Aku tinggal di kompleks perumahan
swasta di Bekasi. Suamiku termasuk orang yang super duper sibuk. Sebagai
arsitek gedung profesional, tugasnya boleh dibilang tidak normal dan tidak
kenal waktu. Walaupun aku tau dia sangat menyayangiku, bahkan mungkin sangat
memuja diriku, aku sangat kesepian. Aku sering sendiri dan banyak melamun
menghayal betapa nikmatnya dalam sepi itu bersama Mas Surya, begitu nama
suamiku, mengeloni aku. Saat-saat seperti itu membuat Nafsu Birahi ku naik. Dan
apabila aku nggak mampu menahan gairah Memek Ngentot ku, aku ambil buah ketimun
yang selalu tersedia di dapur. Aku melakukan masturbasi membayangkan Ngentot
dengan seorang lelaki, yang tidak selalu suamiku sendiri, hingga meraih
kepuasan.
Yang sering hadir dalam khayalan
seksualku justru Bapak Danu, Pak sekdes di kompleks itu. Walaupun usianya sudah
di atas 40 tahun, 12 tahun di atas suamiku dan 28 tahun di atas umurku, kalau
membayangkan Bapak Danu ini, aku bisa cepat meraih klimaks ku. Bahkan saat-saat
aku bersebadan dengan Mas Suryapun, tidak jarang khayalan seksku membayangkan
seakan Bapak Danulah yang sedang menggeluti aku. Aku nggak tahu kenapa. Tetapi
memang aku akui, selama ini aku selalu membayangkan Kontol lelaki yang gedee
banget. Nafsuku langsung melonjak kalau khayalanku nyampai ke sana. Dari
tampilan tubuhnya yang tetap kekar dan kokoh walaupun tua, aku bayangkan kontol
Bapak Danu juga kekar dan kokoh. Gede, panjang dan pasti tegar dilingkari
dengan urat-urat di sekeliling batangnya. Ooohh.., betapa nikmatnya dientot
kontol macam itu ..
Di kompleks itu, di antara ibu-ibu
atau istri-istri, aku merasa akulah yang paling cantik. Dengan usiaku yang 28
tahun, tinggi 158 cm dan berat 46 kg, orang-orang bilang tubuhku sintal banget.
Mereka bilang aku seperti Sarah Azhari, Artis Cewek Cantik Seksi Indonesia yang
binal adik dari Ayu Azhari bintang sinetron. Apalagi kalau aku sedang memakai
celana jeans dengan blus tipis yang membuat buah dadaku yang cukup besar
membayang. Hatiku selangit mendengar pujian mereka ini..
Pada suatu ketika, tetangga kami punya hajatan, menyunatkan anaknya. Biasa, kalau ada tetangga yang punya kerepotan, kami se-RT rame-rame membantu. Apa saja, ada yang di dapur, ada yang ngurus pelaminan, ada yang bikin hiasan atau menata makanan dan sebagainya. Aku biasanya selalu kebagian bikin pelaminan. Mereka tahu aku cukup berbakat seni untuk membuat dekorasi pelaminan itu. Mereka selalu puas dengan hasil karyaku.
Aku menggunakan bahan-bahan dekorasi yang biasanya aku beli di Pasar Kranji. Pagi itu ada beberapa bahan yang aku butuhkan belum tersedia. Di tengah banyak orang yang pada sibuk macam-macam itu, aku bilang pada Mbak Karti, yang punya hajatan, untuk membeli kekurangan itu.
Pada suatu ketika, tetangga kami punya hajatan, menyunatkan anaknya. Biasa, kalau ada tetangga yang punya kerepotan, kami se-RT rame-rame membantu. Apa saja, ada yang di dapur, ada yang ngurus pelaminan, ada yang bikin hiasan atau menata makanan dan sebagainya. Aku biasanya selalu kebagian bikin pelaminan. Mereka tahu aku cukup berbakat seni untuk membuat dekorasi pelaminan itu. Mereka selalu puas dengan hasil karyaku.
Aku menggunakan bahan-bahan dekorasi yang biasanya aku beli di Pasar Kranji. Pagi itu ada beberapa bahan yang aku butuhkan belum tersedia. Di tengah banyak orang yang pada sibuk macam-macam itu, aku bilang pada Mbak Karti, yang punya hajatan, untuk membeli kekurangan itu.
'Kebetulan Bu Dian, tuh Bapak Danu
mau ke Senen, mbonceng saja sama dia', Bu Kasno nyampaikan padaku sambil nunjuk
Bapak Danu yang nampak paling sibuk di antara bapak-bapak yang lain.
'Emangnya Bapak Danu mau cari apaan?, aku nanya.
'Inii, mau ke tukang tenda, milih bentuk tenda yang mau dipasang nanti sore. Sama sekalian sound systemnya', Bapak Danu yang terus sibuk menjawab tanpa menengok padaku.
'Iyaa deh, aku pulang bentar ya Bapak Danu, biar aku titip kunci rumah buat Mas Surya kalau pulang nanti'. Segalanya berjalan seperti air mengalir tanpa menjadikan perhatian pada orang-orang sibuk yang hadir disitu.
Sekitar 10 menit kemudian, dengan celana jeans dan blus kesukaanku, aku sudah duduk di bangku depan, mendampingi Bapak Danu yang nyopirin Inova nya. Udara AC di mobil Bapak Danu nyaman banget sesudah sepagi itu diterpa panasnya udara Jakarta. Pelan-pelan terdengar alunan dangdut dari radio Mara yang terdapat di mobil itu.
'Emangnya Bapak Danu mau cari apaan?, aku nanya.
'Inii, mau ke tukang tenda, milih bentuk tenda yang mau dipasang nanti sore. Sama sekalian sound systemnya', Bapak Danu yang terus sibuk menjawab tanpa menengok padaku.
'Iyaa deh, aku pulang bentar ya Bapak Danu, biar aku titip kunci rumah buat Mas Surya kalau pulang nanti'. Segalanya berjalan seperti air mengalir tanpa menjadikan perhatian pada orang-orang sibuk yang hadir disitu.
Sekitar 10 menit kemudian, dengan celana jeans dan blus kesukaanku, aku sudah duduk di bangku depan, mendampingi Bapak Danu yang nyopirin Inova nya. Udara AC di mobil Bapak Danu nyaman banget sesudah sepagi itu diterpa panasnya udara Jakarta. Pelan-pelan terdengar alunan dangdut dari radio Mara yang terdapat di mobil itu.
Saat itu aku jadi ingat kebiasaanku
mengkhayal. Dan sekarang ini aku berada dalam mobil hanya berdua dengan Bapak
Danu yang sering hadir sebagai obyek khayalanku dalam hubungan seksual. Tak
bisa kutahan, mataku melirik ke arah selangkangan di bawah kemudi mobilnya. Dia
pakai celana drill coklat muda. Aku lihat di arah pandanganku itu nampak
menggunung. Aku nggak tahu apakah hal itu biasa. Tetapi khayalanku membayangkan
itu mungkin kontolnya yang gede dan panjang.
Saat aku menelan ludahku
membayangkan apa di balik celana itu, tiba-tiba tangan Bapak Danu nyelonong
menepuk pahaku. 'Ibu Dian ini mau beli apaan? Di Keranji sebelah mana?', sambil
dia sertai pertanyaan ini dengan nada ke-bapak-an.
Dan aku bener-bener kaget lho. Aku nggak pernah membayangkan Pak sekdes ini kalau ngomong sambil meraba yang di ajak ngomong.
'Kertas emas dan hiasan dinding, Pak. Di sebelah toko mainan di pasar inpress ituu..', walaupun jantungku langsung berdegup kencang dan nafasku terasa sesak memburu, aku masih berusaha se-akan-akan tangan Bapak Danu di pahaku ini bukan hal yang aneh.
Tetapi rupanya Bapak Danu nggak berniat mengangkat lagi tangannya dari pahaku, bahkan ketika dia jawab balik, 'Ooo, yyaa.. aku tahu ..', tangannya kembali menepuk-nepuk dan digosok-gosokkanya pada pahaku seakan sentuhan bapak yang melindungi anaknya.
Dan aku bener-bener kaget lho. Aku nggak pernah membayangkan Pak sekdes ini kalau ngomong sambil meraba yang di ajak ngomong.
'Kertas emas dan hiasan dinding, Pak. Di sebelah toko mainan di pasar inpress ituu..', walaupun jantungku langsung berdegup kencang dan nafasku terasa sesak memburu, aku masih berusaha se-akan-akan tangan Bapak Danu di pahaku ini bukan hal yang aneh.
Tetapi rupanya Bapak Danu nggak berniat mengangkat lagi tangannya dari pahaku, bahkan ketika dia jawab balik, 'Ooo, yyaa.. aku tahu ..', tangannya kembali menepuk-nepuk dan digosok-gosokkanya pada pahaku seakan sentuhan bapak yang melindungi anaknya.
Ooouuiihh.. aku merasakan kegelian
yang sangat, aku merasakan desakan erotik, mengingat dia selalu menjadi obyek
khayalan seksualku. Dan saat Bapak Danu merabakan tangannya lebih ke atas
menuju pangkal pahaku, reaksi spontanku adalah menurunkan kembali ke bawah. Dia
ulangi lagi, dan aku kembali menurunkan. Dia ulangi lagi dan aku kembali
menurunkan. Anehnya aku hanya menurunkan, bukan menepisnya. Yang aku rasakan
adalah aku ingin tangan itu memang tidak diangkat dari pahaku. Hanya aku masih
belum siap untuk lebih jauh. Nafasku yang langsung tersengal dan jantungku yang
berdegap-degup kencang belum siap menghadapi kemungkinan yang lebih menjurus.
Bapak Danu mengalah. Tetapi bukan
mengalah bener-bener. Dia tidak lagi memaksakan tangannya untuk menggapai ke
pangkal pahaku, tetapi dia rubah. Tangan itu kini meremasi pahaku. Gelombang
nikmat erotik langsung menyergap aku. Aku mendesah tertahan. Aku lemes, tak
punya daya apa-apa kecuali membiarkan tangan Bapak Danu meremas pahaku. 'Dik
Maarr..', dia berbisik sambil menengok ke aku.
Tiba-tiba di depan melintas bajaj,
memotong jalan. Bapak Danu sedikit kaget. Otomatis tangannya melepas pahaku,
meraih presnelling dan melepas injakan gas. Kijang ini seperti terangguk.
Sedikit badanku terdorong ke depan. Selepas itu tangan Bapak Danu
dikonsentrasikan pada kemudi. Jalanan ke arah Senen yang macet membuat sopir
harus sering memindah presnelling, mengerem, menginjak gas dan mengatur kemudi.
Aku senderkan tubuhku ke jok. Aku nggak banyak ngomong. Aku kepingin tangan
Bapak Danu itu kembali ke pahaku. Kembali meremasi. Dan seandainya tangan itu
merangkak ke pangkal pahaku akan kubiarkan. Aku menjadi penuh disesaki dengan
birahi. Mataku kututup untuk bisa lebih menikmati apa yang barusan terjadi dan
membiarkan pikiranku mengkhayal.
Benar. Sesudah jalanan agak lancar, tangan Bapak Danu kembali ke pahaku. Aku benar-benar mendiamkannya. Aku merasakan kenikmatan jantungku yang terpacu dan nafasku yang menyesak dipenuhi rangsangan birahi. Langsung tangan Bapak Danu meremasi pahaku. Dan juga naik-naik ke pangkal pahaku. Tanganku menahan tangannya. Eeeii malahan ditangkapnya dan diremasinya. Dan aku pasrah. Aku merespon remasannya. Rasanya nikmat untuk menyerah pada kemauan Bapak Danu. Aku hanya menutup mata dengan tetap bersender di jok sambil remasan di tangan terus berlangsung.
Sekali aku nyeletuk,
'N'tar dilihat orang Pak',
'Ah, nggaakk mungkin, kacanya khan gelap. Orang nggak bisa melihat ke dalam', aku percaya dia.
Sesudah beberapa saat rupanya desakan birahi pada Bapak Danu juga menggelora,
'Sayang.. kita jalan-jalan dulu mau nggak?', dia berbisik ..
'Kemana..?', pertanyaanku yang aku sertai harapan hatiku ..
'Ada deh.. Pokoknya Sayang mau khan..'.
'Terserah Bapak Danu.., Tapinya n'tar ditungguin orang-orang .., n'tar orang-orang curiga .. lho'.
'Iyaa, jangan khawatirr.., paling lama sejamlah.', sambil Bapak Danu mengarahkan kemudinya ke tepi kanan mencari belokan ke arah balik. Aku nggak mau bertanya, mau ngapain 'sejam'??
Benar. Sesudah jalanan agak lancar, tangan Bapak Danu kembali ke pahaku. Aku benar-benar mendiamkannya. Aku merasakan kenikmatan jantungku yang terpacu dan nafasku yang menyesak dipenuhi rangsangan birahi. Langsung tangan Bapak Danu meremasi pahaku. Dan juga naik-naik ke pangkal pahaku. Tanganku menahan tangannya. Eeeii malahan ditangkapnya dan diremasinya. Dan aku pasrah. Aku merespon remasannya. Rasanya nikmat untuk menyerah pada kemauan Bapak Danu. Aku hanya menutup mata dengan tetap bersender di jok sambil remasan di tangan terus berlangsung.
Sekali aku nyeletuk,
'N'tar dilihat orang Pak',
'Ah, nggaakk mungkin, kacanya khan gelap. Orang nggak bisa melihat ke dalam', aku percaya dia.
Sesudah beberapa saat rupanya desakan birahi pada Bapak Danu juga menggelora,
'Sayang.. kita jalan-jalan dulu mau nggak?', dia berbisik ..
'Kemana..?', pertanyaanku yang aku sertai harapan hatiku ..
'Ada deh.. Pokoknya Sayang mau khan..'.
'Terserah Bapak Danu.., Tapinya n'tar ditungguin orang-orang .., n'tar orang-orang curiga .. lho'.
'Iyaa, jangan khawatirr.., paling lama sejamlah.', sambil Bapak Danu mengarahkan kemudinya ke tepi kanan mencari belokan ke arah balik. Aku nggak mau bertanya, mau ngapain 'sejam'??
Persis di bawah jembatan
penyeberangan dekat daerah Galur, Bapak Danu membalikkan mobilnya kembali
menuju arah Cempaka Putih. Ah.. Bapak Danu ini pasti sudah biasa begini.
Mungkin sama ibu-ibu atau istri-istri lainnya. Aku tetap bersandar di jok
sambil menutup mataku pura-pura tiduran. Dengan penuh gelora dan deg-degan
jantungku, aku menghadapi kenyataan bahwa beberapa saat lagi, mungkin hanya
dalam hitungan menit, akan mengalami saat-saat yang sangat menggetarkan.
Saat-saat seperti yang sering aku khayalkan. Aku nggak bisa lagi berpikir
jernih. Edan juga aku ini.., apa kekurangan Mas Surya, kenapa demikian mudah
aku menerima ajakan Bapak Danu ini. Bahkan sebelumnya khan belum pernah
sekalipun selama 8 tahun pernikahan aku disentuh apalagi digauli lelaki lain.
Yang aku rasakan sekarang ini
hanyalah aku merasa aman dekat Bapak Danu. Pasti dia akan menjagaku,
melindungiku. Pasti dia akan mengahadpi aku dengan halus dan lembut.
Bagaimanapun dia adalah Pak RT kami yang selama ini selalu mengayomi warganya.
Pasti dia nggak akan merusak citranya dengan perbuatan yang membuat aku sakit
atau terluka. Dan rasanya aku ingin banget bisa melayani dia yang selama ini
selalu jadi obyek khayalan seksualku. Biarlah dia bertindak sesuatu padaku
sepuasnya. Dan juga aku ingin merasakan bagaimana dia memuaskan aku pula sesuai
khayalanku.
Agu gemetar hebat. Tangan-tanganku gemetar. Lututku gemetar. Kepalaku terasa panas. Darah yang naik ke kekepalaku membuat seakan wajahku bengap. Dan semakin kesana, semakin aku nggak bisa mencabut persetujuanku atas ajakan 'jalan-jalan dulu' Bapak Danu ini.
Agu gemetar hebat. Tangan-tanganku gemetar. Lututku gemetar. Kepalaku terasa panas. Darah yang naik ke kekepalaku membuat seakan wajahku bengap. Dan semakin kesana, semakin aku nggak bisa mencabut persetujuanku atas ajakan 'jalan-jalan dulu' Bapak Danu ini.
Tiba-tiba mobil terasa membelok ke
sebuah tempat. Ketika aku membuka mata, aku lihat halaman yang asri penuh
pepohonan. Di depan mobil nampak seorang petugas berlarian menuntun Bapak Danu
menuju ke sebuah garasi yang terbuka. Dia acungkan tangannya agar Bapak Danu
langsung memasuki garasi berpintu rolling door itu, yang langsung ditutupnya
ketika mobil telah yakin berada di dalam garasi itu dengan benar. Sedikit
gelap. Ada cahaya kecil di depan. Ternyata lampu di atas sebuah pintu yang
tertutup. Woo.. aku agak panik sesaat. Tak ada jalan untuk mundur. Kemudian
kudengar Bapak Danu mematikan mesin mobilnya.
'Nyampai Sayang ..',
'Di mana ini Pak ..?', terus terang aku nggak tahu di mana tempat yang Bapak Danu mengajak aku ini. Tetapi aku yakin inilah jenis 'losmen' yang sering aku dengar dari temen-temen dalam obrolan-obrolan porno dalam arisan yang diselenggarakan ibu-ibu kompleks itu.
Bapak Danu tidak menjawab pertanyaanku, tetapi tangannya langsung menyeberang melewati pinggulku untuk meraih setelan jok tempat dudukku. Jok itu langsung bergerak ke bawah dengan aku tergolek di atasnya. Dan yang kurasakan berikutnya adalah bibir Bapak Danu yang langsung mencium mulutku dan melumat. Uh uh uh .. Aku tergagap sesaat.. sebelum aku membalas lumatannya. Kami saling melepas birahi. Aku merasakan lidahnya menyeruak ke rongga mulutku. Dan reflekku adalah mengisapnya. Lidah itu menari-nari di mulutku. Bau lelaki Bapak Danu menyergap hidungku. Beginilah rasanya bau lelaki macam Bapak Danu ini. Bau alami tanpa parfum sebagaimana yang sering dipakai Mas Surya. Bau Pak sekdes yang telah 41 tahun tetapi tetap memancarkan kelelakian yang selama ini selalu menyertai khayalanku saat masturbasi maupun saat aku disebadani Mas Surya. Bau yang bisa langsung menggebrak libidoku, sehingga nafsu birahiku lepas dengan liarnya saat ini..
'Di mana ini Pak ..?', terus terang aku nggak tahu di mana tempat yang Bapak Danu mengajak aku ini. Tetapi aku yakin inilah jenis 'losmen' yang sering aku dengar dari temen-temen dalam obrolan-obrolan porno dalam arisan yang diselenggarakan ibu-ibu kompleks itu.
Bapak Danu tidak menjawab pertanyaanku, tetapi tangannya langsung menyeberang melewati pinggulku untuk meraih setelan jok tempat dudukku. Jok itu langsung bergerak ke bawah dengan aku tergolek di atasnya. Dan yang kurasakan berikutnya adalah bibir Bapak Danu yang langsung mencium mulutku dan melumat. Uh uh uh .. Aku tergagap sesaat.. sebelum aku membalas lumatannya. Kami saling melepas birahi. Aku merasakan lidahnya menyeruak ke rongga mulutku. Dan reflekku adalah mengisapnya. Lidah itu menari-nari di mulutku. Bau lelaki Bapak Danu menyergap hidungku. Beginilah rasanya bau lelaki macam Bapak Danu ini. Bau alami tanpa parfum sebagaimana yang sering dipakai Mas Surya. Bau Pak sekdes yang telah 41 tahun tetapi tetap memancarkan kelelakian yang selama ini selalu menyertai khayalanku saat masturbasi maupun saat aku disebadani Mas Surya. Bau yang bisa langsung menggebrak libidoku, sehingga nafsu birahiku lepas dengan liarnya saat ini..
Sambil melumat, tangan-tangan Bapak
Danu juga merambah tubuhku. Jari-jarinya melepasi kancing-kancing blusku.
Kemudian kurasakan remasan jari kasar pada buah dadaku. Uuiihh .. tak
tertahankan. Aku menggelinjang. Menggeliat-geliat hingga pantatku naik-naik
dari jok yang aku dudukin disebabkan gelinjang nikmat yang dahsyat. Sekali lagi
aku merasa edaann .. aku digeluti Pak sekdes ku.
Bibir Bapak Danu melumatku, dan aku
menyambutnya dengan penuh kerelaan yang total. Akulah yang sesungguhnya
menantikan kesempatan macam ini dalam banyak khayalan-khayalan erotikku. Ohh ..
Bapak Danuo .. Tolongin akuu Bapakeee .. Puaskanlah menikmati tubuhkuu ..Paak,
.. semua ini untuk kamu Paak .. Aku hauss .. Paak .. Tulungi akuu Paakk.
'Kita turun nyok Sayang .., kita
masuk dulu ..', Bapak Danu menghentikan lumatannya dan mengajak aku memasuki
losmen ini.
Begitu masuk kudengar telpon berdering. Rupanya dari kantor losmen itu. Bapak Danu menanyakan aku mau minum apa, atau makanan apa yang aku inginkan yang bisa diantar oleh petugas losmen ke kamar. Aku terserah Bapak Danu saja. Aku sendiri buru-buru ke kamar kecil yang tersedia. Memek ku kebelet pengin kencing.
Saat kembali ke peraduan kulihat Bapak Danu sudah telentang di ranjang. Agak malu-malu aku masuk ke kamar tidur ini, apalagi setelah melihat sosok tubuh Bapak Danu itu. Dia menatapku dari ekor matanya, kemudian memanggil, 'Sini Sayang .. ', uh uh .. Omongan seperti itu .. masuk ketelingaku pada saat macam begini ..aku merasakan betapa sangat terangsang seluruh syaraf-syaraf libidoku. Aku, istri yang sama sekali belum pernah disentuh lelaki lain kecuali suamiku, hari ini dengan edannya berada di kamar losmen dengan seseorang, yaitu Bapak Danu, yang Pak RT kompleks rumahku, yang bahkan jauh lebih tua dari suamiku, bahkan hampir 2 kali usiaku sendiri. Dan panggilanya yang ..'Sini Sayang', itu .. terasa sangat erotis di telingaku.
Begitu masuk kudengar telpon berdering. Rupanya dari kantor losmen itu. Bapak Danu menanyakan aku mau minum apa, atau makanan apa yang aku inginkan yang bisa diantar oleh petugas losmen ke kamar. Aku terserah Bapak Danu saja. Aku sendiri buru-buru ke kamar kecil yang tersedia. Memek ku kebelet pengin kencing.
Saat kembali ke peraduan kulihat Bapak Danu sudah telentang di ranjang. Agak malu-malu aku masuk ke kamar tidur ini, apalagi setelah melihat sosok tubuh Bapak Danu itu. Dia menatapku dari ekor matanya, kemudian memanggil, 'Sini Sayang .. ', uh uh .. Omongan seperti itu .. masuk ketelingaku pada saat macam begini ..aku merasakan betapa sangat terangsang seluruh syaraf-syaraf libidoku. Aku, istri yang sama sekali belum pernah disentuh lelaki lain kecuali suamiku, hari ini dengan edannya berada di kamar losmen dengan seseorang, yaitu Bapak Danu, yang Pak RT kompleks rumahku, yang bahkan jauh lebih tua dari suamiku, bahkan hampir 2 kali usiaku sendiri. Dan panggilanya yang ..'Sini Sayang', itu .. terasa sangat erotis di telingaku.
Aku inilah yang disebut istri
nyeleweng. Aku inilah istri yang selingkuh..uh uh uh .. Kenapa begitu dahsyat
birahi yang melandaku kini. Birahi yang didongkrak oleh pengertiannya akan
makna selingkuh dan aku tetap melangkah ke dalamnya. Birahi yang dibakar oleh
pengertian nyeleweng dan aku terus saja melanggarnya. Uhh .. aku nggak mampu
menjawab semuanya kecuali rasa pasrah yang menjalar .. Dan saat aku rubuh ke
ranjang itu, yang kemudian dengan serta merta Bapak Danu menjemputku dengan
dekapan dan rengkuhan di dadanya, aku sudah benar-benar tenggelam dalam pesona
dahsyatnya istri yang nyeleweng dan selingkuh, yang menunggu saat-saat
lanjutannya yang akan dipenuhi kenikmatan dan gelinjang yang pasti sangat hebat
bagi istri penyeleweng pemula macam aku ini.
'Sayang .. Aku sudah lama merindukan Sayang ini. Setiap kali aku lihat itu gambar bintang film Sarah Azhari yang sangat mirip Sayang .. Hatiku selalu terbakar .. Kapann aku bisa merangkul Sayang macam ini ..'.
Bukan main ucapan Bapak Danu. Telingaku merasakan seperti tersiram air sejuk pegunungan. Berbunga-bunga mendengar pujian macam itu. Dan semakin membuat aku rela dan pasrah untuk digeluti Bapak Danu yang gagah ini. Bapak Danu..Kekasihkuu.. Dia balik dan tindih tubuhku.
'Sayang .. Aku sudah lama merindukan Sayang ini. Setiap kali aku lihat itu gambar bintang film Sarah Azhari yang sangat mirip Sayang .. Hatiku selalu terbakar .. Kapann aku bisa merangkul Sayang macam ini ..'.
Bukan main ucapan Bapak Danu. Telingaku merasakan seperti tersiram air sejuk pegunungan. Berbunga-bunga mendengar pujian macam itu. Dan semakin membuat aku rela dan pasrah untuk digeluti Bapak Danu yang gagah ini. Bapak Danu..Kekasihkuu.. Dia balik dan tindih tubuhku.
Dia langsung melahap mulutku yang
gelagapan kesulitan bernafas. Dia masukkan tangannya ke blusku. Dirangkulinya
tubuhku, ditekankannya bibirnya lebih menekan lagi. Disedotnya lidahku.
Disedotnya sekaligus juga ludahku. Sepertinya aku dijadikan minumannya. Dan
sungguh aku menikmati kegilaannya ini. Kemudian tangannya dia alihkan, meremasi
kedua susuku yang kemudian dilepaskannya pula. Ganti bibirnyalah yang menjemput
susuku dan puting-putingnya. Dia jilat dan sedotin habis-habisan. Dan yang
datang padaku adalah gelinjang dari saraf-sarafku yang meronta. Aku nggak mampu
menahan gelinjang ini kecuali dengan rintihan yang keluar dari mulutku
..Bapakeee ..Bapakeee .. Bapakeee ..ampun nikmattnya Bapakeee..
Tangannya yang lepas dari susuku
turun untuk meraih celana jeansku. Dilepasi kancing celanaku dan dibuka
resluitingnya. Tangannya yang besar dan kasar itu mendorongnya hingga celanaku
merosot ke paha. Kemudian tangan itu merogoh celana dalamku. Aaaiiuuhh.. tak
terperikan kenikmatan yang mendatangi aku. Aku tak mampu menahan getaran jiwa
dan ragaku. Saat-saat jari-jari kasar itu merabai bibir kemaluanku dan kemudian
meremasi kelentitku ..aku langsung melayang ke ruang angkasa tak bertepi.
Kenikmatan .. sejuta kenikmatan .. ah .. Selaksa juta kenikmatan Bapak Danu
berikan padaku lewat jari-jari kasarnya itu.
Jari-jari itu juga berusaha menusuk
lubang vaginaku. Aku rasakan ujungnya-unjungnya bermain di bibir lubang itu.
Cairan birahiku yang sudah menjalar sejak tadi dia toreh-toreh sebagai pelumas
untuk memudahkan masuknya jari-jarinya menembusi lubang itu. Dengan bibir yang
terus melumati susuku dan tangannya merangsek kemaluanku dengan jari-jarinya
yang terus dimainkan di bibir lubang vaginaku ..Ohh.. kenapa aku ini ..Ooohh..
Mas Surya .. maafkanlah akuu .. Ampunilahh .. istrimu yang nggak mampu mengelak
dari kenikmatan tak bertara ini .. ampunilah Mas Surya .. aku telah
menyelewengg .. aku nggak mampuu maass ..
Bapak Danu terus menggumuli tubuhku. Blusku yang sudah berantakan memudahkan dia merangsek ke ketiakku. Dia jilati dan sedoti ketiakku. Dia nampak sekali menikmati rintihan yang terus keluar dari bibirku. Dia nampaknya ingin memberikan sesuatu yang nggak pernah aku dapatkan dari suamiku. Sementara jari-jarinya terus menusuki lubang vaginaku. Dinding-dindingnya yang penuh saraf-saraf peka birahi dia kutik-kutik, hingga aku serasa kelenger kenikmatan. Dan tak terbendung lagi, cairan birahiku mengalir dengan derasnya.
Bapak Danu terus menggumuli tubuhku. Blusku yang sudah berantakan memudahkan dia merangsek ke ketiakku. Dia jilati dan sedoti ketiakku. Dia nampak sekali menikmati rintihan yang terus keluar dari bibirku. Dia nampaknya ingin memberikan sesuatu yang nggak pernah aku dapatkan dari suamiku. Sementara jari-jarinya terus menusuki lubang vaginaku. Dinding-dindingnya yang penuh saraf-saraf peka birahi dia kutik-kutik, hingga aku serasa kelenger kenikmatan. Dan tak terbendung lagi, cairan birahiku mengalir dengan derasnya.
Yang semula satu jari, kini
disusulkan lagi jari lainnya. Kenikmatan yang aku terimapun bertambah. Bapak
Danu tahu persis titik-titik kelemahan wanita. Jari-jarinya mengarah pada
G-spotku. Dan tak ayal lagi. Hanya dengan jilatan di ketiak dan kobokan
jari-jari di lubang vagina aku tergiring sampai titik dimana aku nggak mampu lagi
membendungnya. Untuk pertama kali disentuh lelaki yang bukan suamiku, Bapak
Danu berhasil membuatku orgasme.
Saat orgasme itu datang, kurangsek
balik Bapak Danu. Kepalanya kuraih dan kuremasi rambutnya. Kupeluk tubuhnya
erat-erat dan kuhunjamkan kukuku ke punggungnya. Aku nggak lagi memperhitungkan
bagaimana luka dan rasa sakit yang ditanggung Bapak Danu. Pahaku menjepit
tangannya, sementara pantatku mengangkat-angkat menjemputi tangan-tangan itu
agar jarinya lebih meruyak ke lubang vaginaku yang sedang menanggung kegatalan
birahi yang amat sangat. Tingkahku itu semua terus menerus diiringi racau
mulutku.
Dan saat orgasme itu memuncratkan
cairan birahiku aku berteriak histeris. Tangan-tanganku menjambret apa saja
yang bisa kuraih. Bantalan ranjang itu teraduk. Selimut tempat tidur itu
terangkat lepas dan terlempar ke lantai. Kakiku mengejang menahan kedutan
vaginaku yang memuntahkan spermaku. "Sperma" perempuan yang berupa
cairan-cairan bening yang keluar dari kemaluannya. Keringatku yang mengucur
deras mengalir ke mataku, ke pipiku, kebibirku. Kusibakkan rambutku untuk
mengurangi gerahnya tubuhku dalam kamar ber AC ini.
Saat telah reda, kurasakan tangan
Bapak Danu membelai rambutku yang basah sambil meniup-niup dengan penuh kasih
sayang. Uh .. Dia yang ngayomi aku. Dia eluskan tangannya, dia sisir rambutku
dengan jari-jarinya. Hawa dingin merasuki kepalaku. Dan akhirnya tubuhku juga
mulai merasai kembali sejuknya AC kamar losmen itu.
'Sayang, Sayang hebat banget yaa
hh.. Istirahat dulu yaa..?!, Saya ambilkan minum dulu ya ..', suara Bapak Danu
itu terasa menimbulkan rasa yang teduh. Aku nggak kuasa menjawabnya. Nafasku
masih ngos-ngosan. Aku nggak pernah menduga bahwa aku akan mendapatkan
kenikmatan sehebat ini. Kamar losmen ini telah menyaksikan bagaimana aku
mendapatkan kenikmatan yang pertama kalinya saat aku menyeleweng dari
kesetiaanku pada Mas Surya suamiku untuk disentuhi dan digumuli oleh Bapak
Danu, Pak sekdes kampungku, yang bahkan juga sering jadi lawan main
catur suamiku di saat-saat senggang. Mas Surya .. Ooohh .. maass ..maafkanlah
aakuu .. maass..
Sementara aku masih terlena di
ranjang dan menarik nafas panjang sesudah orgasmeku tadi, Bapak Danu terus
menciumi dan ngusel-uselkan hidungnya ke pinggulku, perutku. Bahkan lidah dan
bibirnya menjilati dan menyedoti keringatku. Tangannya tak henti-hentinya
merabai selangkanganku. Aku terdiam. Aku perlu mengembalikan staminaku. Mataku
memandangi langit-langit kamar losmen itu. Menembusi atapnya hingga ke
awang-awang. Kulihat Mas Surya sedang sibuk di depan meja gambarnya,
sebentar-sebentar stip Staedler-nya menghapus garis-garis potlod yang mungkin
disebabkan salah tarik.
Mungkin semua ini hanyalah soal
perlakuan. Hanyalah perlakuan Mas Surya yang sepanjang perkawinan kami tidak
sungguh-sungguh memperhatikan kebutuhan biologisku. Lihat saja Bapak Danu
barusan, hanya dengan lumatan bibirnya pada ketiakku dan kobokkan jari-jarinya
yang menari-nari di kemaluanku, telah mampu memberikan padaku kesempatan meraih
orgasmeku. Sementara kamu Mas, setiap kali kamu menggumuliku segalanya berjalan
terlampau cepat, seakan kamu diburu-buru oleh pekerjaanmu semata. Kamu peroleh
kepuasanmu demikian cepat.
Sementara saat nafsuku tiba dengan
menggelegak, Mas Surya sudah turun dari ranjang dengan alasan ada yang harus diselesaikan,
si anu sudang menunggu, atau si anu besok mau pergi dan sebagainya. Kamu
ternyata sekali sangat egois. Kamu biarkan aku tergeletak menunggu sesuatu yang
tak pernah datang. Menunggu Mas Surya yang hanya memikirkan kebutuhannya
sendiri. Yang aku nggak tahu kapan itu datangnya .. Sepertinya aku menunggu
Godotku .., menunggu sesuatu yang aku tahu nggak akan pernah datang padaku ..
'Sayangni capek ya ..', bisikkan
Bapak Danu membangunkan aku dari lamunan.
'Nggak Pak. Lagi narik napas saja .. Tadi koq nikmat banget yaa .., sedangkan Bapak Danu belum ngapa-apain padaku .. Bapakeee .. Bapak Danu juga hebat lhoo .. Baru di utik-utik saja aku sudah kelabakkan .. Hi hi hi ..', aku berusaha membesarkan hati Bapak Danu yang telah memberikan kepuasan tak terhingga ini.
'Nggak Pak. Lagi narik napas saja .. Tadi koq nikmat banget yaa .., sedangkan Bapak Danu belum ngapa-apain padaku .. Bapakeee .. Bapak Danu juga hebat lhoo .. Baru di utik-utik saja aku sudah kelabakkan .. Hi hi hi ..', aku berusaha membesarkan hati Bapak Danu yang telah memberikan kepuasan tak terhingga ini.
Rupanya Bapak Danu hanya ingin
nge-cek bahwa aku nggak tertidur. Dengan jawabanku tadi dengan penuh semangat
dia turun dari ranjang. Dia lepasin sendiri kemejanya, celana panjangnya dan
kemudian celana dalamnya. Baru pertama kali ini aku melihat lelaki lain
telanjang bulat di depanku selain Mas Surya suamiku. Wuuiihh .. aku sangat
tergetar menyaksikan tubuh Bapak Danu.
Pada usianya yang lebih dari 55
tahun itu, sungguh Bapak Danu memiliki tubuh yang sangat seksi bagi para wanita
yang memandangnya. Bahunya bidang. Lengannya kekar, dengan otot-otot yang
kokoh. Perutnya nggak nampak membesar, rata dengan otot-otot perut yang
kencang, seperti papan penggilasan. Bukit dadanya yang kokoh, dengan dua
putting susu besar kecoklatan, sangat menantang menunggu gigitan dan jilatan
perempuan-perempuan binal. Dari tampilan tubuhnya yang kekar dan macho ini, aku
lihat Bapak Danu adalah sosok penggemar olahraga yang fanatik. Otot-otot di
tubuhnya menunjukkan dia sukses berolahraga selama ini.
Pandanganku terus meluncur ke bawah.
Dan yang paling membuatku serasa pingsan adalah .. kontolnya .. Aku belum
pernah melihat kontol lelaki lain .. Kontol Bapak Danu sungguh-sungguh
merupakan kontol yang sangat mempesona dalam pandanganku saat ini. Kontol itu
besar, panjang, keras hingga nampak kepalanya berkilatan dan sangat indah.
Kepalanya yang tumpul seperti helm tentara Nazi, sungguh merupakan paduan
erotis dan powerful. Sangat menantang. Dengan sobekan lubang kencing yang gede,
kontol itu seakan menunggu mulut atau kemaluan para perempuan yang ingin
melahapnya.
Sesudah telanjang Bapak Danu juga
menarik pakaianku, celana jeansku yang sedari tadi masih di separoh kakiku,
kemudian blus serta kutangku dilepasnya. Kini aku dan Bapak Danu sama-sama
Bugil Abis. Bapak Danu rebah di antara pahaku. Dia langsung nyungsep di
selangkanganku. Lidahnya menjilati kemaluanku. Waduuiihh .. Ampunn .. Kenapa
cara begini ini nggak pernah aku dapatkan dari Mas Suryat ..
Lidah kasar Bapak Danu menusuk dan menjilati vaginaku. Bibir-bibir kemaluanku disedotinya. Ujung lidahnya berusaha menembusi lubang vaginaku. Pelan-pelan nafsuku terpancing kembali. Lidah yang menusuk lubang vaginaku itu membuat aku merasakan kegatalan yang hebat. Tanpa kusadari tanganku menyambar kepala Bapak Danu dan jariku meremasi kembali rambutnya sambil mengerang dan mendesah-desah untuk kenikmatan yang terus mengalir. Tanganku juga menekan-nekan kepala itu agar tenggelam lebih dalam ke selangkanganku yang makin dilanda kegatalan birahi yang sangat. Pantatku juga ikut naik-naik menjemput lidah di lubang vaginaku itu.
Lidah kasar Bapak Danu menusuk dan menjilati vaginaku. Bibir-bibir kemaluanku disedotinya. Ujung lidahnya berusaha menembusi lubang vaginaku. Pelan-pelan nafsuku terpancing kembali. Lidah yang menusuk lubang vaginaku itu membuat aku merasakan kegatalan yang hebat. Tanpa kusadari tanganku menyambar kepala Bapak Danu dan jariku meremasi kembali rambutnya sambil mengerang dan mendesah-desah untuk kenikmatan yang terus mengalir. Tanganku juga menekan-nekan kepala itu agar tenggelam lebih dalam ke selangkanganku yang makin dilanda kegatalan birahi yang sangat. Pantatku juga ikut naik-naik menjemput lidah di lubang vaginaku itu.
Tak lama kemudian, Bapak Danu
memindahkan dan mengangkat kakiku untuk ditumpangkan pada bahunya. Posisi
seperti itu merupakan posisi yang paling mudah bagi Bapak Danu maupun bagi aku.
Dengan sedikit tenaga aku bisa mendesak-desakkan kemaluanku ke mulut Bapak
Danu, dan sebaliknya Bapak Danu tidak kelelahan untuk terus menciumi
kemaluanku. Terdengar suara kecipak mulut Pak yang beradu dengan bibir
kemaluanku. Dan desahan Bapak Danu dalam merasakan nikmatnya kemaluanku tak
bisa disembunyikan.
Posisi ini membuat kegatalan
birahiku semakin tak terhingga hingga membuat aku menggeliat-geliat tak
tertahankan. Bapak Danu sibuk memegang erat-erat kedua pahaku yang dia panggul.
Aku tidak mampu berontak dari pegangannya. Dan sampai pada akhirnya dimana
Bapak Danu sendiri juga tidak tahan. Rintihan serta desahan nikmat yang keluar
dari mulutku merangsang nafsu birahi Bapak Danu tidak bisa terbendung.
Sesudah menurunkan kakiku, Bapak
Danu langsung merangkaki tubuhku. Digenggamnya kontolnya, diarahkan secara
tepat ke lubang kemaluanku. Aku sungguh sangat menunggu detik-detik ini.
Detik-detik dimana bagiku untuk pertama kalinya aku mengijinkan kontol orang
lain selain suamiku merambah dan menembus memekku. Seluruh tubuhku kembali
bergetar, seakan terlempar ke-awang-awang. Sendi-sendiku bergetar .. menunggu
kontol Bapak Danu menembus kemaluanku .. Aku hanya bisa pasrah .. Aku nggak
mampu lagi menghindar dari penyelewengan penuh nikmat ini .. Maafin aku Mas
Surya ..
Aku menjerit kecil saat kepala
tumpul yang bulat gede itu menyentuh dan langsung mendorong bibir vaginaku.
Rasa kejut saraf-saraf di bibir vaginaku langsung bereaksi. Saraf-saraf itu
menegang dan membuat lubang vaginaku menjadi menyempit. Dan akibatnya seakan
tidak mengijinkan kontol Bapak Danu itu menembusnya. Dan itu membuat aku
penasaran,
'Santai saja Mar, biar lemesan..',
terdengar samar-samar suara Bapak Danu di tengah deru hawa nafsuku yang
menyala-nyala.
'Bapakeee .. Bapakeee .. ayyoo .. Bapakeee tulungi saya Bapakeee .. Puas-puasin ya Bapakeee.. Saya serahin seluruh tubuh saya untuk Bapakeee ..', kedengerannya aku mengemis minta dikasihani.
'Iyaa Sayangr .. Sebentar yaa Sayangr ..', suara Bapak Danu yang juga diburu oleh nafsu birahinya sendiri.
'Bapakeee .. Bapakeee .. ayyoo .. Bapakeee tulungi saya Bapakeee .. Puas-puasin ya Bapakeee.. Saya serahin seluruh tubuh saya untuk Bapakeee ..', kedengerannya aku mengemis minta dikasihani.
'Iyaa Sayangr .. Sebentar yaa Sayangr ..', suara Bapak Danu yang juga diburu oleh nafsu birahinya sendiri.
Kepala helm tentara itu akhirnya
berhasil menguak gerbangnya. Bibir vaginaku menyerah dan merekah. Menyilahkan
kontol Bapak Danu menembusnya. Bahkan kini vaginakulah yang aktif menyedotnya,
agar seluruh batang kontol gede itu bisa dilahapnya.
Uuhh .. aku merasakan nikmat desakan
batang yang hangat panas memasuki lubang kemaluanku. Sesak. Penuh. Tak ada
ruang dan celah yang tersisa. Daging panas itu terus mendesak masuk. Rahimku
terasa disodok-sodoknya. Kontol itu akhirnya mentok di mulut rahimku. Terus
terang belum pernah se-umur-umurku rahimku ngrasain disentuh kontol Mas Surya.
Dengan sisa ruang yang longgar, kontol suamiku itu paling-paling menembus ke
vaginaku sampai tengahnya saja. Saat dia tarik maupun dia dorong aku tidak
merasakan sesak atau penuh seperti sesak dan penuhnya kontol Bapak Danu mengisi
rongga vaginaku saat ini.
Kemudian Bapak Danu mulai melakukan
pemompaan. Ditariknya pelan kemudian didorongnya. Ditariknya pelan kembali dan
kembali didorongnya. Begitu dia ulang-ulangi dengan frekewnsi yang makin sering
dan makin cepat. Dan aku mengimbangi secara reflek. Pantatku langsung pintar.
Saat Bapak Danu menarik kontolnya, pantatku juga menarik kecil sambil sedikit
ngebor. Dan saat Bapak Danu menusukkan kontolnya, pantatku cepat menjemputnya
disertai goyangan igelnya.
Demikian secara beruntun, semakin
cepat, semakin cepat, cepat, cepat, cepat, cepat, cepaatt ..ceppaatt.
Payudaraku bergoncang-goncang, rambutku terburai, keringatku, keringat Bapak
Danu mengalir dan berjatuhan di tubuh masing-masing, mataku dan mata Bapak Danu
sama-sama melihat keatas dengan menyisakan sedikit putih matanya. Goncangan
makin cepat itu juga membuat ranjang kokoh itu ikut berderak-derak. Lampu-lampu
nampak bergoyang, semakin kabur, kabur, kabur. Sementara rasa nikmat semakin
dominan. Seluruh gerak, suara, nafas, bunyi, desah dan rintih hanyalah nikmat
saja isinya.
'Diana .. Ayyoo.. Enakk nggak kontol
Bapake Yan, enak yaa.. enak Yan.. ayyoo bilangg enak mana sama kontol si Surya
.. Ayoo Yan enak mana sama kontol suamimu ayoo bilangg ayyoo enakan manaa ..',
Bapak Danu meracau.
'Bapakeee .. enhaakk.. Bapakeee.. Enhakk kontol Bapakeee .. Panjangg .. Uhh gedhee bangett .. Bapakeee.. Enakan kontol Bapak Danuo ..'.
'Bapakeee .. enhaakk.. Bapakeee.. Enhakk kontol Bapakeee .. Panjangg .. Uhh gedhee bangett .. Bapakeee.. Enakan kontol Bapak Danuo ..'.
Posisi nikmat ini berlangsung
bermenit-menit. Tanpa terasa pergumulan birahi ini sudah berjalan lebih dari 1
jam. Suasana erotis tampak sangat indah dan menonjol. Erangan dan desahan
erotik keluar bersahut-sahutan dar mulut kami. Kulihat tubuh kekar Bapak Danu
tampak berkilatan karena keringatnya. Dan hal itu membuat Bapak Danu jauh
terlihat seksi di mataku. Kulihat keringatnya mengalir dari lehernya, terus ke
dada bidangnya, dan akhirnya ke tonjolan otot di perutnya. Dengan gemas
kupermainkan putting susunya yang bekilatan itu. Kugigiti, kujilati,
kuremas-remas. Dan Bapak Danu yang merasakan itu, tambah buas gerakannya.
Sodokan kontolnya tambah kencang di memekku dan kurasakan tangan-tangannya yang
kasar merambahi payudaraku.
Pada akhirnya, setelah hampir 2 jam
kami bercinta, aku mendapat orgasmeku 2 kali secara berturut-turut. Itu yang
ibu-ibu sering sebut sebagai multi orgasme. Bukan mainn .. hanya dari Bapak
Danu aku bisa meraih multi orgasmeku inii .. Oohh Bapak Danuo.. terima kasihh
.. Bapak Danu mau memuaskan akuu.. Sekarangg ayoo .. Bapakeee biar aku yang
memuaskan kamuu .. 10 menit kemudian…
Dan kontol Bapak Danu aku rasakan berdenyut keras dan kuat sekali.. Kemudian menyusul denyut-denyut berikutnya. Pada setiap denyutan aku rasakan vaginaku sepertinya disemprot air kawah yang panas. Sperma Bapak Danu berkali-kali muntah di dalam vaginaku.
Dan kontol Bapak Danu aku rasakan berdenyut keras dan kuat sekali.. Kemudian menyusul denyut-denyut berikutnya. Pada setiap denyutan aku rasakan vaginaku sepertinya disemprot air kawah yang panas. Sperma Bapak Danu berkali-kali muntah di dalam vaginaku.
Uhh .. Aku jadi lemess bangett ..
Nggak pernah sebelumnya aku capek bersanggama. Kali ini seluruh urat-urat
tubuhku serasa di lolosi. Dengan telanjang bulat kami sama telentang di ranjang
losmen ini. Di sinilah akhirnya terjadi untuk pertama kalinya aku serahkan
nonokku beserta seluruh tubuhku kepada lelaki bukan suamiku, Bapak Danu. Dan
aku heran .. pada akhirnya.. tak ada rasa sesal sama sekali dari hatiku pada
Mas Surya. Aku sangat ikhlaskan apa yang telah aku serahkan pada Bapak Danu
tadi. Dan dalam kenyataan aku mendapatkan imbalan kepuasan dari Bapak Danu yang
sangat hebat.
Di losmen ini aku mengalami 3 kali
orgasme. Dua kali beruntun aku mengalami orgasme dalam satu kali persetubuhan
dan yang pertama sebelumnya, yang hanya dengan gumulan, ciuman dan jilatan
Bapak Danu di ketiakku sembari tangannya ngobok-obok kemaluanku aku bisa
mendapatkan orgasme yang sangat memberikan kepuasan pada libidoku. Hal itu
mungkin disebabkan karena adanya sensasi-sensasi yang timbul dari sikap penyelewengan
yang baru sekali ini aku lakukan. Yaa.. pada akirnya aku toh berhak
mendapatkannya .. tanpa menunggu Mas Surya yang sangat egois.
Sesungguhnya aku ingin tinggal lebih
lama lagi di tempat birahi ini, namun Bapak Danu mengingatkan bahwa waktu bernikmat-nikmat
yang pertama kali kami lakukan ini sudah cukup lama. Bapak Danu khawatir
orang-orang rumah menunggu dan bertanya-tanya. Bapak Danu mengajak selekasnya
kami meninggalkan tempat ini dan kembali menyelesaikan pekerjaan yang telah
kami sanggupi pada Mbak Karti dalam rangka membantu hajatannya.
Setelah kami mandi dan membersihkan
tanda-tanda yang kemungkinan mencurigakan, kami kembali ke jalanan. Ternyata
kemacetan jalan menuju ke Senen ini sangat parah di siang hari ini. Dengan
adanya pembangunan jembatan layang pada belokan jalan di Galur, antrean mobil
macet sudah terasa mulai dari pasar Cempaka Putih. Mobil Bapak Danu serasa
merangkak. Untung AC mobilnya cukup dingin sehingga panasnya Jakarta tidak
perlu kami rasakan.
Sepanjang kemacetan ini pikiranku
selalu kembali pada peristiwa yang barusan aku alami bersama Bapak Danu tadi.
Lelaki tua ini memang hebat. Dia sangat kalem dan tangguh. Dia sangat sabar dan
berpengalaman menguasai perempuan. Dialah yang terbukti telah memberikan padaku
kepuasan seksual. Paduan kesabaran, tampilan ototnya yang kekar, postur tegap
tubuhnya, serta kontol gedenya yang indah membuat aku langsung takluk secara
iklas padanya. Aku telah serahkan seluruh tubuhku padanya. Dan Bapak Danu tidak
sekedar menerimanya untuk kepentingannya sendiri, tetapi dia sekaligus
membuktikan bahwa kenikmatan hubungan seksual yang sebenar-benarnya adalah
apabila pihak lelaki dan pihak perempuannya bisa mendapatkan kepuasannya secara
adil dan setara. Dan aku merasakannya .. tapi .. Benar adilkah ..?
Ah .. pertanyaan itu tiba-tiba mengganguku. Tiba-tiba terlintas dalam pikiranku bahwa dari hubungan badan tadi, aku berhasil merasakan orgasmeku hingga 3 kali. Sementara Bapak Danu hanya mengeluarkan spermanya sekali saja. Artinya dia meraih kepuasan dalam hubungan seksual dengan aku tadi hanya sekali. Ahh ..adakah hal ini menjadi masalah untuk hubunganku dengan Bapak Danu selanjutnya ..? Kenapa dia banyak diam sejak keluar dari losmen tadi ..?
Aku menjadi gelisah, aku kasihan pada Bapak Danu apabila dia masih menyimpan dorongan birahinya. Apabila belum seluruh cairan birahinya secara tuntas tertumpah. Bukankah hal demikian itu bagi lelaki akan menimbulkan semacam kegelisahan ..? Apa yang harus aku lakukan ..??
Ah .. pertanyaan itu tiba-tiba mengganguku. Tiba-tiba terlintas dalam pikiranku bahwa dari hubungan badan tadi, aku berhasil merasakan orgasmeku hingga 3 kali. Sementara Bapak Danu hanya mengeluarkan spermanya sekali saja. Artinya dia meraih kepuasan dalam hubungan seksual dengan aku tadi hanya sekali. Ahh ..adakah hal ini menjadi masalah untuk hubunganku dengan Bapak Danu selanjutnya ..? Kenapa dia banyak diam sejak keluar dari losmen tadi ..?
Aku menjadi gelisah, aku kasihan pada Bapak Danu apabila dia masih menyimpan dorongan birahinya. Apabila belum seluruh cairan birahinya secara tuntas tertumpah. Bukankah hal demikian itu bagi lelaki akan menimbulkan semacam kegelisahan ..? Apa yang harus aku lakukan ..??
'Pak, tadi puas nggak Pak..?', aku memberanikan
diri untuk bertanya.
'Bukan main Sayang, aku sungguh sangat puas', begitu jawabnya.
Suatu jawaban yang sangat santun yang justru semakin besar kekhawatiranku. Jawaban macam itu pasti akan keluar dari setiap 'gentlemen'. Aku harus amati dari sudut yang lain. Kulihat dibawah kemudi Kijangnya. Nampak celananya masih menggunung. Artinya kontolnya masih ngaceng. Aku nekat. Kuraba saja tonjolan celananya itu.
Kontol nya koq masih ngaceng Pak? Masih pengin yaa?? Tadi masih mau lagi yaa??', sambil tanganku terus memijiti gundukkan itu. Dan terbukti semakin membesar dan mengeras.
Bapak Danu diam saja. Aku tahu pasti dia menikmati pijatanku ini. Aku teruskan. Tanganku meremasi, mengurut-urut.
'Hheehh ..Sayangr .. enak sekali tangan Sayangr yaa..'.
'Bukan main Sayang, aku sungguh sangat puas', begitu jawabnya.
Suatu jawaban yang sangat santun yang justru semakin besar kekhawatiranku. Jawaban macam itu pasti akan keluar dari setiap 'gentlemen'. Aku harus amati dari sudut yang lain. Kulihat dibawah kemudi Kijangnya. Nampak celananya masih menggunung. Artinya kontolnya masih ngaceng. Aku nekat. Kuraba saja tonjolan celananya itu.
Kontol nya koq masih ngaceng Pak? Masih pengin yaa?? Tadi masih mau lagi yaa??', sambil tanganku terus memijiti gundukkan itu. Dan terbukti semakin membesar dan mengeras.
Bapak Danu diam saja. Aku tahu pasti dia menikmati pijatanku ini. Aku teruskan. Tanganku meremasi, mengurut-urut.
'Hheehh ..Sayangr .. enak sekali tangan Sayangr yaa..'.
Biarlah, biarlah aku akan selalu
memberikan yang aku bisa. Dengan berbagai style, tanganku terus meremasi dan
mijit gundukkan kontol itu. Tetapi lama kelamaan justru tanganku sendiri makin
menikmati kenikmatan memijit-mijit itu. Dan semakin lama justru aku yang nyata
semakin kelimpungan. Aku kenang kembali kontol gede ini yang 40 menit yang lalu
masih menyesaki kemaluanku. Yang tanpa meninggalkan celah sedikitpun memenuhi
rongga vaginaku. Dan ujungnya ini yang untuk pertama kalinya bisa mentok ke
dinding rahimku.. ah nikmatnya ..
'Bapakeee.. Aku pengin lagii ..',
aku berbisik dengan setengah merintih.
'Kita cari waktu lagi Sayang .., gampang.., Sayang khan bisa bilang pada Mas Surya, mau ke Carrefour atau ke Mangga Dua cari barang apa.. gitu'.
'Iyaa siihh.. Boleh dibuka ya Pak. Aku pengin lihat lagi nih jagoan Pak ..', sambil aku melempar senyum serta melirikkan mataku ke Bapak Danu melihat reaksinya.
'Boleehh ..', dia jawab tanpa melihat ke aku, karena keramaian lalu lintas yang mengharuskan Bapak Danu berkonsentrasi.
Tanganku sigap. Pertama-tama kukendorkan dulu ikat pinggangnya. Kemudian kubuka kancing utamanya. Selanjutnya kuraih resluitingnya hingga nampak celana dalamya yang kebiruan. Di belakang celana dalam itu membayang alur daging sebesar pisang tanduk yang mengarah ke kanan. Oouu.. ini kali yang namanya stir kanan.. Kalau stir kiri, mengarahnya kekiri tentunya.
'Kita cari waktu lagi Sayang .., gampang.., Sayang khan bisa bilang pada Mas Surya, mau ke Carrefour atau ke Mangga Dua cari barang apa.. gitu'.
'Iyaa siihh.. Boleh dibuka ya Pak. Aku pengin lihat lagi nih jagoan Pak ..', sambil aku melempar senyum serta melirikkan mataku ke Bapak Danu melihat reaksinya.
'Boleehh ..', dia jawab tanpa melihat ke aku, karena keramaian lalu lintas yang mengharuskan Bapak Danu berkonsentrasi.
Tanganku sigap. Pertama-tama kukendorkan dulu ikat pinggangnya. Kemudian kubuka kancing utamanya. Selanjutnya kuraih resluitingnya hingga nampak celana dalamya yang kebiruan. Di belakang celana dalam itu membayang alur daging sebesar pisang tanduk yang mengarah ke kanan. Oouu.. ini kali yang namanya stir kanan.. Kalau stir kiri, mengarahnya kekiri tentunya.
Dengan tidak sabar kubetot kontol
Bapak Danu dari sarangnya. Melalui pinggiran kanan celana dalamnya, kontol
Bapak Danu mencuat keluar. Gede, panjang, kepalanya yang bulat berkilatan. Dan
pada ujung kepala itu ada secercah titik bening. Oooww ..baru sekarang aku
berkesempatan memperhatikan kontol ini dari jarak yang sangat dekat, bahkan
dalam genggamanku.
Rupanya precum Bapak Danu telah
terbit di ujung kepalanya. Precum itu muncul dari lubang kencingnya. Uuuhh ..
indahnyaa .. bisakah aku nggak bisa menahan diri ..??
'Bapak Danu pengin khan..??',
kembali aku berbisik.
'Heehh .. Sayang mau bantu Bapak Danu nih ..??', jawaban yang disertai pertanyaan balik.
'Gimana bantunya Pak.., berhenti duluu .. Cari tempat lagii .. Hayoo..', jawabanku enteng.
'Nggak begitu Sayang, kita nggak mungkin berhenti lagi. Ya ini khan macet nih jalanan. Maksudku, apakah .. eehh .. Sayang marah nggak kalau aku bilang ini ..??'.
'Nggak pa pa Pak, saya rela koq, dan saya pengin bantu bener-bener, Pak'.
'Sayang pernah mengisep punya Mas Surya khan?'.
'Ooo.. Kk.. kaalau ii.. ttuu terus terang aku belum pernah Pak.., kalau lihat punya Mas Surya rasanya aku geli gituu.. jijikk gituu ..'.
'Kalau lihat punya saya inii.?', dia terus mendesak dengan pertanyaan yang terus terang aku nggak bisa menjawab secara cepat.
'Heehh .. Sayang mau bantu Bapak Danu nih ..??', jawaban yang disertai pertanyaan balik.
'Gimana bantunya Pak.., berhenti duluu .. Cari tempat lagii .. Hayoo..', jawabanku enteng.
'Nggak begitu Sayang, kita nggak mungkin berhenti lagi. Ya ini khan macet nih jalanan. Maksudku, apakah .. eehh .. Sayang marah nggak kalau aku bilang ini ..??'.
'Nggak pa pa Pak, saya rela koq, dan saya pengin bantu bener-bener, Pak'.
'Sayang pernah mengisep punya Mas Surya khan?'.
'Ooo.. Kk.. kaalau ii.. ttuu terus terang aku belum pernah Pak.., kalau lihat punya Mas Surya rasanya aku geli gituu.. jijikk gituu ..'.
'Kalau lihat punya saya inii.?', dia terus mendesak dengan pertanyaan yang terus terang aku nggak bisa menjawab secara cepat.
Masalahnya aku dihadapkan pada
sesuatu hal yang bener-bener belum pernah aku lakukan, bahkan pun dalam
khayalan seksualku. Pasti yang Bapak Danu inginkan adalah aku mau mengisep-isep
kontolnya itu, yaa khan? Tapi aku juga berpikir cepat .. Tadi sewaktu di
losmen, Bapak Danu membenamkan wajahnya ke selangkanganku tanpa risah-risih.
Kemudian dijilatinya vaginaku, kelentitku, lubang kemaluanku. Dia juga menelan
cairan-cairan birahiku. Aku jadi ingat prinsip adil dan setara yang aku
sebutkan di atas tadi.
Mestinya aku yaa.. nggak usah
ragu-ragu untuk berlaku mengimbangi apa yang telah dilakukan Bapak Danu
padanya. Dia telah menjilati, menyedoti kemaluanku. Dan aku sangat menikmati
jilatan dahsyatnya. Dan sekarang Bapak Danu seakan menguji padaku. Bisakah aku
bertindak adil dan setara juga pada dia. Aku membayangkan kontol itu di mulutku
..
'Sayang, sperma itu sehat lhoo,
bersih, steril.. dan banyak vitaminnya. Itu dokter ahli lho yang ngomong.
Cobalah, kontol Bapak Danu ini pasti sedap kalau Sayang mengulumnya.. ', aku
sepertinya mendengar sebuah permohonan.
Aku kasihan juga pada Bapak Danu.
Mungkin dia sudah mengharapkan sejak awal jalan bersama dari rumah tadi.
Mungkin bahkan dia sudah mengharapkan jauh beberapa waktu yang lalu. Dan kini
saat aku sudah berada disampingnya harapan itu nggak terkabul. Ah, aku jadi iba
.. Kulihat kembali kontol indah Bapak Danu. Yaa.. benar-benar indah..apa
artinya indah itu .. Kalau memang itu indah ..sudah semestinya kalau aku
menyukainya ..dan kalau aku menyukainya .. mestinya aku nggak jijik ataupun
geli .. Dan lihat precum itu.. Juga indah khan, bening, murni, dan mungkin juga
wangi ..dan asin .. Dan.. Banyak lho yang sangat menyukainya .., menjilatinya,
meminumnya ..
Tahu-tahu aku sudah merunduk,
mendekatkan wajahku, mendekatkan bibirku ke kontol Bapak Danu yang indah itu.
Dan tanpa banyak tanya lagi aku telah mengambil keputusan .. Ah,.. ujung
lidahku kini menyentuh, menjilat dan merasakan lendir lembut dan bening milik
Bapak Danu. Yaahh .. asinnya yang begitu lembutt..
'Dik Maarr .. Uhh enakk bangett sihh ..', kepalaku dielus-elusnya. Dan dia sibakkan rambutku agar tidak menggangu keasyikanku. Dan selanjutnya dengan penuh semangat aku mengkulum kontol Bapak Danu di mobil yang sempit itu. Kemudian Bapak Danu sedikit memundurkan tempat duduknya.
'Sayangr .. Terus Sayangr .. Kamu pinter banget siihh .. uuhh Sayangr..', aku terus memompa dengan lembut. Banyak kali aku mengeluarkan kepala itu dari mulutku.. Aku menjilati tepi-tepinya .. Pada pangkal kepala ada alur semacam cincin atau bingkai yang mengelilingi kepala itu. Dan sobekan lubang kencingnya itu .. kujilati habis-habisan ..
'Marr.. enak bangett .. akau mau keluar nihh Sayangr .. Aku mau keluar nihh ..', aku tidak menghiraukan kata-katanya, mungkin maksudnya peringatan untukku, jangan sampai air maninya tumpah di mulutku. Dia masih khawatir bahwa mungkin aku belum bisa menerimanya.
'Dik Maarr .. Uhh enakk bangett sihh ..', kepalaku dielus-elusnya. Dan dia sibakkan rambutku agar tidak menggangu keasyikanku. Dan selanjutnya dengan penuh semangat aku mengkulum kontol Bapak Danu di mobil yang sempit itu. Kemudian Bapak Danu sedikit memundurkan tempat duduknya.
'Sayangr .. Terus Sayangr .. Kamu pinter banget siihh .. uuhh Sayangr..', aku terus memompa dengan lembut. Banyak kali aku mengeluarkan kepala itu dari mulutku.. Aku menjilati tepi-tepinya .. Pada pangkal kepala ada alur semacam cincin atau bingkai yang mengelilingi kepala itu. Dan sobekan lubang kencingnya itu .. kujilati habis-habisan ..
'Marr.. enak bangett .. akau mau keluar nihh Sayangr .. Aku mau keluar nihh ..', aku tidak menghiraukan kata-katanya, mungkin maksudnya peringatan untukku, jangan sampai air maninya tumpah di mulutku. Dia masih khawatir bahwa mungkin aku belum bisa menerimanya.
Tetapi apa yang terjadi padaku kini
sudah langsung berbalik 180 derajat. Rasanya justru aku kini yang
merindukannya. Dan aku memang merindukannya. Aku pengin banget merasakan sperma
seorang lelaki langsung tumpah dari kontolnya langsung ke mulutku. Dan lelaki
itu adalah Bapak Danu, yang bukan suamiku sendiri. Aku terus menjilati,
menyedoti. Batangnya, pangkalnya, pelernya, sejauh bisa bibir atau lidahku
meraihnya, disebabkan tempat yang sempit ini, semua bagian kontolnya itu aku
rambah dengan mulutku.
Dan pengalaman pertama itu akhirnya
hadir. Saat mulutku mengkulum batangan gede panjang milik Bapak Danu itu, aku
rasakan kembali ada kedutan besar dan kuat. Kedutan itu kemudian disusul dengan
kedutan-kedutan berikutnya. Kalau yang aku rasakan di losmen tadi kedutan-kedutan
kontol Bapak Danu dalam lubang vaginaku, sekarang hal itu aku rasakan di rongga
mulutku. Kontol Bapak Danu memuntahkan laharnya. Cairan, atau tepatnya lendir
yang hangat panas nyemprot langit-langit rongga mulutku. Sperma Bapak Danu
tumpah memenuhi mulutku. Entah berapa kali kedutan tadi. Tetapi sperma dalam
mulutku ini nggak sempat aku telan seluruhnya karena saking banyaknya.
Sperma Bapak Danu berleleran di
pipiku, daguku, bahkan juga ke kening dan rambut panjangku. Kontol Bapak Danu
masih berkedut-kedut saat kukeluarkan dari mulutku. Dan aku raih kembali untuk
kuurut-urut agar semua sperma yang tersisa bisa terkuras keluar. Mulutku
langsung menyedotinya. Sekali lagi, pengalaman pertama nyeleweng ini
benar-benar memberiku daftar panjang hal-hal baru yang sangat sensasional
bagiku. Dan aku makin merasa pasti, hal-hal itu nggak mungkin aku dapatkan dari
Mas Surya, suamiku tercinta.
Sesuai rencana, aku diturunkan di
Pasar Senen oleh Bapak Danu. Sungguh aku keberatan untuk perpisahan ini.
Kugenggam tangannya erat-erat, untuk menunjukkan betapa besarnya arti Bapak
Danu bagiku. Aku berjalan dengan gontai saat menuju toko kertas dekorasi itu.
Saat aku turun dari taksi sesampai
di rumah, Mbak Karti nampak cemberut. Aku biarkan. Pada temen yang lain aku bilang
banyak bahan yang aku cari stoknya habis sehingga aku menunggu cukup lama. Di
ujung jalan sana kulihat mobil Kijang Bapak Danu. Mungkin sudah lama lebih
dahulu nyampai di kompleks. Orang-orang pemasang tenda dan pengatur sound
system sudah mulai melaksanakan tugasnya. 2 jam lagi acara akan dimulai.
Aku pamit pulang sebentar, untuk
menengok rumah. Mas Surya belum pulang. Aku mandi lagi sambil mengenang
peristiwa indah yang kualami sekitar 2,5 jam yang lalu. Saat sabunku menyentuh
kemaluanku, masih tersisa rasa pedih pada bibirnya. Mungkin jembut Bapak Danu
tersangkut saat kontolnya keluar masuk menembus memekku. Dan itu biasanya
menimbulkan luka kecil yang terasa pedih pada bibir vaginaku saat terkena sabun
seperti ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar