah kepala penisku ke putingnya yang.. wow.. sangat tegang itu.. “ohh noo…god…please don’t do this to me.. tolong lepaskan ikatan kakiku please..ooohhh..” terasa oleh tangan kiriku bahwa bu Eva sedang berusaha merapatkan kedua pahanya untuk digesekkan satu sama lain. Usaha tersebut tentu saja sia-sia.. karena kakinya kuikat dalam posisi mengangkang. Gairah bu Eva yang mulai memuncak mendorongnya untuk merasakan klitnya digesek-gesek untuk mencapai puncak kepuasannya.. Dengan intens aku masih menggesek ujung penisku ke putting susunya, bahkan cairan licin yang sudah keluar dari lubang penisku kutempelkan di ujung putingnya untuk kugesek-gesekkan lagi sehingga terasa licin di bawah kepala penisku.. suara ranjang besi itu kini berbunyi dengan irama beraturan menandakan tubuh bu Eva yang menggeliat-geliat menikmati sensasi-sensasi erotis yang kuberikan padanya. Bisa kubayangkan dalam gelap, dengan kedua tangan dan kaki terikat di sisi kiri dan kanan kasur, bu Eva menggerak-gerakan pinggulnya dan menendang-nendang kakinya untuk bisa segera melepaskan diri dari ikatan dan merapatkan kedua kakinya.. “kamu bukan Irwan..ohhh..I am sure you are not him..” bisiknya serak ketika kuturunkan penisku dari buah dadanya menuju perutnya. Penisku dari ujung hingga testis kuletakkan di atas kulit perutnya yang mulus itu. “Its not his size.. its too big for him.. oohhhhh.. please.. who are you ?” rintihnya penasaran karena tak bisa melihat laki-laki yang tengah memberikannya kenikmatan yang telah lama tak diperolehnya itu.. “I am one of your student.. saya sangat mengagumi tubuh ibu yang masih sangat menggairahkan ini.. dan saya sangat mudah terangsang oleh tubuh sexy seorang wanita seusia ibu.. I am your secret admire bu.. I want to help you to get something you miss for along time…” bisikan manisku itu ternyata membuat bu Eva begitu terangsang sehingga ia menggerak-gerakkan pantatnya naik turun dengan keras seperti orang yang tengah bersenggama sambil mengerang dengan keras “Ooohh please.. do what ever you want..please.. don’t make me suffer any longer…” Dapat kubayangkan betapa merangsangnya kedua buah dada montoknya ikut terguncang kesana kemari seiring gerakan-gerakan histerisnya.. Dengan segera pula kubuka baju dan celanaku sehingga dalam waktu 20 detik aku sudah bugil. “Oohh.. I wish I could see you..” ibu Eva merintih ketika ia mendengar aku membuka seluruh pakaianku..”kenapa lampunya ngga dinyalain aja sih..? kamu takut apa? Don’t worry.. saya ngga akan marah.. I am yours tonight..” Tanpa menjawab pertanyaannya aku menaiki ranjangnya dengan posisi bertekuk lutut diantara dua kakinya yang mengangkang itu. Kuraba bagian pinggul wanita yang masih tertutup celana dalam itu. Kupegaang tali CD nya dan dengan sekali tarik jatuhlah penutup terakhir tubuh ibu guruku itu. Aku mendekatkan mukaku ke selangkangannya yang basah olehh keringat itu dan seddetik kemudian mulutku sudah terbenam dalam rimbunan rambut hitam yang melindungi vaginanya. Bibirku dengan cepat menemui klitorisnya dan dengan lembut kusedot-sedot sambil sesekali kugigit “AAAHHH..GOOOOODDDD…nikmatnya.. terus.. terruuusss… ” rintihnya sambil menggoyang-goyangkan pinggulnya. Kunaikkan bibirku ke arah perut dan kutelusuri keatas menuju buah dadanya..sesampainya disana kugesekkan muka,pipi dan hidungku ke bukit kembar yang montok itu sementara penisku menempel di atas vaginanya. “o my god.. o my god.. ooohhhh..untie me pelleaaaase…!!!” jerit wanita berusia 40 an itu ketika penisku menggesek-gesek klitnya. Pinggulnya diangkatnya dengan liar setinggi-tingginya untuk menggesekkan klitnya ke penisku. Terasa benar vagina bu Eva sudah banjir. Gesekan penisku di mulut vaginanya mengeluarkan suara kecipak yang keras. “Oohh kiss me please..kiss mee..ouhh..” desahnya sambil mencari cari bibirku yang masih sibuk mengulum kedua putting susunya bergantian. Aku sengaja tak ingin menciumnya karena bila kulakukan maka dengan segera ia akan mengenaliku.. Aku sudah amat terangsang dan dengan segera kupegang penisku, kutempelkan di pintu vagina yang sudah teramat sangat becek itu , lalu kuedesakkan perlahan-lahan mengingat vagina ini sudah tidak pernah kemasukan penis selama hampir 7 tahun ! Ternyata ukuran diameter penisku agak menyulitkan penetrasi kali ini.. baru kusadari kalau vagina bu Eva ternyata berukuran cukup kecil.. “Aaaahh..aaaakkhh.. pelan-pelaaannn.. pelan-pelaaannhh..ouh.. its soo biig..hh” kumasukkan lagi penisku hingga setengahnya, bu Eva kembali menjerit kesakitan.. dari suaranya kutahu ia menggeleng-gelengkan kepalanyadengan keras ke kiri dan ke kanan.. aku menjadi kasihan “Do you want me to stop maam?” “NOOOOO..please don’t … its hurt at the beginning.. tapi ennaakkhh.. AAAAAKHHHHH…” bu Eva menjerit keras ketika ku amblaskan seluruh penisku sedalam-dalamnya di liang vagina ibu guruku yang cantik itu.. beberapa saat kami terdiam … terdengar suara nafas perempuan itu tersengal-sengal dan dari suara nafas dan desahnya.. ku tahu ia tengah meringis merasakan kombinasi antara rasa perih dan nikmat.. tiba-tiba bisikannya memecah kesunyian..”Oohhh.. it has been sooo long since last time I had this thing inside me..ohhh…” bu Eva mulai menggoyang pinggulnya naik turun sambil berputar-putar.. penisku yang juga mulai kugerakkan naik turun merasa seperti dipilin-pilin.. ohh benar-benar nikmat.. ditambah lagi dengan buah dadanya yang besar itu terasa betul nikmatnya tergencet oleh dadaku.. Tubuhku meindih tubuh sintal bu Eva yang tak berdaya terikat kaki dan tangannya di ranjang.. tanganku menyangga badanku dengan siku. Telapak tanganku kadang meremas buah dadanya, kadang mempermainkan bulu ketiaknya yang sudah basah oleh keringat itu.. kedua tubuh kami yang saling bergesekan itu terasa licin oleh keringat yang sudah bercampur dengan lendir dari vaginanya dan penisku..setiap tusukan penisku selalu diikuti oleh jeritan histerisnya..”aahhh..aaahhh..aahhh..” Tiba-tiba.. TUUUUUT terdengar suara telephon antar kamar yang terletak di dinding sebelah kiri piano berbunyi.. “Eva..Eva.. kamu di dalam ?” terdengan suara wanita di speaker telephone itu.. “my god !! Atika!!!!” suara bu Eva terdengar kaget seraya menghentikan goyang pinggulnya..”Eva .. are you in there?? Jawab doongg..” suara Atika kembali terdengar ..”Ayo cepat.. bukakan ikatannya.. I have to answer her.. kalo ngga dia bisa curiga.. o my god.. omy god..” bu Eva kedengaran mulai panik. “Oke hang on..” kataku tersenyum sambil melepaskan ikatan kakinya. Sementara itu penisku masih dengan tenang berbaring tegak di dalam vaginanya. Ketika kakinya terbebas, dengan refleks bu Eva merangkulkan kakinya ke pinggangku. Aku mulai kembali memompakan penisku keluar masuk keluar masuk dengan irama yang makin cepat.. sementara tanganku melepaskan ikatan tangannya. “Eva… is everything OK?? Jawab dong.” Kembali suara Atika terdengar…Begitu kedua tangannya terlepas, aku kembali menindih tubih sintal itu dan dengan cepat mencari bibirnya yang sedikit lebar dan seksi itu.Ketika bibirku bertemu dengan bibirnyya, tanpa membuang waktu kulumat sampai habis.. dan tanpa kusangka bu Eva segera memeluk leherku dan membalas ciumanku dengan sangat ganas.. kami saling mengulum lidah.. dan goyangan pinggulkupun ku percepat.. “Mmmmphh.. mmmmmmhhhh.. mmmhhh..” jeritnya sambil terus mengulum lidahku..”Eva.. aku seperti denger suara-suara jeritan kamu di dalam sana.. are you OK or its just me..” suara Atika mulai terdengar kawatir.. bu Eva melepaskan ciumannya dan meletakkan tangannya didadaku untuk menghentikan gerakanku seraya berkata..”please..stop.. saya harus jawab Atika.. kalo ngga she will spoil the whole thing..” aku seperti kesetanan memegang kedua tangan perempuan itu dan ku lentangkan di tempat tidur “she can wait..” kataku sambil mempercepat hujaman penis besarku ke dalam vagina sempit dan becek guruku itu. Suara ranjang bercampur dengan kecipak vagina bu Eva dikombinasikan dengan jeritan-jeritannya sungguh membuat nafsuku naik ke kepala. Bibirku mencium dan menjilat kuping bu Eva sehingga ia menggelinjang kegelian.
“Evaa.. answer me..” suara Atika lagi-lagi terdengar
“AAAHHH.. AAAAHHH.. AAAAHHH..” bu Eva menjerit-jerit sambil tetap mengimbangi genjotan penisku. Kedua tubuh kami berguncang-guncang dengan cepat..
“Eva if you don’t answer..”
“AAAAHHH…faster..faster… AAAAHHH…” pinggul kami bergoyang semakin cepat..
“if you don’t answer Eva..”
“OOHHHH YES.. YESSS…sebentar lagi saya mau..sebentar lagiihh..’ buah dadanya berguncang semakin cepat..
“I’ll call the police..!!”
Hening sejenak.
Kami berdua tertegun mendengar suara Atika. Goyangan pinggul kami tiba-tiba terhenti. Namun dengan cepat ku gendong tubuh bu Eva tanpa melepaskan penisku dari vaginanya. Kupegang kedul buah pantat bu Eva yang merangkulkan kedua kakinya di pinggangku dan kedua tanganku di bahuku.. kubopong tubuh sintal itu ke dekat telephone..”Eva…”"YESSSS Atika.. I’AM ALIVE !!!” bu Eva menjawab Atika dengan nada kesal..dan nafas yang tersengal sengal.. “kok lama banget sih ?? aku kan kawatir.. soalnya aku denger ada suara kamu menjerit-jerit.. cuma aku ngga yakin soalnya ruangan piano kan kedap suara..” sambil tetap dalam posisi menggendong , kucium buah dada bu Eva dan ku gigit putting susunya.. “NO.. NO.. auwhhh.. IT’S.. IT’s ONLY YOUR IMAGINATION..aahhh..sss..” “Eva are you OK? Is there somebodyelse with you ?” kusedot putting susu kirinya dan kuputar-putar pinggulku sehingga penis besarku mengocok-ngocok vaginanya “ouuhh.. cut it out will ya..” bisiknya manja di kupingku “YES, I AM OK ..TIKA.. AND I AM ALL ALONE.. AS USUAL.. GOOD NIGHT.. and have a nice sleep..AAAAHH..” gagang telephone terjatuh ketika dengan ganas aku mulai mengangkat dan menurunkan pantat bu Eva sehingga vaginanya keluar masuk penisku. Tiba-tiba PYAAAARR.. ruangan menjadi terang benderang.. oh my god !! whats happening !! who is turning on the light ? Mataku berkunang-kunang karena tak terbiasa dengan terang.. semenit kemudian.. kulihat wajah bu Eva yang dibasahi oleh keringat tampak terpana melihat wajahku..tangannya masih memegang saklar lampu yang terletak tepat di sebelah telephone.. “Rafi.. ITS YOU ??.. oh my god .. ibu ngga nyangka kalo itu kamu.. oh my godd… Rafi… YOU’RE FUCKING ME !!! YOUR FUCKING YOUR OWN TEACHER !!” “Yeaah ” jawabku sambil mempercepat naik turunnya pantat bu Eva “and you like it right ??” “OUHHH.. DAN KAMU LUAR BIASA….AAAHH..” bu Eva melingkarkan tangannya di leherku dan mulai menciumi bibirku. Mula-mula ia mencium-cium kecil kedua bibirku, kemudian ia mulai menggigit kecil bibir bawahku. Tiba-tiba dengan ganasnya ia menguak mulutku dengan kedua bibirnya dan seketika itu juga kurasakan lidahnya sudah menjilati langit-langit mulutku dan sesekali lidahku disedot oleh mulutnya yang lebar seksi itu. Sambil mencium dan mengulum lidahku bu Eva terus menerus menjerit dan merintih seiring dengan pergerakan pinggulku. Beberapa saat kemudian kurebahkan tubuh bu Eva kembali diatas ranjang. Kami berdua saling memandang penuh sayang sambil terengah-engah. Tubuh sintal bu Eva terlihat mengkilat oleh keringat yang bercucuran. Buah dadanya penuh dengan tanda merah bekas sedotanku. Kembali kami berciuman penuh gelora dan kasih sayang. Kaki bu Eva melingkari pinggangku dan tangannya memeluk erat leherku. Kupompakan kembali penisku dengan cepat.. “OOHH..RAFI HONEY..saya mau keluar..”"Yeah.. me too bu..me too.. ohhh..” pinggulku bergerak melingkar mengikuti goyangannya. Penisku mulai terasa berdenyut-denyut.. kami kembali berciuman dengan penuh nafsu.. kurasakan otot-otot bu Eva mulai mengejang.. “OOOH..HONEY..HONEY.. I’M COMING.. I’M OMIIINGG..EMMMMMMHHHHHHH..” bu Eva mengangkat pinggulnya setinggi-tingginya.. tangannya memeluk leherku dengan keras.. dan mulutnya menyedot bibir dan lidahku dengan kuat.. ketika itu juga aku merasakan sesuatu yang melesat kuat dari batang penisku menuju ujungnya.. dan …”Aaaahhh..ibu..ibu.. saya juga…aaahhh..” aku menggelepar-gelepar dan penisku memuncratkan maninya yang sangat banyak itu ke vagina bu Eva yang juga tengah mengeluarkan cairan orgasmenya.. kontraksi vaginanya terasa sangat luarbiasa memilin-milin penisku.. tubuh kami ambruk saling bertindihan dengan lemas.. tak terasa 1 jam lebih kami melakukan permainan ini.. kuangkat kepalaku dari sisi kepalanya. Kupandangi wajah cantik yang kini berwarna kemerahan karena letih.. aku tersenyum..”You are so beautiful bu..” kataku sambil mengecup keningnya.. dan ia mendekapku dengan mesra.. penuh kasih sayang.. dan .. “I love you honey..”bisiknya sambil mengecup bibirku dengan lembut.

Aku berguling ke samping dan berbaring di samping bu Eva sambil memandang langit-langit.. “bu.. menurut ibu, Atika curiga nggak?” tanyaku sambil memeluk tubuh bugil guruku..”Naah.. don’t worry about her.. saya akan cari alasan kenapa suara saya seperti sedang lari marathon waktu ngomong sama dia.. my goodness..” “so, whats your plan for tomorrow bu??” “my plan ? well .. let me see.. beli obat anti hamil.. dan.. jamu kuat.. untuk menandingi si ini nih..”katanya seraya meremas penisku dengan gemas. Remasannya itu ternyata seperti listrik bagi penisku. Mendadak ia membesar dan berdiri tegak hingga nyaris mencapai puserku. “my god.. barangmu sudah berdiri lagi Fi.. ” bu Eva bangkit dari tidurnya memandangnya dengan takjub seraya mengelus-elus penisku yang sudah mulai berdenyut-denyut menanti ronde berikut.. “and look at him..” sambungnya dengan nada kagum “I ‘ve never seen such a real big thing like this.. saya ngga percaya barusan benda ini ada di dalam vagina saya..” “ready for the second round bu ?” tanyaku sambil mulai menggerayangi buah dadanya.. “no honey.. this is too shocking for me.. I am a little bit tired.. lets save it for tomorrow okey ? and one more thing.. please call me mbak Eva, will ya..” aku tersenyum lebar “sounds more sexy to me…” dan kamipun berciuman dengan mesra sekali.