Selasa, 30 Desember 2014

bercinta dengan istri karibku

Sebelumnya, perkenalkan namaku Dicky, tinggal di sebuah kota kecil bernama G***t (edited), sehari-hari aku bekerja sebagai pegawai swasta di sebuah perusahaan asuransi. Usiaku sekarang menginjak 31 tahun dan sudah berkeluarga dan memiliki 2 orang putra. Sebenarnya tidak ada yang istimewa dalam keseharianku, hanya saja karena nilai kesejahteraan dari pekerjaanku masih kurang memadai, maka akupun berusaha untuk berbisnis retail pulsa. Walau pada awal bisnis yang ku jalankan ini secara pribadi, namun karena terasa perkembangan yang cukup pesat, maka akupun menggandeng teman semasa kecilku sebut saja Soma (samaran) untuk bergabung menanamkan modal pada usahaku. Dan dari sinilah petualangan sexku dengan istri dan kakak istrinya serta hubungan gelap dengan istri tetanggaku bermula .
Kedekatanku dengan Soma sudah terjadi sejak kecil. Susah senang pernah kami rasakan bersama, hanya saja ia lebih beruntung dapat bekerja di sebuah BUMN di kotaku sedangkan aku diperusahaan asuransi. Meskipun begitu, hubungan kami tetap terjalin dengan baik, dan kami sering berkunjung ke rumah masing-masing. Soma sama sepertiku, sudah menikah dan baru dikaruniai seorang putri yang lucu. Istrinya sebut saja Nelly (Samaran) seorang wanita yang hangat dan mudah bergaul meskipun kadang-kadang suka juteks jika lagi ngambek sama si Soma. Namun meskipun sudah beranak, tubuhnya masih terawat dengan baik serta tidak terlihat sudah memiliki anak.
Tinggi badannya sekitar 160 cm dengan berat 60 kg, terlihat gempal memang, namun padat berisi. Apalagi jika melihat pantatnya yang semok serta toketnya yang padat berisi yang kuperkirakan berukuran 36C, sungguh indah untuk dipandang dan dicicipi. Kulit tubuhnya tidak hitam juga tidak terlalu putih. Wajahnya sepintas sangat mirip dengan Ayu Azhari dengan bibir yang agak tebal namun sensual, bulu mata yang lentik serta hidung yang mancung seperti keturunan arab dan rambut yang tergerai panjang, Sebagai seorang istri ia pandai membuat dirinya terlihat cantik dan menarik. Apalagi dengan kebiasaan dia memakai pakaian yang ketat hingga membentuk lekuk tubuhnya, membuat siapa saja yang melihat pasti akan melotot dibuatnya dan tidak ingin melepaskan pandangannya.
Karena sudah lamanya persahabatan antara aku dan Soma,maka tidak ada lagi rasa canggung dan sungkan dalam membicarakan berbagai hal termasuk urusan sex. Soma sering bercerita bahwa, diatas ranjang Nelly sangat bergairah dan mampu memainkan peranannya dengan baik sehingga kadang-kadang si Soma kewalahan menghadapinya. Jika sudah kepingin, biasanya Nelly suka menggunakan baju tidur diatas lutut dan transparan tanpa menggunakan CD dan Bra. Dan ia tidak sungkan untuk meminta dan langsung meraba kemaluan soma untuk kemudian di kulum, dikocok dan di sedot-sedot sampai pipinya kempot dan setelah senjata Soma berdiri tegak maka dengan cepat ia akan mengangkang naik ke atas tubuh Soma sambil mengarahkan kontol Soma ke mekinya, setelah tepat dengan pelan ia turunkan pantatnya ke bawah hingga kontol tersebut amblas seluruhnya. Setelah amblas kontol si Soma di dalam mekinya, barulah ia bergerak bagai kuda betina liar yang lepas kendali dengan putaran pantat dan pinggul yang erotis disertai rintihan kuat serta kedua tangan memegang rambutnya. Sedangkan tangan Soma berusaha membuka baju tidur untuk kemudian berpegangan pada pantat dan pinggul Nelly yang bergerak lincah. Jika kondisi Soma fit, gerakan tersebut tidak menjadi masalah karena biasanya akan diakhiri dengan jeritan nikmat secara bersamaan. Namun jika sebaliknya, ini menjadi masalah karena baru beberapa goyangan, ia tidak mampu menahan birahi yang ditimbulkan oleh goyangan Nelly sehingga ia akan muncrat secara cepat yang berakibat Nelly kecewa. Meskipun kekecewaan tersebut tidak berlangsung lama, karena biasanya ia akan menuntaskan kekecewaan istrinya tersebut beberapa jam kemudian setelah ia beristirahat akibat ejakulasi terdahulu. Berbagai gaya dan posisi telah mereka lakukan selama mereka menikah dan itu sangat menyenangkan bagi mereka berdua sehingga mereka terlihat rukun-rukun saja. Begitu penuturan Soma kepadaku tentang kehidupan Sex dengan istri tercintanya. Aku yang mendengar cerita sahabatku itu hanya bisa manggut-manggut sembari membayangkan apa yang dilakukan Nelly dalam memberikan kepuasan kepada suaminya itu terlihat dan terdengar sangat memukau dan memesonakan hasrat birahi. Dan kadang-kadang omongan sahabatku itu ingin aku buktikan mengingat hubungan sex antara aku dan istriku tidak sehebat dan seindah mereka, hingga sering mengganggu pikiranku. Hubungan sex dengan istriku memang tidak sesering mereka dan kurang bervariasi dikarenakan istriku kurang mampu mengekspresikan keinginan sexnya hingga harus aku yang bersifat aktif. Istriku hanya menunggu dan bersikap pasif dan tidak banyak menuntut apakah dia mau puas atau nggak hingga membuatku pusing memikirkan keinginannya, Ia hanya sebatas menjalankan kewajibanya sebagai istri tanpa ada intrik-intrik lain yang diinginkannya, hingga jika aku ingin menumpahkan hasrat birahiku, istriku tidak memberikan reaksi apa-apa dan itu membuatku kadang-kadang bosan serta tidak berhasrat untuk bercinta. Hingga jika sudah begitu sering terbersit dalam pikiranku untuk mencoba kehebatan istri temanku diatas ranjang bergumul denganku sampai sepuas-puasnya. Namun hasrat tersebut ku pendam dan ku buang jauh-jauh dari angan-anganku mengingat nilai persahabatan yang terjadi diantara kami, hingga suatu ketika …….
Suatu hari aku diutus oleh kantorku untuk mengikuti sebuah seminar tentang pengembangan karier dalam asuransi di sebuah hotel berbintang di kota Jakarta. Acara tersebut rencananya berlangsung selama satu minggu namun berhubung ada sesuatu dan lain hal kemudian dipadatkan menjadi tiga hari. Setelah berakhirnya seminar, akupun berniat untuk pulang. Dalam perjalanan menuju kota asalku tersebut, kemudian HPku bordering dan kulihat dilayar Soma memanggil,…
“ Hallo, ada apa Som”
“ Dimana posisi “ Tanya Soma
“ Lagi di Bis menuju G***t, ada apa memang?” tanyaku
“ Eh Ngapain di Bis, Habis dari mana?”
“ Habis dari Jakarta, biasa tugas kantor ngikut seminar pengembangan karier”
“ Wah hebat dong, kalo udah nyampe, aku tunggu dirumah, ada sesuatu yang ingin kubicarakan “
“ Kalo nggak terjebak macet, jam 10 malem aku udah nyampe. Emang ada apa sih, kedengarannya sangat penting sekali?”
“ Penting sich nggak, pokoknya kamu ke sini aja dech, kalo kemaleman, kamu bisa tidur dirumahku”
“ OK dech, kebetulan kalo gitu, aku memang belum berniat pulang ke rumah, soalnya aku pamit sama bojoku dan ijin dari kantor seminggu, ini baru tiga hari udah pulang, dan tentunya kalo pulang langsung, urusan kantor udah nunggu, aku ingin liburan dulu dari semua urusan kantor dan rumah tangga, kamu nggak keberatan aku numpang tiga hari dirumahmu? Aku ingin refreshing dulu dech, menghindari semuanya
“ Itu bisa diatur, pokoknya kalo udah nyampe terminal, kamu kontak aku, ntar aku jemput,OK?
“ Siip dech, sampai ketemu nanti”
“Yooo”
Hubungan telepon terputus, akupun kembali menikmati perjalanan menuju kota asalku sambil menerka-nerka apa yang akan menjadi pembicaraanku nanti dengan Soma, dari mulai pembicaraan pribadi sampai hal lain terus menggelayuti pikiranku. Hingga tanpa terasa perjalanan 4 jamku dari kota Jakarta ke G***t sudah sampai dan Somapun sudah menungguku.
“ Lama nunggunya?” tanyaku
“ Nggak, baru lima menit, gimana perjalanannya? Kata Soma sambil menjalankan mobil menuju ke rumahnya
“ Lumayan cape, emang ada apa sich, kok seperti ada hal yang sangat penting, sampai harus malam ini ketemu?”
“ Aku ada info tentang sebuah perangkat lunak untuk mengelola bisnis pulsa kita, hingga kita bisa ngerekrut reseller untuk bergabung dengan kita dan keuntungannya sangat menjanjikan sekali”
“ Wah menarik juga tuh, terus hubungannya denganku?”
“ Aku mau nambahin modal usaha kita untuk membeli perangkat lunak tersebut, biar tambah besar dan maju usaha kita”
“Oh gitu, emang butuh berapa duit untuk membeli perangkat lunak tersebut?”
“ Lumayan gede, di brosur aku baca sekitar 20 juta-an, kamu ada berapa sekarang”
“ Wah, gede juga tuch, paling setengahnya di tabungan ada”
“ Bagus kalo gitu, jadi nggak terlalu besar aku nambahinnya” katanya dengan antusias. Aku hanya diam melihat tingkah lakunya sambil terus berpikir apa langkah selanjutnya
Tak seberapa lama kamipun sampai ke rumahnya yang memang tidak terlalu jauh dari terminal, kemudian langsung menuju ruang tamu untuk kemudian melanjutkan pembicaraan yang sempat tertunda tadi.
“ Jadi sekarang tinggal strategi yang harus kita kerjakan untuk menarik reseller hingga mau bergabung dengan kita” kata Soma melanjutkan
“ Kalo itu bisa diatur, pokoknya aku siap merekrut sebanyak-banyaknya reseller untuk bergabung dengan kita”
“ Bagus dech, aku percaya sama kamu”
Tak berapa lama, datang Nelly membawa air minum untuk kami berdua, Malam itu Nelly memakai gaun tidur tipis hingga sepintas terlihat ia tidak memakai CD dan Bra karena sorotan lampu diruang tamu tersebut. Melihat itu aku langsung memalingkan mataku sebentar, karena risih oleh Soma, dan pikiranku langsung teringat omongan Soma dulu tentang keadaan tersebut yang menggambarkan keinginan bercinta Nelly. Sambil membungkuk menaruh gelas diatas meja, Nelly kemudian nimbrung
“ Serius amat nich ngobrolnya, ada apa memang?”
“ Biasa Nel, kita mau ngembanging usaha yang telah kita jalanin berdua agar cepat besar dan maju” kata Soma menjawab
“ Oh gitu, bagus dech, asal jangan ngomonngin cewek aja ya, awas kalo itu yang diomongin!”Kata Nelly sedikit mengancam sambil tertawa
“ Nggak dong Nel, kita pure ngomongin bisnis, iya nggak Dick? Jawab Soma sambil melirikku
“ Iya” jawabku singkat sambil mataku melirik ke arah Nelly yang sedang menaruh gelas di meja. Kini terlihat dengan jelas belahan dadanya yang ranum di depan mataku dan memang seperti penglihatanku terdahulu ia memang tidak memakai Bra. Melihat itu langsung kembali kupalingkan mukaku kearah lain menghindari rasa risiku pada Soma.
“ Ayo di minum kopinya mungpung masih panas, saya tinggal dulu ya, silahkan diteruskan ngobrolnya, saya mau istirahat dulu, jangan terlalu lama ngobrolnya ya, Pap” Kata Nelly sambil melirik kearah Soma, kemudian berdiri meninggalkan kami berdua.
“ Iya, sebentar lagi juga kelar” Jawab Soma agak ketus. Melihat keadaan itu aku hanya tersenyum sambil mataku melihat bayangan lekukan tubuh Nelly yang berjalan dengan gemulai bak peragawati diatas cat walk. Untuk sesaat aku menelan ludahku melihat keindahan tubuh Nelly yang sangat membentuk di dalam balutan baju tidur tipisnya itu. Pantatnya yang besar dan semok seperti pantat bebek itu sangat menggoda sekali hingga menaikkan adik kecilku sesaat. Kemudian aku tersadar dan segera memalingkan kembali pandanganku dari indahnya bayangan tubuh Nelly ke arah Soma yang lagi sibuk menghitung analisa hitungan bisnis diatas kertas. Akupun turut larut dalam hitungan tersebut, meskipun pikiranku terus terbayang tubuh indah Nelly dan kepastian akan bercintanya mereka pada saat nanti. Setelah beberapa lama kami terhanyut dalam hitungan, kemudian Soma angkat bicara
“ Sekarang sudah ketahuan kebutuhan modal dan operasional pengembangan bisnis, jadi aku tahu harus berapa nambahin modalnya”
“ Wah bener juga tuh, hitunganmu sangat akurat sekali, aku kagum padamu” kataku
“ Hitungan ini aku lihat di neraca perusahaanku, jadi aku hanya tinggal modifikasi sedikit” jawab Soma
“ Pantas Aja kalo gitu”
“ Kamu nggak akan pulang ke rumah, Dick? Tanya Soma
“ Iya, dari kantor aku di kasih ijin selama seminggu, nggak tahunya seminar dipercepat jadi 3 hari, jadi aku harus balik cepat, cuma sekarang aku lagi nggak mood pulang ke rumah,lagian istriku sekarang tinggal ama ibunya, karena aku akan tinggal di Jakarta selama seminggu, jadi kalo pulangpun nggak ada siapa-siapa ” jawabku menjelaskan
“ Baguslah kalo begitu, kamu boleh tinggal beberapa hari di sini nemenin Nelly, kebetulan besok aku harus ke Dumai, Riau, meninjau proses produksi di sana selama tiga hari, mudah-mudahan aja aku dapat uang lebih dari hasil tinjauanku di sana, buat nambahin modal usaha kita, bener nggak?!” kata Soma
“ Iya dech, kalo kamu nggak keberatan aku tinggal sementara di sini, jadi selama di sini aku bisa bekerja untuk mencari reseller untuk bergabung ke kita hingga begitu dimulai, kita udah punya rekanan” jawabku
“ Bagus kalo gitu, kamu bisa pake mobilku untuk operasionalnya, sementara aku di Dumai nanti”
“ Beres dech, pokoknya untuk kemajuan usaha kita, aku luangkan banyak waktu dan tenaga”
“ Aku percaya” Jawab Soma singkat
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah satu malam, dan atas saran Soma, aku dipersilakan untuk beristirahat di kamar tamu yang berdekatan dengan kamarnya. Maka pembicaraan kamipun berakhir untuk kemudian menuju kamar masing-masing, karena akupun merasa sangat lelah setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Sebelum tidur karena rasa penat di badanku, terlebih dahulu aku meminta ijin untuk mandi agar tidurku bisa pulas dan nyenyak. Tak sampai 15 belas menit, akupun telah mandi dan bergerak menuju ke kamarku. Dalam keheningan malam, saat aku sedang berganti pakaian terdengar suara rintihan dan erangan dikamar sebelah, kamarnya Soma. Segera aku bergegas menuju tembok kamar untuk memastikannya. Dan memang erangan dan rintihan serta suara derit ranjang datang dari kamar sebelah. Aku jadi penasaran untuk melihat adegan tersebut, hingga mataku berkeliling mencari celah untuk mengintip. Tak ada celah yang dapat dipakai untuk melihat, dengan segera aku keluar kamar dan mendekati pintu kamar Soma. Sejenak mataku berkeliling melihat situasi dan kemudian ku ambil sebuah kursi untuk melihat di balik jendela pintu kamar mereka. Dengan perlahan aku naik ke atas kursi tersebut, alhasil sekarang terlihat tubuh Nelly yang membelakangiku sedang berada diatas menindih tubuh Soma. Meskipun dengan lampu penerangan yang redup, namun terlihat dengan jelas Nelly dengan liarnya bergoyang menaik turunkan tubuhnya diatas Soma. Wajah Soma sendiri tidak kelihatan, terhalang oleh tubuh Nelly hanya tangannya yang gencar meremas toket Nelly, sambil sesekali terdengar mengerang. Dalam keadaan telanjang itu, kulihat meki Nelly melahap seluruh Kontol Soma hingga amblas tak bersisa diiringi dengan rintihan dan remasan tangan pada rambutnya. Sungguh Sexy pemandangan tersebut, hingga tanpa terasa tubuhku bergetar dan kontolkupun ikut bergerak naik seiiring dengan naiknya birahiku. Namun sayang adegan itu tak lama kulihat karena beberapa saat kemudian Soma mengerang keras, kemudian kakinya berkelojotan, terdengar Nelly setengah mengerang dan berteriak 

“Jangan keluar dulu, sebentar lagii, jangan keluar dullu, paap”
“Aku nggak kuat Nel, Ahhhh….. Nikmatnya goyanganmu…..Ahhhh” Erang Soma
“ Tahan dulllu paap, saya juga hampiirrr….” Jerit Nelly
“Ahh…ahhh….ahhhh…..” hanya itu yang terdengar dari mulut Soma sebagai akhir dari jebolnya pertahanan birahi, yang dilanjutkan dengan mengangkat pantatnya tinggi-tinggi sambil kedua tangannya meremas buah pantat Nelly dengan keras. Terlihat pantat Soma dan Kedua kakinya beberapa kali kelojotan tanda ia telah memuntahkan cairan mani di dalam meki Nelly, sedang Nelly semakin gencar memutar dan menggoyang pantatnya berusaha untuk mengejar pencapaian puncak yang telah Soma dapatkan. Namun hingga beberapa saat, Nelly kelihatannya belum juga mendapatkan puncak yang diinginkan sedangkan di bawah Soma sudah terlihat megap-megap menahan luapan birahi puncak yang baru dirasakannya. Perlahan goyangan Nellypun mengendur seiring dengan mengempisnya kontol Soma di dalam mekinya, kemudian ia berkata “ Pap… kok sudah keluar Sich… Nellykan tanggung Nich….”
“ Kamu sih.. goyangnya hebat sekali, hingga papi nggak kuat menahannya…., istirahat dulu Nel…. Seperti biasa…. Kita lanjutkan lagi nanti sayang….kalaupun nggak sekarang, nanti setelah aku kembali dari Dumai, kita tuntaskan OK? Sekarang aku ingin istirahat, besok takut kehilangan pesawat, Jangan marah Sayang” Jawab Soma
Kemudian Nellypun turun dari tubuh Soma, kemudian rebahan disamping Soma. Terlihat Soma masih terengah-engah mengatur nafasnya, kemudian menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang kedinginan. Terlihat Nelly hanya tersenyum kecut melihat suaminya yang kecapaian dan sedangkan Soma berusaha memejamkan matanya untuk tidur.


Setelah dirasakan selesai, akupun bergegas turun dari kursi untuk kemudian langsung menuju kamar mandi dengan kondisi kontolku yang ngaceng abis. Kemudian kuambil gayung dan kumasukkan kontolku kesana agar kontolku tidak ngaceng. Namun setelah beberapa saat tetap aja kontolku tidak mau susut, hingga akhirnya kuputuskan untuk keluar dari kamar mandi. Kemudian aku duduk di meja makan sambil ku sulut rokok untuk menenangkan pikiran dan birahiku sedangkan tanganku yang lain memegang kontolku. Aku yang saat itu hanya berkain sarung, asyik memegang kontolku sambil membayangkan adegan Nelly dan Soma yang tadi berlangsung hingga tak mendengar suara pintu kamar Nelly yang terbuka serta derap langkahnya menuju kamar mandi sekaligus menuju ke arahku. Dengan bersandar pada kursi dapur yang tanpa tangan dan dengan posisi mengangkang, aku asyik mengocok-ngocok kontolku sambil membayangkan adegan yang sangat menggoda itu. Keasyikkanku terhentak saat terdengar suara jerit kecil Nelly, saat melihat tingkahku yang sedang mengocok kontol, dan sontak akupun beringsut berdiri menutupi kontolku dengan kain sarung.
“ Maaf, Dick…kirain nggak ada siapa-siapa disini..” kata Nelly sambil memalingkan mukanya ke arah lain. Aku yang dalam posisi terjepit dan malu, dengan sekenanya menjawab untuk menutupi rasa bersalahku,..
“ Ehh… maaf…soalnya birahi lagi tinggi, nggak ada pelampiasan…..” kataku sambil garuk-garuk kepala yang nggak gatal. Kemudian Nelly melirik ke arahku yang salah tingkah, sambil tersenyum simpul dengan matanya tertuju pada kontolku yang masih ngaceng tertutup oleh kain sarung
“Ohh…gitu…” katanya sambil mengambil kursi disebelahku.
“ Iya “ jawabku sambil gugup dan berusaha menenangkan diri
“ Emangnya abis lihat apa sih, sampe birahinya naik gitu” katanya sambil duduk. Aku yang semakin salting menjawab sekenanya
“ Abis liat kamu sama Soma….”
“ Kamu ngintip? Kata Nelly sambil mendelikkan matanya. Aku yang masih berdiri semakin gugup dan salting, takut apa yang kulakukan ini dilaporkan sama Soma, namun begitu aku terus berusaha menenangkan diri dan menjawab seadanya
“ Iya, abis terdengar rintihan dan erangan nikmat dikamarmu, jadi aku ingin lihat apa yang terjadi, namun akibatnya ya seperti ini dech… coliii … nggak ada teman”
Nelly hanya tersenyum mendengar jawabanku, dan tanpa kusangka ia tidak marah dan menyuruhku duduk.
“ Oh gitu toch,..makanya jangan ngintip sembarangan, kalau sekiranya nggak ada lawan” katanya lagi sambil matanya terus menatap kemaluanku yang masih berdiri. Setelah terlihat Nelly tidak marah akupun duduk ditempat tadi dengan posisi menyandarkan kepalaku pada bahu kursi sambil matakupun memperhatikan apa yang sedang dilihat Nelly yang tak berkedip menatap kontolku. Dengan iseng kuangkat kain sarungku sedikit keatas sembari pura-pura menggaruk pahaku yang tak gatal hingga terlihat bagian kontolku yang masih ngaceng. Nelly yang tak menyangka perlakuanku tersebut, sedikit terkejut dan segera memalingkan mukanya ke arah minuman yang belum sempat kuminum kemudian meminumnya dengan segera. Melihat itu aku hanya tersenyum dalam hati. Beberapa saat hening, seiring dengan pikiran kami masing-masing,hingga akupun memulai untuk memecah kesunyian
“ Belum tidur, Nel? Biasanya kalo orang udah bekerja berat seperti tadi pasti pules tidurnya, serasa malam pengantin, He…hee..”
“ Kata siapa? Tergantung dong, kalo nggak sama-sama untung, baru bisa pules, kalo salah satu nggak, ya tidak bisa tidur, malah pusing...” jawabnya dengan ketus
“ Oh..emang siapa yang nggak untung sih malam ini? Tadi kelihatannya seru banget, sampai kelojotan gitu, enak kali yeee…He.. he..” candaku
“ Alah pura-pura pake nanya segala,..emang istrimu tak pernah complain ya, sampai bisa bilang begitu?”
“ Untuk urusan yang begituan istriku jarang complain, tapi kalo urusan belanja, baru complain, jadi nggak banyak tuntutan buatku” selorohku
“ Jarang complain itu mungkin nggak terpuaskan, jadi males “ jawab Nelly menyelidik
“ Bisa iya bisa nggak, hanya istriku yang tahu, yang pasti aku selalu memberikan yang terbaik untuk bojoku tercinta,.. he..he”
“ Alah laki-laki biasa gitu, untuk menutupi kelemahannya, bilang selalu yang terbaik, padahal selalu kalah diatas ranjang” jawab Nelly ketus. Dengan sedikit kesal karena merasa di lecehkan, akupun menjawab
“ Hanya satu yang dapat membuktikan perkataanmu itu, yaitu dengan mencobanya” kataku sambil mengangkat kain sarung yang menutupi kontolku hingga sekarang terpampang di depan Nelly kontolku yang masih ngaceng. Melihat apa yang baru saja kulakukan, Nelly terkejut sekali hingga matanya melotot dan segera beranjak dari tempat duduknya bermaksud pergi. Namun karena sudah kadung bernafsu dan merasa terlecehkan, maka kemudian akupun bersikap nekad dengan segera berdiri dan beranjak merangkul tubuh Nelly yang hendak berdiri dan memeluknya dari belakang dengan erat. Nelly berusaha berontak atas perlakuanku tersebut, namun cengkraman tanganku ditubuhnya semakin erat.
” Aku tahu kamu belum tuntas barusan Nel,.. Mengapa kita tidak coba untuk saling menuntaskan birahi ini… aku sangat ingin bercinta denganmu, Nel…Pleasee..” bisikku ketelinganya kemudian kudaratkan bibirku pada tengkuknya yang putih berbulu halus sedangkan tanganku berusaha meremas toketnya yang tak memakai Bra. Mendengar perkataanku, Nelly semakin berontak dan berniat berteriak, Namun dengan segera tanganku menutup mulutnya, kemudian dengan sekuat tenaga kubungkukkan tubuh Nelly diatas meja dengan paksa. Meskipun terus berusaha untuk melepaskan pelukanku, tetapi iapun merundukkan tubuhnya diatas meja hingga sekarang posisinya menungging sedikit mengangkang. Baju tidurnya yang sebatas paha itupun terangkat keatas hingga sekarang terpampang di depan mataku pantat yang besar dan semok tanpa CD sehingga semakin menambah birahiku. Aku yang berada dibelakangnya dengan segera melorotkan kain sarungku hingga kontolku leluasa keluar dari sarangnya. Dengan posisi yang sedikit mengangkang tersebut, akupun merundukkan tubuhku untuk menindih punggung Nelly agar tidak sempat bergerak sambil mencium tengkuk dan telinganya kembali sembari kubisikkan rayuan maut “ Nel.. aku sangat kagum.. akan tubuhmu ini,.. sudah lama aku ingin bercinta denganmu, sayang…Ijinkan aku sekali ini untuk bercinta denganmu,….Aku mohon Nel…” kataku sambil berusaha
menggesekkan dan memajumundurkan kontolku diantara belahan mekinya. Terasa bulu-bulu halus dari mekinya menyambar kepala dan batang kontolku, hingga membuat aku semakin bernafsu. Terdengar suara lirih Nelly diantara nafasnya yang berat
“ Jangan Dick… nanti Soma bangun… jangan Dick…jaannngaann….” Mendengar itu bukannya semakin sadar, namun aku semakin nekad dan terus menggesekkan kontolku diantara mekinya
“ Tolong… aku Nel… Aku ingin bercinta denganmu,…aku mohon Nel…. Aku nggak kuat menahan birahi…ini… kamu memang cantik… dan Sexy…Sayang….” Kataku dengan tersengal-sengal dan tak berhenti meremas toketnya serta menggesekkan kontolku dimekinya. Tak seberapa lama kurasakan lembab dan basah diantara kemaluanku yang keluar dari meki Nelly menandakan iapun sudah bernafsu diakibatkan gesekan kontolku yang terus menerus hingga akhirnya….
“ OK…aku akan melayanimu…lepaskan cengkramanmu…sakit sekali…” katanya
“Kamu sungguh-sungguh, Nel…Kamu nggak akan menipukukan?tanyaku keheranan
“Iya, pokoknya lepaskan cengkramanmu yang menyakitkan ini,..ayo kita tuntaskan birahi kita,..Aku ijinkan kamu bercinta denganku… Cuma sekali ini saja…janji..? katanya sambil memalingkan muka ke arahku.
“ Baik…aku janji, Nel, Terima kasih… sayang! jawabku yang dilanjutkan dengan melepaskan cengkraman ditubuhnya. Bibirku bergerak mencium bibirnya dan Nellypun menyambut bibirku dengan antusias. Untuk beberapa saat lidah dan bibir kami saling bergerak memilin dan menyedot satu sama lain sedang pantatku masih terus kugerakkan guna menambah dan menimbulkan birahi bagi masing-masing. Tangankupun berusaha membuka baju tidur yang dikenakannya, hingga dalam waktu singkat kamipun telah telanjang bulat. Setelah puas berciuman kemudian lidahku kuturunkan untuk menelusuri lekuk punggungnya. Terasa Nelly menggelinjang menahan geli dan nikmat yang ditimbulkan oleh lidahku yang membuat aku semakin bernafsu untuk terus menelusuri buliran punggungnya terus ke bawah hingga sampai ke belahan pantatnya. Sejenak kuterdiam menikmati pemandangan pantatnya dan dengan segera kuremas buah pantat tersebut dengan gemas, kemudian kugigit dengan lembut, kusedot dengan kuat hingga menimbulkan kesan memerah diantara pantat tersebut. Kulihat sepintas Nelly hanya memejamkan matanya. Setelah puas dengan pantatnya, kini giliran mekinya yang menjadi sasaran berikutnya. Sejenak aku tertegun kagum melihat indahnya meki yang terpampang didepan mataku. Warnanya yang masih merah muda, lekukan bibir meki yang sempit serta bulu-bulu tipis yang menghiasinya, sungguh sayang untuk dilewatkan. Meskipun saat itu posisi Nelly sedang mengangkang, namun mekinya masih tertutup rapat tak terlihat sudah memiliki anak, hingga membuatku semakin bernafsu dan kontolku semakin mengeras saja. Maka dengan segera, tanganku meraih meki itu dan melebarkan bibirnya hingga terlihat bentuk yang kemerah-merahan,licin dan lembab disertai kelentit yang menjulang keatas. Dengan tak sabar lagi, kudekatkan wajahku ke meki itu hingga tercium aroma yang khas yang ditimbulkan meki tersebut, membuatku bergerak segera menjulurkan lidahku untuk mencucukkannya pada meki yang indah itu. Dan begitu lidahku sampai kedalam mekinya, sontak pantat Nelly menggelinjang keatas hingga membuatku kaget, namun dengan segera kupegang buah pantatnya erat-erat hingga sekarang gerakan yang ditimbulkannya tidak mengganggu aktifitasku dalam menikmati meki yang indah itu. Sayup-sayup kudengar rintihan dan desahan tertahan dari mulut Nelly setiap aku mengecup, menjilat dan menyedot-nyedot seluruh isi mekinya. Tubuhnya meregang dan menegang menahan nikmat yang ditimbulkan oleh lidahku. Kedua tangannya bergerak tak karuan, kadang meremas kain meja makan, kadang memegang kepalaku dan menekannya ke arah mekinya.Kepalanya kadang menengadah kadang menggeleng disertai dengan desisan tertahan menahan kenikmatan. Aku yang melihat hal itu semakin bernafsu dan lebih dalam lagi mencucukkan lidahku dimekinya. Cairan dalam mekinya semakin banyak membanjir membasahi mulutku, kemudian kutelan cairan yang berasa asin itu dengan lahapnya. Kemudian kumasukkan Dua jari tanganku dan mengocok liang vaginanya sembari lidahku menyapu mekinya, hingga Nelly menjerit penuh nikmat.

"Aaauugghh.. Dick..Ahhh.. truss" jeritnya tertahan sambil meremas remas ujung meja makan. Aku tak mempedulikannya, terus kujilati dan kukocokkan jari tanganku. Namun kesenanganku ini tak berlangsung lama,karena Nelly memintaku untuk menghentikan jilatan lidahku dan kocokkan jariku dimekinya.
"Aaaghh.. ssudah.. ssudah.. Dick…cepat..mas..sukkan…Cepppatt…Nanti..Soma keburu bangun… Ayo..Cepat masukkan " dia memohonku menghentikan jilatanku sambil kedua tangannya menahan kepalaku agar menjauh dari vaginanya. Maka dengan terpaksa akupun menghentikan aksiku dan segera berdiri dari jongkokku karena alasan Nelly sangat masuk akal meskipun aku masih ingin menikmati mekinya yang hangat, licin dan berbau harum itu. Kemudian sekarang aku mengatur posisi, kutarik pantat Nelly agar sedikit mundur dari ujung meja tersebut, dan kusuruh ia mengangkangkan kedua pahanya sedangkan tangan kananku mengocok dan meludahi kepala penisku, setelah agak basah ku arahkan kontolku menuju mekinya yang sudah basah penuh dengan lendir birahi. Sejenak kunikmati pemandangan pantat Nelly yang mulus, sintal dan padat berisi, apalagi saat nanti kugoyang dan kukocok, begitu indah dan menggairahkan, bayangku. Aku masih mengarahkan dan menggosok-gosokkan kepala kontolku di liang mekinya, namun Nelly sudah tidak sabar menanti kontolku.Ini terlihat dari gerakan pantatnya yang mundur saat aku masih mengarahkan dan menggosok-gosok kepala kontolku dimulut mekinya, sedangkan aku masih ingin menikmati pergesekan kontolku dengan mekinya. Seketika Nelly meraih pantatku dan berusaha menekan ke depan sambil mengoceh “ Ayo ceppat..masukkan…. tunggu apa lagii…cepatt….Akuuu sudahhh… nggakk tahhann…” Aku yang mendengar perintah Nelly dengan segera mengayunkan pantatku ke depan secara perlahan. Kontolku yang sudah berada di mulut mekinya berusaha menyeruak dalam kegelapan, kehangatan dan kelembaban meki Nelly secara perlahan-lahan menembus sampai sebatas kepalanya. Terasa perat kurasakan disertai dengan jepitan kuat meki Nelly pada kepala kontolku seakan-akan tidak ingin melepaskan barang sekejap kepala kontolku.
“ Aahhh….Semmpitt…dan …perat….sekali….memekmu…Nell…Ahhh….” racauku saat kepala kontolku terjepit diantara belahan meki Nelly sedangkan Nelly berusaha membantu dengan memundurkan pantatnya. Meskipun awalnya sangat sulit, namun karena cairan birahi yang keluar dari mulut meki Nelly tiada henti serta paduan gerakan yang kami lakukan berakibat tidak beberapa lama kontolkupun amblas seluruhnya dilahap meki Nelly yang perat dan sempit hingga kami berdua melengguh nikmat…
“ Ahh….ssstttt…..oooohhhh…..Dickk…Nikmaaaatt ..sekalllii….ahhh…..kontolmuuhh…”
“ Uhh…Nelll….ahhhh…..ennaakk….sekalllii….ahhhh…..” racauku dengan nafas tertahan. Sejenak aku menahan kontolku di dalam meki Nelly merasakan nikmatnya belaian, jepitan dan kelembaban mekinya sedang Nelly menengadahkan kepala merasakan nikmat yang tiada tara tersebut. Setelah keadaan tenang, akupun mulai menarik pantatku hingga sebatas kepala kontolku, untuk kemudian ku tekan dengan keras hingga amblas tak bersisa di dalam meki Nelly. Gerakan yang kulakukan itu mulai dengan perlahan untuk kemudian ku tingkatkan seiring dengan naiknya birahi kami masing-masing. Seiring dengan perjalanan waktu, Kontolkupun mulai meluncur keluar masuk vaginanya dengan lancar, kupegang buah pantat Nelly yang padat berisi, kutarik dan kudorong seirama kocokanku hingga membuat Nelly mendesah, merintih tertahan dan kadang-kadang meracau tak karuan disertai dengan sedikit goyangan pantat yang liar berusaha mengimbangi gerakanku. Kedua tangannya berpegangan pada ujung meja makan dengan sesekali meremas-meremas taplak meja jika dirasakan kenikmatan yang merasuki dirinya. Buah dadanya terjepit dan terayun-ayun diantara meja makan yang ikut bergerak hebat dengan sedikit suara berderit mengikuti irama birahi kami. Nelly mendesah semakin cepat, nafasnya pun semakin memburu, tusukan-tusukan penisku dari arah belakang pantatnya kini ia balas dengan menggoyang-goyang pantatnya maju mundur berlawanan dengan hempasan pantatku yang dilakukannya secara cepat dan liar hingga menimbulkan bunyi berdecakan antara suara beradunya gerakan pangkal pahaku dengan pantatnya serta suara udara di dalam meki yang disebabkan semakin gencarnya gerakan kami. Pantatnya yang besar, semok dan montok itu bergetar-getar dengan keras seirama dengan semakin hebatnya gerakan yang kami lakukan hingga membuat birahiku semakin meningkat.
"Iyaakkhh…iihh…uuhh…aauuwww….hheehh…..nikmat…sekal li…Dick…lebih..ceppat…sayaang.. genjot ….terrusss….aah…. Nikmaaattt……",
"Oohh Neelll, nikmat sekali ini, oohh ini aahh inii Nell aahh.. enaakkhh.. sshh",
"Ayoo sayaang akkuuu.. inginn…keluaar….ahhh….cepaattt….tekaaannn….ahhhh …. "
Mendengar Nelly yang meracau seperti itu, menambah semangatku untuk lebih memperkuat dan mempercepat hempasan pantatku karena akupun merasakan kenikmatan yang tiada tara sebagai akibat dari jepitan meki Nelly yang tiada henti-hentinya. Keringat dingin membasahi seluruh tubuh kami hingga membuat tubuh kami sedikit mengkilat tersorot oleh lampu ruang makan yang cukup terang. Tak terasa gerakan kami telah memasuki menit ke lima dan tak lama kemudian kurasakan tubuh Nelly meregang tegang disertai dengan hentakkan pantat bulatnya ke belakang mengimbangi pantatku yang menekan ke depan mencukuk mekinya, disertai dengan getaran-getaran pada kedua paha dan pantatnya hingga seakan-akan ia berusaha memasukkan seluruh kontolku di liang mekinya hingga buah pelirku menghempas ke kelentitnya. Aku yang tahu gelagat tersebut segera menaikkan tempo permainan karena mungkin itu sebagai tanda Nelly akan segera mencapai puncak kenikmatan yang diinginkannya…..
“Aahhhh…Dickkyy….Akuu…mauu….keluaaarr…ahhhh….tekaa annn….sayaaanggg…..tekkann yang kuaaatttsss …. Ayyooo ….saayyyanggg ….ceppaattt ….cepppaattt …. Tekannn…hingga…amblasss….ahhhh dickkkyyy…..oohhhhh……”
Akupun segera menuruti perintah Nelly dengan semakin cepat dan kuat menekan kontolku hingga buah pelirkupun seakan-akan ikut masuk ke dalam mekinya menumbuk bagian kelentit. Pantat Nelly semakin bergetar-getar semakin hebat seiring dengan meningkatnya hempasan pantatku pada mekinya yang semakin erat saja menjepit batang dan kepala kontolku. Nelly yang merasakan hempasan pantatku semakin kuat dan cepat semakin meracau dan merintih dengan keras. Getaran-getaran kedua kakinya semakin keras dan tubuhnya semakin terasa menegang disertai dengan cengkraman kedua tangannya padat ujung meja semakin keras. Kepalanya ia lontarkan ke kiri dan ke kanan hingga membuat rambutnya yang tergerai panjang itu sedikit semrawut namun menambah keseksian dari raut wajahnya.
“Dicckkyyy….akuuuu….keluaaarrr….sayaaangggg….ahhhh ….tekannnn….yangg…kuat…ahhh….Dickkyyyy….nikmaattt… .sekallliiii….kon..tolll..muhhh…Dickky….ahhh….teka 

n….sayaaanggg…..kuuuaaatttssss….ahhhhh…..aku….kelu aarrrrrsss…sssttt..aahh…”
Dan dengan diakhiri hentakan pantatku yang kuat dan keras ke dalam mekinya hingga terasa buah zakarku dengan kuat menumbuk kelentit Nelly, terasakan olehku getaran hebat tubuh Nelly saat ia mencapai puncak kenikmatan yang telah ditunggunya. Tubuhnya berkelojotan dengan kepala menengadah ke atas disertai dengan nafasnya yang memburu serta tekanan pantatnya yang bergerak mundur dan naik turun semakin menancapkan kontolku dalam mekinya sampai ke akar-akarnya. Aku yang melihat gelagat ia akan menjerit dengan segera mengangkat tubuhnya ke arahku dan segera kucium bibirnya dengan segera. Nelly yang tahu aku bermaksud mencium bibirnya, dengan segera menyambut bibirku dengan ganasnya dan kedua tangannya segera meraih tengkukku. Dan saat bibir kami bertemu, dengan gemasnya ia menggigit bibirku sebagai tanda puncak kenikmatan yang sangat dahsyat. Nafasnya sangat memburu disertai dengan tubuhnya yang berkelojotan beberapa saat. Bersamaan dengan sampainya puncak kenikmatan Nelly, kurasakan vagina Nelly mencengram semakin kuat dan erat batang dan kepala kontolku disertai dengan denyutan-denyutan yang sangat kuat hingga menimbulkan sensasi yang luar biasa dan hampir membuat pertahananku jebol merasakan kuatnya sensasi orgasme Nelly.
“ Ohh…Dickky….nikmaats…sekalli…sayaaangg….ahhhh….kam uu….aaahhh…nikmat.. Dickky….ohhhh…..ahhhh…..” racau Nelly dengan nafas yang memburu
“ Memekmuuuhh….jughaaa….enaaakkkk….sayaaangg….aahhhh ….Nelll….kamuu… memanggg…hebaatsss….aaahhhh…..” jawabku sambil mengatur nafas dan menahan hempasan birahi yang hamper jebol karenanya.
Untuk beberapa saat, kami berdua berdiam diri saling menikmati sensasi yang dirasakan masing-masing dan berusaha mengatur nafas yang memburu dengan tidak melepaskan pelukan. Kontolku masih menancap dengan tegak di meki Nelly yang baru saja mengeluarkan amukan birahi yang tertunda. Setelah beberapa saat, kurasakan getaran birahi Nelly sedikit mereda dengan ditandai nafasnya sudah kembali teratur, maka akupun pelan-pelan, namun tetap dengan tekanan yang kuat kembali menarik dan mendorong pantatku menancapkan kontol yang masih tegak bagai pemukul kasti ke dalam mekinya. Kurasakan jepitan mekinya sedikit mengendur namun tetap menimbulkan sensasi yang sangat nikmat karena suara decakan yang ditimbulkan oleh kemaluan kami yang saling beradu menghasilkan irama yang sangat syahdu sebagai akibat dari semakin banjirnya cairan meki Nelly hingga sedikit menetes ke lantai dan mengalir diantara sela-sela pangkal pahanya. Merasakan gerakanku Nelly hanya tersenyum dan segera mencium keningku dengan mesra. Akupun membalas perlakuannya dengan mencium kembali keningnya, kemudian kami tersenyum bersama. Aku yang belum mencapai puncak, mulai meningkatkan hempasan pantatku hingga semakin menimbulkan bunyi yang cukup keras yang ditimbulkan oleh beradunya pangkal pahaku dengan pantat Nelly yang masih setengah menungging serta membanjirnya cairan memek bekas orgasme. Saking bersemangat, hingga tanpa sengaja kontolku terlepas dari cengkraman meki Nelly hingga menimbulkan bunyi “Plung” saat kontolku terlepas. Mendengar suara itu, kami berdua tersenyum penuh arti. Dan mengingat indahnya suara itu, akupun jadi sering mengeluarkan kontolku supaya menimbulkan sensasi birahi bagi kami berdua.
“ Nell…suaranya indah…sekaliii…. Memekmu…memang nikmaatts…sayaangg…”
“ Iyaaa…Padahal…aku sering posisi begini dengan Soma…Namun belum pernah ada suara…Plungggg…kontolmuu…memang…memangg…hebbaattss ….aahhh….”jerit Nelly saat kutekan dengan keras pantatku hingga kontolku menembus lorong yang paling dalam di mekinya.
“Memekmuu…jughaa…sempit..sekallli…seperti….perawan …ajaaa…aduuhh…Nell…kamuu…memanggg hebbbaatss…Beruntung Somaa…memilikimu…Aduhhh…ahhhh” Erangku saat Nelly menghentakkan pantatnya ke belakang kemudian melakukan gerakan memutar dengan pelan dan erotis seakan ingin membalas perlakuanku tadi.
“ Enakss..mana..saaammaa istrimuuuhhh…aduh…ahhh…” erang Nelly
“Punyamuuhhh….sayaanggg….ahhh…Nelll…aduhhh….ahhhh… Nelll…gimanahh…dengan..kontolkkuu….kamuhhh…sukaa…n ggaak…aduhh…aahhhh…Nelll…. “ Erangku
“Punyamuhhh…sedikit..lebihh..gedeee…dan…pannjaaang g…dari…somaaa…akuuu…suka…kontolmuuhhh…Dick…aahhh…D ickyyy…kamu Nakal…sekalliiie…ahhhh….” Jerit Nelly saat ku remas dengan kuat kedua susunya yang ranum, padat dan sekal dengan sesekali memelintirkan kedua putingnya yang menonjol keras. Dan tak berlangsung lama, kurasakan kembali jepitan vagina Nelly pada batang dan kepala kontolku menandakan birahinya sudah mulai naik kembali. Aku yang merasakan itu dengan segera mempercepat hempasan pantatku menusukkan kontolku ke dalam mekinya yang sempit, licin dan banjir. Belum lama aku melakukan gerakan tersebut, tiba-tiba Nelly memintaku untuk menghentikan gerakanku..
“ Tahann dullu..sayangg…kitaa…ganti..posisi…lututku…kesemut an nih….” Pinta Nelly sambil kedua tangannya berusaha menahan setiap gerakanku. Mendengar permintaan tersebut, akupun mencabut kontolku hingga terlepas dari cengkraman mekinya. Dengan segera Nelly menyuruhku duduk diatas kursi, dan tanpa menolak akupun menuruti permintaannya. Aku bersandar pada bahu kursi dengan kedua pahaku mengangkang sedang kontolku dengan gagahnya berdiri tegak. Rupanya posisku itu telah membuat Nelly berniat dan bernafsu untuk mencicipi kontolku yang terlihat basah dan mengkilat bekas lendir birahinya.
"Ohh…memang kontolmu lebih besar dan panjang dari Soma…, Aku ingin cicipi punya kamu dulu sayang", katanya sambil beranjak jongkok mendekati kontolku. Di pegang dan diusapnya kontolku dengan sangat hati-hati seakan-akan sedang memelihara bayi kecil.
“ Lebih besar gimana Nel..inikan ukuran normal orang Indonesia…Punyaku panjangnya Cuma 15 cm… emang Soma gimana?” tanyaku sambil memejamkan mata
“Punya Soma panjangnya Cuma 12cm…cuihhh…” jawabnya sambil meludahi kepala kontolku untuk kemudian dikocok-kocok oleh tangannya. Setelah semua terlumuri, kemudian dia mulai menjulurkan lidahnya menyusuri kontolku dimulai dari kepalanya. Seerrr…rasa nikmat kembali menjalari tubuhku saat lidah Nelly menyapu kepala kontolku kemudian turun ke batangnya hingga ke buah zakarku. Mendapat perlakuan itu, aku hanya memejamkan mataku sambil kedua tanganku berusaha meraih kepala Nelly. Nelly yang melihat gelagatku, semakin bersemangat dan tak seberapa lama iapun mulai memasukkan kepala kontolku ke dalam mulutnya dan croop langsung memenuhi rongganya yang mungil itu. Matanya menatapku dengan pandangan sayu, sementara aku sedang meringis merasakan kegelian yang justru semakin membuat batang penis itu tegang dan keras.
"Aduuh enaak Nell..oohh enak Sekalii..sayangg… oohh..", mulutku mulai mengeluarkan racauan tak menentu sementara Nelly dengan bersemnagt terus menyedot dan mengocok batang kemaluanku keluar masuk mulutnya yang kini tampak semakin sesak. Tangan kananku meraih payudara besarnya yang menggelayut bergoyang kesana kemari sembari tangan kiriku menekan kepala Nelly agar semakin mempercepat gerakannya. Sesekali ia menggigit kecil kepala kemaluanku dalam mulutnya ", mm.. mm..", hanya itu yang keluar dari mulutnya, seiring telapak tanganku yang meremas keras daging empuk di dadanya. Namun sensasi yang ditimbulkan Nelly tak berlangsung lama karena ia merasa birahinya sudah sangat memuncak hingga
"Crop.." ia mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya.. dan berdiri tegak di hadapanku, aku langsung menyergap pinggulnya kemudian tanganku berusaha kumasukkan ke dalam meki Nelly yang sudah semakin membanjir namun dengan sigap Nelly menahan tanganku yang ingin menyerang mekinya.
"Aoouuhh.. kita mulai lagi permainannya sayang…Aku sudah kepengen menikmati kontolmu lagi.., ayoo..", katanya sambil beranjak menempatkan dirinya tepat diatas pangkal pahaku yang terduduk tegak di sofa, selangkangannya yang tersibak di antara pinggangku menempatkan posisi liang vaginanya yang terbuka lebar itu siap menerima masuknya kontolku yang kini sudah benar-benar tampak tegak lurus dan keras menanti pecahnya birahi. Pelan sekali ia menempelkan bibir kemaluannya di kepala penisku untuk kemudian menekan pantatnya ke bawah secara perlahan, 

"Ngg.. aa.. aa.. aa.. ii.. oohh masuuk.. ahhh nikmat..sekali…Dick, oohh..", ia merintih, dengan kepalanya menengadah keatas sambil menggoyang kekiri dan ke kanan. Aku merasakan sensasi jepitan meki Nelly yang ketat pada kontolku sebagi reaksi dari bibir vaginanya yang masih rapat dan perat.
“ Nellyyy…ahhh…nikmatsss…sekalliii…sayangg….” Erangku sambil kedua tanganku dengan reflex memegang buah pantatnya yang besar dan semok itu. Untuk beberapa saat, Nelly menghentikan gerakannya menikmati sensasi menancapnya kontolku di dalam memeknya yang sempit dengan nafas yang sedikit memburu. Setelah keadan mulai tenang, iapun mulai menaikkan pantatnya hingga sebatas kepala kontolku, untuk kemudian ia tekan dengan keras kebawah hingga amblaslah seluruh kontolku dilahap mekinya. Gerakan tersebut terus dilakukan mula-mula pelan untuk kemudian ia percepat seiring dengan meningkatnya emosi birahi yang dirasakan dari hempasan pantatnya yang mengakibatkan gesekan-gesekan lembut pada dinding vaginanya. Mulut vagina Nelly seakan sesak dipenuhi kontolku. Kadang mekinya berbentuk monyong saat ia mengangkat pantatnya dan merekah saat pantatnya ia hempaskan ke bawah. Aku yang melihat pertunjukan tersebut, mulai mengikuti irama yang dipertunjukkan oleh Nelly dengan membantu menaik-turunkan buah pantatnya dengan kedua tanganku sambil akupun turut menghempaskan pantat. Jika pantat Nelly keatas, maka pantatku ku tarik ke bawah, dan begitu pantat Nelly bergerak turun dengan segera kuangkat pantatku menyambut hempasan pantatnya sehingga sensasi yang kami rasakan sangat menakjubkan karena tusukan kontolku semakin dalam hingga menembus dinding meki Nelly yang sempit. Nelly yang merasakan aku aktif membantu untuk mencapai puncak birahi, semakin bersemangat menaik turunkan pantatnya hingga menimbulkan bunyi “Ceplak..ceplak” akibat pangkal pahaku dan pangkal pahanya beradu. Sebagai konsekuensi semakin cepat gerakannya, maka toketnya yang besar dan menjulang itupun ikut berayun dengan keras. Aku yang melihat payudara Nelly berayun tanpa halangan segera kuhujani dengan kecupan-kecupan pada kedua putingnya secara bergiliran dengan sesekali ku sedot dengan kuat hingga membuat Nelly Menggelinjang menhan gelid an nikmat. Gerakan Nellypun semakin liar mendapati serangan terhadap payudaranya hingga kepalanya semakin menengadah dan iapun lontarkan kepalanya ke kiri dan ke kanan membuat rambutnya semakin acak-acakan tak karuan, namun pemandangan itu semakin membuatku bernafsu untuk segera menuntaskan birahiku. Aku juga berusaha mengimbangi keliaran gerakan turun naiknya diatas pinggangku dengan cara mengangkat-angkat dan memiringkan pinggul serta memasukkan jari tanganku ke dalam liang anusnya hingga membuat Nelly semakin kelabakan menahan sensasi yang kutimbulkan.
"Huuhh.. aahh … Nell, nikmatss… sekali.. oohh, memekmuuhh oohh Nell… oohh goyang terus Nell….aahh ….. ahhh…Nelll….oohh",
"Yaahh ngg.. oohh sayang.. Kamu…suka…memekkuu…oohhh.. Kamu…sukaa…susuku… ayooo…sedoot terus susuku, ahhhh.." jerit Nelly sambil semakin meningkatkan goyangan pinggul dan pantatnya. Tangan Nelly menekan-nekan kepalaku kearah buah dadanya yang tersedot keras sementara penisku terus keluar masuk semakin lancar dalam liang vaginanya yang sudah terasa banjir dan amat becek itu. Puting susunya yang ternyata merupakan titik nikmatnya kugigit kecil hingga Nellypun berteriak kecil merintih menahan rasa nikmat yang sangat hebat, untung saja kamar tidur Soma terletak agak jauh dari ruang makan tersebut sehingga cukup jauh untuk mendengar teriakan-teriakan kami berdua. Puas memainkan kedua buah dadanya kedua tanganku meraih kepalanya dan menariknya kearah wajahku, sampai disitu mulut kami beradu, kami saling memainkan lidah dalam rongga mulut secara bergiliran. Setelah itu lidahku menjalar liar di pipinya naik karah kelopak matanya melumuri seluruh wajah cantik itu, dan menggigit daun telinganya. Genjotan pinggulnya semakin keras menghantam pangkal pahaku, penisku semakin terasa membentur dasar liang vagina itu. 

"oohh.. aa.. aahh.. aahh.. mmhh Enaksss sekaliii…. oohh nikmatss, Dick.. ooooh",
"Akuu..jughaa..Nelll…Ahhh…memekmuuhh nikmat sekaliiiee, yaahh iiyyaakkhh.. genjot yang keras Nell, ahhhh…, Nelll….oohh Nell…enaakk.. oohh Nelll…. oohh ", racauanku semakin tak terkendali semakin meningkatkan semangat Nelly dalam menggoyang pantatnya. Goyang pinggulnya yang sesekali memutar itu membuat seluruh permukaan penisku terasa membelai dinding bagian dalam kemaluannya. Tanganku yang tadi ada di atas kini beralih meremas bongkahan pantatnya yang bahenol itu. Setiap ia menekan ke bawah dan menghempaskan vaginanya tertusuk penisku, secara otomatis tanganku meremas keras bongkahan pantatnya. Secara reflek pula vaginanya menjepit dan berdenyut seperti menyedot batang penisku. Hanya sekitar empat menit setelah itu goyangan tubuh Nelly terasa menegang dan semakin liar, aku mengerti kalau itu adalah gejala orgasme yang akan segera diraihnya, oouuhh.. hingga akupun meningkatkan gerakanku agar mencapai puncak secara bersamaan dengan semakin mempercepat helaan pantatku menyambut setiap gerakan pantat Nelly.
"Dickkyyy.. aahh Aku…nggaa.. nggak… kuaat…. Lagii…Aahh…. Aahh…. Aahh…. oohh..Nikmats…sekalli..Dick…ahhhh…Dickyyyy….", Jerit Nelly
"Taahaan Nell.. Akuu..jughhaa ingginn…Nell…Tahaan…sayangg…Tunggu akuu…mmmngg.. ooh enaknya Nelll.. tahan Nelll.. Tahaann…sayangg….ahhhh." Tapi sia-sia saja, tubuh Nelly menegang kaku dengan kedua kakinya berkelojotan, Kedua matanya seakan terbalik menikmati nikmatnya puncak birahi yang baru diterimanya, tangannya mencengkeram erat di pundakku, dadanya menjauh dari mukaku hingga kedua telapak tanganku semakin leluasa memberikan remasan pada buah dadanya. Aku sadar sulitnya menahan orgasme itu, hingga akupun meremas keras susunya serta mengangkat pantatku tinggi-tinggi agar kontolku semakin menancap sedalam-dalamnya di meki Nelly agar memaksimalkan kenikmatan orgasme itu padanya.
"oo.. ngg.. aahh.. sayang sayang sayang sayaang ooh enaak akuu….kelauaar keluar keluar haah haah hhoohh oohh..", teriaknya panjang mengakhiri babak permainan itu. Aku merasakan jepitan vaginanya di sekeliling penisku mengeras dan terasa mencengkeram erat sekali, desiran zat cair kental terasa menyemprot di dalam liang vaginanya sampai beberapa detik kemudian ia mulai lemas dalam pelukanku. Kelojotan kaki dan ketegangan tubuhnya terasa menyesakkan dadaku dan dengusan nafasnya mendominasi suasana yang mendadak sepi . Kemudian bibir Nelly bergerak mengecup kembali keningku dengan mesra dan kedua tangannya menekan wajahku ke arah payudaranya hingga sekarang terasakan olehku gemuruh nafas yang cepat dari dadanya. Sejenak ia terdiam sambil mengatur nafasnya yang memburu cepat, sedangkan aku memasrahkan wajahku dalam dekapan kedua gunung kembarnya yang besar, sekal dan ranum. Setelah beberapa saat Nellypun angkat bicara
“Ahhh…Dickkyyy…nikmatsss…sekaliii…sayanggg….akuu…. ahhhh….nikmmatss…ahh” racau Nelly dengan suara sedikit parau. Aku hanya diam tak menjawab racauannya tersebut. Setelah sedikit tenang, Nellypun kembali menaik turunkan pantatnya secara perlahan-lahan sehingga menimbulkan sensasi gesekan yang luar biasa nikmat pada kontolku. Seperti tadi, meskipun jepitan pada kontolku sedikit mengendur, namun tetap saja memiliki rasa nikmat yang diberikan mekinya pada kontolku, maka dengan segera akupun mengikuti irama gerakannya. Tak sampai semenit, jepitan memeknya pada kontolku terasa kembali, dan itu membuatku semakin bersemangat dalam membantu menaik turunkan pantatnya agar semakin bergerak cepat karena aku merasakan rasa panas pada kepala kontolku semakin tak tertahankan sebagai pertanda birahiku akan segera tumpah. Nellypun mengerti keinginannku dengan semakin gencar dan lincah menggoyang pantat dan pinggulnya dengan berirama semakin cepat. Tak pelak lagi desahan dan racauan dari kami berdua kembali membahana di ruang makan tersebut.
Merasakan kontolku yang semakin memanas, dengan kasar kupegang buah pantat Nelly dengan erat untuk kemudian aku beranjak berdiri memangku tubuh Nelly. Nelly yang tubuhnya ku gendong, dengan segera mengalungkan kedua tangannya di leherku sebagai tempat berpegangan. Dan selanjutnya kembali kukocok kontolku di liang meki Nelly sambil memangku tubuhnya. Meskipun terasa berat,namun karena nafsu yang menyelimuti pikiranku, rasa berat itu terkalahkan oleh rasa nikmat yang ditimbulkan oleh gerakan mengocok kontolku di liang mekinya. Nelly merintih dan menjerit setiap menerima hunjaman kontolku di memeknya. Dengan posisi ini, Nelly merasakan hunjaman kontolku terasa memecah dan mengebor dinding vaginanya sehingga iapun turut membantuku dengan cara menaik turunkan tubuhnya sehingga bebanku terasa agak ringan dalam melakukan aktifitas. Selang beberapa saat, karena kurasakan berat, kududukkan tubuh Nelly di ujung meja makan hingga pantatnya berada di ujung meja. Kedua kakinya ia selipkan diantara pinggangku, untuk kemudian tanpa menungguku, ia langsung melakukan gerakan memutar pantat dan pinggulnya sehingga tanpa kuduga akupun meracau menahan nikmat…
“Ohh…Nellyy…kamu…memmmang…hebbbatss…sayaanggg….ahh hh…nikmat..sekali… memekmuu….ahhhh….Nellyyy…..ohhhhh….Nelllyyy….aahhh h….” mendengar racauanku bukan membuat Nelly berhenti, malah ia semakin mempercepat dan mempergencar putaran pantat dan pinggulnya sehingga kurasakan kontolku seakan dipijat dan dipelintir oleh benda lunak yang legit dan lembab.
"Akhh.." aku menjerit tertahan. Rupanya Nelly sangat senang dengan perilakuku.
"Enak Dick..?" bisiknya
"Kamu memmangg…hebbattss…Nelll.. Ohh" belum sempat aku menyelesaikan ucapanku Nelly kembali memutar pinggul dan pantatnya kuat-kuat hingga aku kewalahan menghadapinya. Saat itu aku tidak diberinya kesempatan sedikitpun oleh Nelly.
"Shh.. Oughh.. Terushh.. Nelll.. Arghh..!" Akupun semakin menggeram. Tanganku yang kokoh mencengkeram kedua pantat Nelly dan ikut membantu menggoyangnya. Gerakan kami semakin liar. Nafas kami pun semakin menderu. Cengkeraman tanganku semakin kuat terhadap pantat Nelly.
"Akhh.. Ohh.. Ter.. Rushh Nelll.. Ohh…sayaangg…ahhhh" aku menjerit merasakan ejakulasiku semakin dekat. Maka dengan segera kuhentikan putaran pinggul dan pantat Nelly untuk kemudian ku suruh kembali ia menungging menghadap meja makan. Nelly mengerti permintaanku yang akan segera melepaskan birahinya . Setelah mengatur posisi yang nyaman, kemudian kucucukkan batang kemaluanku di belahan memek Nelly dari belakang. Setelah tepat sasaran, Akupun mulai menekan pantatku hingga batang kemaluanku amblas tertelan lubang kemaluan Nelly. Untuk beberapa saat aku terdiam menikmati sensasi indahnya jepitan liang kemaluan Nelly. Dengan bertumpu pada kedua kakiku, akupun mulai menggenjot lubang kemaluan Nelly dari arah belakang. Kembali terdengar suara tepukan beradunya pantat Semok Nelly dengan pangkal pahaku yang semakin lama semakin cepat seiring dengan ayunan pantatku yang maju mundur. Kurang puas dengan jepitan liang Meki Nelly, kedua pahanya yang terbuka kemudian kukatupkan hingga kedua kakinya berada diantara kedua pahaku. Kembali akupun mengayunkan pantat maju mundur. Aku merasakan betapa jepitan liang kemaluan Nelly kian erat menjepit kontolku sehingga menimbulkan birahi yang semakin memuncak. Nellypun tidak tinggal diam, iapun dengan reflex menggerakkan pantatnya mengikuti gerakanku, sehingga penetrasi yang terjadi semakin dalam saja menembus liang terjauh mekinya. Meja makan itu seakan-akan ikut bergoyang seiring dengan ayunan batang kemaluanku yang menghunjam ke dalam liang kemaluan Nelly.
"Ugh.. Ugh.. Uhh.." Erangku saat memacu menggerakkan pantat menghunjamkan kemaluanku.
"Terushh.. Terushh sayang.. Terushh.. Ahh.." sambut Nelly memberi semangat. Kepala Nelly terdongak ke belakang, sementara aku tetap menggerakkan kontolku dalam jepitan liang kemaluan Nelly dan kini tubuhku sepenuhnya menindih Nelly. Kepala Nelly yang terdongak ke belakang langsung kudekap dan kulumat bibirnya sambil tetap menggoyangkan pantatku maju mundur. Nelly yang tahu aku semakin mendekati puncak kenikmatan ikut memutarkan pantatnya untuk meraih kenikmatan lebih banyak. Kami terus bergerak sambil saling berpagutan bibir dan saling mendorong lidah kami. "Ughh.. Ughh.." terdengar Nelly mendengus-dengus seperti kereta sedang menanjak. Aku pun semakin mempercepat gerakan pantatku dengan sesekali memberikan gerakan memutar pantat seperti gaya ngebor. Nafas kami semakin menderu saat Nellypun memberikan perlawanan yang sepadan terhadap gerakanku. Terasa Batang kemaluanku seperti dipilin dalam jepitan liang kemaluan Nelly yang sempit dan legit. Desakan-desakan kuat di dalam tubuh bagian bawah kami semakin menekan ingin segera keluar seiring dengan goyangan pantat Nelly yang semakin liar menyongsong sodokan batang kemaluanku.
"Teruss.. Nell.. Terusshh" aku mendesis-desis dan tanganku semakin kuat mencengkeram pantat Nelly membantu bergoyang semakin kencang. Kurasakan puncak kenikmatan birahiku akan segera tumpah sehingga akupun melakukan gerakan semakin cepat, keras dan agak kasar hingga Nelly sedikit meringis namun tetap menikmati setiap gerakanku malah ia memberikan semangat kepada agar lebih cepat lagi melakukan gerakan
“Ayoo saayaang.Ayoooo….keluarkan….birahimu….ayooo…cepppa tss…akuu..ingin..air manimu…ayooo….lebbbiihh ceppaatt…sayaaangg….aahhh….oohhh….” pinta Nelly
Mendengar permintaannya akupun semakin mempercepat lagi gerakanku hingga tumbukan pangkal pahaku dengan buah pantatnya semakin keras terdengar hingga pantat Nelly yang besar dan semok itupun semakin keras bergetar hingga membuat birahiku semakin mendekati puncak. Dan semenit kemudian, aku sudah tak mampu lagi menahan gelora birahiku yang terasakan sudah diambang kepala kontolku dan dengan segera akupun meminta ijin kepada Nelly
“Nell…akhuuu…maauuuhh…keeluuaarrr…. Ssaayaaang...arrgghh…Nelll…Akhuuu…” Jeritku merasakan getaran puncak birahiku semakin dekat
“Jangann…di dalammm…sayaangg…aku…ingin…manimu….di…muluttkuu…ay yooo..
Sayyanggg…cepppaattss…..” Pinta Nelly dengan semakin gencar memutar pantatnya
"Arghh.. Arghh.. Akhh.. Nelll…akuu….. Keluarhh….Sayangg…ahhh…Nikmatss...." akupun menggeram untuk kemudian segera mencabut kontolku dari memeknya sedang Nelly dengan segera bangkit dari nunggingnya dan berjongkok di depan kontolku. Tangan kanannya langsung memegang dan mengocok kontolku sebentar kemudian dimasukkannya kontolku ke dalam mulutnya, sedangkan tangan kirinya meraba kelentitnya dengan gesekan yang cepat. Akupun menekan pantatku ke depan sambil kedua tanganku memegang kepala Nelly. Dan diakhiri dengan amblasnya kontolku dimulut Nelly kurasakan batang batang kontolku mengedut-ngedut dalam kemotan mulut Nelly. Tubuhku bergetar hebat dan nafasku memburu menahan getaran nikmat, mataku memejam dan kepalaku tengadah menikmati semburan dan tembakan maniku di mulut Nelly. 

“Crat.. Crrtt.. Crutt.. Crtt.. Crott..Crettt…Croootsss!! Banyak sekali cairan spermaku yang tersembur, kurasakan tujuh kali kontolku menembakkan mani. Nelly yang tahu aku telah menembakkan spermanya, dengan sigap menelan setiap tembakan spermaku dengan lahap sambil semakin cepat mengocok kontolku sedangkan tangan kirinya tak henti-henti menggesek kelentitnya. Semburan spermaku masuk mulutnya dan sebagian lagi menuju wajahnya dan yang lainnya ia arahkan ke payudaranya yang besar dan sekal. Dari sensasi tembakan spermaku, ternyata iapun mencapai puncak birahinya kembali hingga matanya terlihat merem melek dan sedikit mendelik saat puncak itu datang kembali padanya. Dengan nafas yang masih terengah-engah aku menunduk dan mencium kening Nelly dengan mesra dan kemudian bibir kami saling berpagutan sesaat. Getaran tubuhku mulai sedikit mereda namun nafasku masih tak beraturan.
“Nelll.terimaa..kasihhh…sayyyanggg…akhuu…nikmaaatt ss…sekallli…aahhh..kamuu.. memmaang…hebbbatss…sayaanggg….Beruntung..Somaa..Me milikimu…Uhhh…”
Racauku sambil berusaha meredakan nafasku yang masih memburu. Nelly tersenyum manis mendengar racauanku dan menyela
“Kamuuu…jughhaa hebat….manimu rasanya enakk sekali….aku juga puas…sayang” jawab Nelly dengan manja. Kemudian ia berdiri dari jongkoknya dan bibirnya segera mencium bibirku. Kamipun berciuman dengan mesra dan saling berangkulan. Denting suara jam mengagetkan kami, dan kulihat waktu menunjukkan hampir pukul 2 dinihari.
Tak terasa permainan kami berlangsung sekitar lima belas menit, namun kenikmatan yang kami rasakan sangat lama dan menguras tenaga. Kamipun segera melepaskan ciuman dan pelukan untuk kemudian mengambil baju yang berserakan dilantai ruang makan dan memakainya kembali. Kamipun menuju kamar mandi untuk membersihkan kemaluan kami masing-masing. Dalam kamar mandi itu, Nafsuku naik lagi melihat bayangan tubuh Nelly yang membelakangiku sedang asyik membersihkan mekinya yang tadi habisku hajar. Pantatnya yang semok, besar dan padat sangat menggodaku hingga tanganku tak kuasa untuk meremasnya. Nelly sedikit terkejut, sambil memalingkan mukanya ia tersenyum. Akupun segera menghampirinya kembali bermaksud merangkulnya, namun kali ini dengan halus Nelly menolak..
“ Eiitss.... janji Cuma sekali khan? Jangan ah..nanti Soma keburu bangun…sebab jam 3 nanti ia akan berangkat ke Dumai mengejar pesawat jam 7…katanya..udah puass” jawab Nelly sambil menahan kedua tanganku.
“ Ohh..gitu..habiss…tubuhmu..apalagi pantatmu ini Nell, sangat menggodaku,..tadi kamu juga puaskan?” Jawabku sedikit kecewa sembari bertanya dan segera mengurungkan niatku untuk memeluknya. Aku bisa mengerti ketakutan dan alasan yang dikemukakannya, dan memang tadi aku hanya minta sekali padanya.
“ Puass sekali, tapi bukan berarti kita harus melakukannya lagi khan?” jawabnya dengan manja dan tanpa menghentikan tangannya membersihkan mekinya.
“ Ohh…jadi…kejadian tadi nggak akan terulang lagi dong?” tanyaku sambil mengambil sabun berniat menyabuni kontolku.
“ Ahh..kita liat aja nanti,OK!” jawabnya sambil membasuh mekinya dengan air. Selanjutnya iapun beranjak untuk keluar dari kamar mandi. Namun sebelum keluar,ia dengan mesra memegang kepalaku dan mengecup keningku sekali kemudian mencium bibirku. Belum sempat aku membalas, ia sudah melepaskan ciumannya dan segera beranjak keluar.
“ Udah malam, tidur sana..nanti bangunnya kesiangan lagi, Besok kamu ada acara khan?” Tanyanya
“Iya, mencari reseller buat pengembangan bisnis” jawabku
“ OK deh, selamat tidur ya, mimpi yang indah, uuumm ..muaahh” katanya sambil kiss bye di depanku dengan manjanya. Aku hanya tersenyum melihat tingkahnya. Dengan segera akupun menyelesaikan pekerjaanku tadi dan tak lama kemudian, akupun beranjak menuju kamar tamu yang telah disediakan Soma untuk beristirahat.
Dalam tiduranku, ku bayangkan kejadian yang barusan terjadi, dan baru sadar akan bahaya yang dapat ditimbulkan jika sewaktu-waktu saat itu Soma bangun dan memergoki kami, bisa celaka dua belas dech. Mungkin golok sudah melayang ke leherku saat itu, dan hancurlah pertemananku dengannya. Namun rasa itu segera hilang, bila kuingat kembali dahsyatnya permainan Nelly yang sangat memuaskanku, hingga tanpa sadar akupun tersenyum sendiri. Hanya saja aku kecewa dan menyalahkan diriku sendiri, kenapa pada saat itu aku bilang hanya sekali saja, coba kalau nggak bilang begitu, tentu dikamar mandi tadi aku bisa kembali menikmati tubuh Nelly. Ah..emang gue pikirin, yang penting aku sudah melampiaskan rasa birahi dan penasaranku kepada Nelly, dan Soma benar, Nelly memang wanita yang hangat dan liar jika bercinta. Dengan masih mengunakan kain sarung tanpa CD dan tanpa menggunakan selimut karena panasnya udara, akupun tertidur dengan nyenyak akibat rasa lelah dan senang yang baru saja kurasakan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar