Senin, 06 Agustus 2012

reuniku asmaraku

Suatu hari kami mengadakan reuni dengan teman-teman SMA satu kelas
kami dulu. Reuni disepakati tidak dalam bentuk seperti biasanya,
yaitu di sekolah ataupun di gedung. Tapi reuni ini dilakukan di
daerah pantai Pangandaran. Jumlah kami keseluruhan satu kelas
mencapai 40 orang. Kami mencarter bis dari tempat mangkal kami di
suatu sekolah di daerah jawa barat menuju ke Pangandaran, meskipun ada juga
yang membawa kendaraan pribadi. Lama perjalanan sekitar 4-5 Jam.
Sesampainya di pangandaran, kami menyewa rumah-rumah penduduk yang
memang sangat banyak disewakan di Pangandaran.
Perlu di ketahui kami pergi hanya sendiri ,karena suamiku sibuk dengan pekerja’annya dan anak-anakku pun tak ikut,jadi aku bias leluasa tuk ber nostalgia bareng teman-teman lama ku

Singkat cerita Kami telah sampai di Pangandaran, dan menyewa sekitar
10 rumah dan tiap rumah diisi 4 orang. Karena jumlah wanita ada 14
orang, maka ada 2 orang wanita yang serumah dengan pria. Kebetulan
semua sudah menempati kamarnya masing-masing, karena aku, haryos
Linda, dan Sandra yang naik mobil Katanaku yang datang terlambat
menempati rumah yang sama. Rumah yang kami tempati ukurannya sekitar
9 X 6 meter dengan 2 kamar tidur. Ada sebuah ruang tamu, kamar mandi,
dan dapur. Rumahnya cukup bagus untuk ukuran di daerah ini. Berlantai
keramik putih, dan terlihat bersih terawat dan ada sebuah TV di ruang
tamu.

haryos dan aku adalah teman akrab sejak SMA, tetapi sekarang haryos
kerja di jakarta, dan aku di kampung.
Sedangkan Linda dan Sandra juga
kerja di Jakarta. Linda merupakan salah satu bunga sekolah di SMA
kami dulu. Meskipun satu kelas, aku tidak begitu akrab dengan Linda
waktu SMA dulu. Singkat kata, Jam 17.00 kami semua kumpul di pantai
Pangandaran untuk mengenang kembali masa-masa SMA dulu. Ada yang
bermain sepak bola, volley, dan ada juga yang duduk membicarakan dan
menggosipkan teman SMA-nya dulu. Sedangkan Linda aku lihat malahan
duduk menyendiri di pasir. Sepertinya ada sesuatu yang dipikirkan.

Sebenarnya aku sejak kelas 2 SMA punya hubungan pada haryos, dan pernah
berhubung sampai lulus sekolah, dia kini sudah menikah dengan wanita di Jakarta 2 tahun yang lalu.
"Eh... kenapa melamun sendirian... entar kesambet setan loh!" kataku
sambil duduk di pasir di samping haryos. Dia pun hanya tersenyum
simpul.
"Eh... Denny, iya nih... lagi pusing", katanya.
"Emang pusing kenapa?" kataku. Eh dia tidak menjawab, malah memandang
jauh ke lautan. Kitakan lagi asyik reuni an har ‘kenapa pusing ,seharusnya senang dong ‘kataku sambil duduk di samping haryos
Tak lama kemudian terlihat teman-teman berfoto bersama di pantai.
"Hei Denn... Linda... jangan pacaran ajaa... ke sini", kata handy.
"Yo... Lin... ke sana", kataku sambil memberikan sapu tanganku
kepadanya. Kami pun foto bersama untuk kenang-kenangan di latar
belakangi oleh warna merah kekuningan dari langit di garis cakrawala.

Setelah acara selesai kami pun kembali ke kamar masing-masing.
ke kamar. Pukul 8 malam kami pun makan malam dengan lauk yang telah
disiapkan oleh seksi konsumsi.
Kemudian haryos kembali lagi ke kamar
dan begitu juga Sandra dan Handy. Jam 10 malam aku terbangun karena
suara ngorok teman sekamarku, Handy, yang begitu ribut. Aku pergi ke
ruang tamu dan melihat televisi. Wah nggak ada cerita yang bagus tapi
karena nggak ada hiburan yang lain, dengan terpaksa kutonton juga
acara televisi tersebut.

Jam 10.30 malam tiba-tiba haryos terbangun dan duduk di sebelahku
dengan mata masih sembab.
"Belum tidur har?" tanyaku.
"Iya nih belum ngantuk... lagi pusing", jawabnya.
"Pusing kenapa emang?" tanyaku.
haryos terlihat ragu-ragu dan diam. Tak lama kemudian dia pun
berbicara.
"Yuk Den... aku mau ngomong, tapi jangan di sini", katanya. Wah malam
sudah gelap begini mau berbicara di mana kalau nggak di sini, pikirku.
"Ok deh... yuk keluar..." kataku.

Aku pun pergi keluar dengan haryos dengan mobilnya tanpa tujuan yang
pasti. pergi tanpa arah tujuan dan akhirnya kuhentikan di
bawah pohon kelapa di pasir dekat pantai. haryos masih terdiam seribu
bahasa, tapi akhirnya dia berkata.
"Gini Denn... aku lagi bingung banget", katanya.
Dia terdiam lagi. Soalnya bicara sambil.termenung
"Aku sebentar lagi mau cerai sama istriku", katanya sambil
membenamkan wajahnya ke bahu kiriku. Kubiarkan dia menyalurkan
emosinya. Akhirnya dia melanjutkan lagi.
"Yang kupikirkan cuma anakku yang berumur 1 tahun dan masih lucu-
lucunya."
Aku sudah tidak teratur lagi didekap oleh haryos, tapi aku kuat-
kuatkan imanku. Tapi nonokku tidak mau kompromi nih udah mulai basah.

haryos sekarang tidak lagi menunduk di dadaku, malah mencium-cium
buah dadaku. Aku sih kuat-kuatkan biar tidak terbawa. Maklum saja haryos
sudah diangguri selama 4 bulan oleh istrinya. Malahan sekarang dia menuju ke
wajahku dan bibirnya menyentuh bibirku. Aku masih mencoba bertahan.
Akhirnya aku tidak tahan juga, kusambut bibir haryos dengan pagutan
yang lebih dahsyat. Akhirnya lidah kami membelit satu sama lain di
salam mulut seperti dua ekor ular sedang bergumul. Kami pun pindah ke
belakang yang agak lega. Tahukan mobilnya ruangannya agak sempit .
jadi  kursinya  yang depan bisa ditekuk jadinya bisa rada leluasa.

Kemudian tangan haryos ke arah belakang leherku dan tangannya mulai
membuka kaosku. Diapun lantas  melepas tali BHku jadi lebih mudah.
Tangannya mengusapkan ke atas bukit kembarku dengan elusan-elusan yang
penuh penghayatan. Aku di raba-raba putingnya dan sedikit-sedikit
dipelintir-pelintir. Tanganku yang satu memegangi punggungnya dan
kami masih berciuman kemudian dia merebahkanku ke kursi dan dia jongkok
di bawahku. Sempit sekali memang, tapi kalau sudah nafsu jadi luas
rasanya. Kemudian dia menjilati pusarku hanya... "Aahh... ooo... hhh...
ohh", yang terdengar dari mulutku yang merasakan nikmat sentuhan-sentuhan haryos yang sekian lama kunantikan.

Kuturunkan celananya kupelorotkan juga celana dalamnya,....dan ternyata ...ohhh sungguh besar sekali senjata haryos itu.. Kemudian dia taruh kedua kakinya ke
atas pundakku dan dia mulai mempermainkan liang kewanitaanku....sungguh nikmat sekali dia . raba-raba permukaan kewanitaanku dengan tangannya dan tekanan-tekanan yang
khusus. Desahannya semakin menjadi-jadi, "Ahhsss... Den... ohh...."
Kemudian dia menggosok-gosok belahan Labianku dan dia pun semakin mengerang
kenikmatan. Kemudian kumasukkan dia masukkan jari tengahnya ke dalam lubang
vaginaku dan menyentuh seonggok daging yang disebut klitoris dan
dia sentil-sentil dengan ujung jari. "haryosss... ahhh... ohhh...
terruuss.." terasa lembab ruangan di dalam lubang kemaluanku karena aku begitu terangsang dan terasa basah. diapun tambah frekuensi memainkan klitorisku dan aku pun sudah tidak tahan lagi dalam birahi yang sudah memuncak.

"Ooohhh... haryossss... ahhh..." sambil dia agak mengejang. Sepertinya
aku sudah klimaks. Gila, cepat benar aku klimaks padahal permainan belum di mulai. T.
Langsung aaja kubuka jeansnya. Susah sekali ternyata membuka celana
di dalam mobil. Kubuka cuma sampai lutut dan aku keluarkan batang
kemaluannya yang sudah tegak 45 derajat. Aku langsung duduk di
sebelahnya dan kemudian aku disuruh duduk di atas batang
kemaluannya. Agaknya dia sudah benar-benar kehausan. .

Akhirnya batang kemaluannya pun habis ditelan liang kenikmatanku.
Saat dimasukkan sepertinya aku merasakan tusukan yang sangat dahsyat sekali ,karena senjata haryos memang benar benar besar,akupun dibuat kelabakan , sehingga
terasa liang kenikmatanku menjepit dan mengurut-urut batang
kemaluanya. Aku sih merasa semakin enak saja. Setelah itu dia mulai
mengambil inisiatif naik turun. "Ohh... ahh... shhh... yess...
ouhhh..." jeritku sambil memegang-megang kepala, takut kalau
kepalanya menyentuh kap mobil. Mobil pun ikut bergoyang-goyang. Wah
gawat nih kalau ketahuan orang, pikirku.

Setelah 10 menit acara naik kuda maka haryospun pun mendesah, "Dennn...
sshh... akuu... kkell... iimmm... aaksshhh... ohhhsss..." terasa
semburan air menerpa kepala batang kemaluannya. Kubiarkan batang
kemaluannya masih tertancap di dalam nonokku. Terasa lagi remasan-remasan
klimaks liang kemaluanku. Akhirnya haryos pun mencabut batang
kemaluannya dari liang vaginaku. "Wah Denn kamu hebatt... belum apa-
apa", katanya memujiku. Sepertinya dia sangat kelelahan. Dia pun
berpakaian kembali. Aku tentu saja tidak sewot diperlakukan seperti itu.
Ada sesuatu yang harus diselesaikan nih, pikirku.

"yos turun yuk!" kataku dan dia pun menurut.
Sesampainya di kap depan mobil. Aku di sergap oleh haryos. Kedua tanganku
ditaruh di atas kap mesin dalam posisi menunging. Dia menurunkan celana
trainingku selutut dan dimengeluarkan senjatanya yang masih berdiri dari
celana lewat retsleting..

"Ahh... yos... apa-apaan nih", protes ku.
Aku diam saja. Langsung dia menusuk liang kemaluanku dengan senjatanya.
"Ooohh... haryossss... shh... ahhh... ohhh..." jeritku menahan nikmat oleh tusukan senjata itu.  "Biar impas", bisiknya ke telingaku.
Setelah sekitar 5 menit aku pun menjerit, "haryossss... aku...
laggii... ohhhss... akkhh..." Wah aku pun klimaks lagi. Langsung saja
aliran spermanya yang sudah di kepala batang kemaluannya juga tidak mau
kompromi. Dengan semakin menambah frekuensi genjotan akhirnya
menyemprotlah semua air mani ke dalam liang kemaluanku. "Oohh...
aku... jugaaa... ssshh..."kata haryoss sembari memuncratkan spermanya,akupun langsung menjilati sperma haryos yang belepotan itu,ohhh ....sungguh kenangan lama yang hampir punah itu kini tumbuh kembali dengan gelora asmara yang membara....impian yang dulu belum terwujud kini menjadi kenyata’an bisa berdua bersama haryos ku dengan sejuta kenikmatan yang telah dia berikan kepadaku ,andai waktu yang bergulir itu tetap diam ,aku takkan beranjak kemasa depan biarlah kebersama’an ini terus bisa kunikmati dengan gelora asmara yang membara....ternyata reuni itu sungguh nikmat .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar